WARNING!!
*Beberapa adegan sedikit membingungkan, jadi maafkan imajinasi liarku ini 😂."Ya sudah thanks ya guys, nanti kalau aku sempat aku kabari kalian lagi," jawab Daniel sambil terburu-buru meninggalkan mereka dari belakang.
Tiang & Rafli's PoV
"Kamu nyadar gak sih Li, si Daniel tuh lama-lama seperti menjauh gitu?"
"Nyadar banget ogh lur, sudah lama sekali dia gak ikut nongkrong bareng. Hmm... sudah lama aku ingin rambutku kembali diusap-usap seperti dulu."
"Segitunya yak kamu pengin rambutmu diusap-usap hahaha?"
"Sstt.... jangan berisik. Kalau ada yang tahu, tamat deh riwayat aku!"
"Aowkaowk iya .. iyaa," tawa Tiang.
"Hfftt.. jadi inget dulu," sela Rafli.
"Dulu apa Li?" Ssrruup... (Tiang sedang meminum es teh sebenarnya haha)
"Kamu inget gak waktu si Daniel lagi marah ngambek gitu terus dia ngajak aku gulat kecil-kecilan diatas matras saat semester 1 dulu?"
"Ahh iya itu!! Cuma gegara dia kalah satu nilai skor sama kamu yak waktu penilaian seni rupa haha."
"Dan dia langsung menarik rambutku kuat-kuat dari depan hingga aku terjatuh ke atas matras lalu aku membalas menjambak rambut pirang dia," ucap si Rafli tersenyum.
"Hahaha aku ingat masing-masing dari kalian sampai membawa helai rmbut masing-masing. Entah kenapa ngakak ngelihat kalian gulat kayak cewek."
"Aowkaowk.. jujur, aku masih nyimpen rambut keemasan dia lho!!"
"Hah?!? Seriusan? Buat apaan? Dia sendiri sudah buang rambut kau lho ya?!?"
"Ssttt... bilangin jangan berisik!"
"Ups maaf, ehe"
"Aku hanya iseng kok. Ntar kayaknya aku mau ketemuan sama Daniel lagi deh. Akan kujambak dia kalau masih berontak lagi!"
"Sa.. santai aja dong lur ! Kamu serem jadinya wkwk "
"Aokwoakw serius amat hidup lu Tiang2!! Kocak dah!!"
(Tiang)
-__________________-Sorenya, si Tiang dan Rafli berjalan ke arah kelas Daniel sekalian menunggu Daniel keluar dari kelas prodi-nya. Dilihatnya si Dilla sedang berusaha berbicara biasa saja dengan Daniel namun Dilla kelihatan banget sedang blushing.
"Eh ... Tiang! Lihat situ deh!!" kata Rafli sambil menghentikan langkah Tiang.
"Eh sembunyi gobel!" sahut Tiang langsung menjambak rambut tebal Rafli dari belakang, menuju ke dinding sebelah.
"Aduh!! Aduh!"
"Ssst!! Sori-sori! Kalau kita berisik, kita tidak bisa lihat mereka kan?"
"Haduh ... iya iya! Sakit tahu!!"
"Ehehehe.."
Rafli dan Tiang hanya bisa tertawa cekikikan bareng dibalik samping ruangan sebelah. Kelihatan juga si Daniel hanya bisa tertawa kecil sambil menerima sebuah surat.
Daniel langsung terlihat blushing sampai sengaja menurunkan poninya untuk menutup mukanya. Rafli dan Tiang berusaha mendengarkan namun karena si Tiang salah gerak, membuat keduanya terjatuh.
"Aduh... sembunyi yg bener dong Tiang gede!!!"
"Sori lur tidak sengaja ehe .."
Si Dilla sontak langsung blushing sepenuhnya hingga kelihatan hampir pingsan, lalu segera berterimakasih kepada Daniel karena mau menerimanya dan langsung lari.
"Eh .. Dilla tungguin!!" teriak Daniel.
Terlambat si Dilla sudah naik lift kebawah.Penuh amarah, si Daniel langsung mendatangi Rafli dan Tiang. Sasarannya sudah jelas yaitu Rafli. Karena dulu baik Daniel dan Rafli sudah pernah bergulat dengan Tiang namun sama-sama kalah dan terjadilah gulat jambak-jambakan antara Daniel dan Rafli. Kali ini hal itu akan terulang kembali.
"Waduh .. lindungi aku dong Tiang!"
"Diih.. ogah pergi-pergi sana!!"
Melesat bagai petir, Daniel langsung muncul begitu saja dibelakang Rafli yang bersembunyi dibelakang Tiang. Rafli sedikit terkejut, namun terlambat.
Daniel langsung memasukkan tangannya disela-sela rambut tebal Rafli, mencengkeramnya, menggenggam sebesar tangan lalu menariknya kuat-kuat hingga Rafli terjatuh ke lantai.
"Duh.. sakit Dan!!" jerit Rafli sambil memegang tangan Daniel yang masih menjambak rambut hitam tebalnya.
"Sekali-kali kayaknya perlu kucukur deh tuh rambut. Membuatku iri saja," balas Daniel menatapnya tajam.
"Waduh .. Sudah-sudah, cukup Dan! Kasihan Rafli!" kata si Tiang sambil melepaskan genggaman Daniel dari rambut Rafli.
"Aduhh .. rambut pirang keemasaanmu kan justru lebih bagus sih Dan. Lagian kamu kok semarah itu sih?"
Kata si Rafli sambil mengusap-usap rambut tebalnya yang berantakan. Sesekali si Tiang mengusap-usap rambutnya juga. Sepertinya si Rafli bakalan benjol besar.
"Kalian ini.. aku tahu kalian akan mengabariku. Tapi bisa sabar sedikit gak sih?"
"Dilla baru saja akan membicarakan tugas kelompoknya denganku, lalu dia memberikanku ini. Surat yang selalu ingin dia kirim kepadaku namun tertahan karena dia tidak tahu dimana aku berada." lanjut si Daniel sambil menunjukkan surat pink bertuliskan "From : Dilla, For : Daniel, my bbbff."
Rafli dan si Tiang saling pandang. Lalu tertawa secara bersama-samaan.
"Aowkaowk baru aja dapet surat cinta nih!?""Gak nyangka orang kayak lu ada yang seneng Dan!"
Sontak, si Daniel menjambak Rafli lagi dan memukul kepala Tiang.
"Aduh...!!" jawab Rafli dan Tiang hampir bebarengan."Kalian ini mikirnya udah macem-macem. Dilla tuh sohib aku waktu masih SD. Kami kepisah gara-gara aku pindah bareng ortuku. Dia gak bisa ngirim aku surat soalnya dia gak tahu aku pergi kemana. Dan sekarang, karena kita satu kampus, dia mau sekalian ngasih surat yang dulu dia simpan sejak masih SD. Gitu ya guys," lanjut Daniel sambil mengacungkan tinjunya.
"Ba-baik boss!"
"Bagus," jawab Daniel sambil mengusap-usap rambut hitam tebal Rafli dan menepuk-nepuk pundak Tiang, yang saking tingginya walaupun sedang dalam posisi duduk sekalipun, hampir menyamai Daniel yang membungkuk.
"Ya sudah, ayo kita pulang, sudah hampir malem juga!" ajak Tiang.
"Skuy!!" jawab Daniel dan Rafli bebarengan. Lalu, mereka berjalan sambil mencengkeram bahu masing-masing (termasuk si tinggi Tiang).
Mereka pun berjalan beriringan menuju lift dan turun menuju tempat parkir.Halo guys wkwk 🤪 Sori telat update wkwk.
Gimana ceritanya? 🤣
Seru gak aowkaowk
Kalau ada krisan, apa aja deh. Comment aja hehe 😁
Jangan lupa vote ya hehe
Terimakasih 😚🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Rash
RandomHidup itu bukan hanya soal menjalani, tetapi juga soal menerima dan berjuang disetiap langkah. Tidak perlu merasa sendirian, karena bila menoleh kebelakang, ada orang lain yang peduli pada kita. ••• •isinya rada absurd. Beberapa adegan mungkin unik...