Menelisik sejarah yang sebagian dari diri sendiri.
-AftoDi dalam lab pun telah berdiri beberapa guru yang akan memberinya penjelasan.
"Ara, kamu ditunjuk lagi untuk mengikutinya olimpiade Matematika. Sudah di dispensasi dan langsung latihan soal saja." Jelas pak Nur pada Ara. Ara pun menjawab dengan anggukan.
"Pak, saya ijin ambil tas dulu ya" ijin Ara dengan sopan. Pak Nur pun mengijinkannya dan meminta Ara agar segera kembali.
Ara pun dengan cepat mengambil tasnya yang berada di kelas 12 IPA 1. Ia tak ditemani temannya lagi karena mereka ke kantin. Tak sampai 5 menit, Ara telah keluar kelas sembari membawa tasnya yang tak terlalu besar juga tak terlalu kecil. Sejenak, ia membuka hpnya jikalau ada notifikasi. Tepat saat Ara mematikan HP-nya, benda itu berbunyi menandakan ada pesan masuk.
From: 0895*********
Pulsek gue tunggu di rooftop-Y
Ara hanya melihat pesan itu dan diabaikannya. Mungkin hanya orang gajelas. Ia langsung melanjutkan langkahnya menuju lab.kom yang tadi sempat tertunda.
Sesampainya di lab, ia langsung menuju salah satu komputer yang tengah dinyalakan oleh guru TIKnya. Tasnya ia letakkan di kursi sebelah yang kosong.
"Nanti cari sendiri aja ya Ra" kata pak Dave. "Pak, ada temennya kan saya?" Tanya Ara yang langsung diangguki oleh pak Dave. "10 menit lagi Uka kesini." Ucap pak Dave yang langsung berlalu dari lab.kom 1.
Tak lama setelah pak Dave pergi, seorang memasuki ruang lab.kom dengan santai. "Ara ya?" Tanya orang itu. Ara hanya menggumam dan menoleh ke asal suara. "Uka?" Kata Ara memastikan. "Tepatnya Satria Astungkara" ucap Uka yang langsung duduk di bilik komputer belakang Ara.
"Udah sampe mana Ra?" Tanya Uka melihat ke monitornya Ara. "Liat aja" jawab Ara singkat.
Uka hanya melirik monitornya Ara dan segera membereskan alat tulisnya. "Udahan dulu Ra, udah bel dari tadi" kata Uka sambil bersiap pulang. "Bentar, aku save dulu" jawab Ara yang sedang menyimpan jawabannya.
Setelah keduanya selesai, mereka pamit pada pak Dave dan pak Nur yang masih di ruang kurikulum. Sambil berjalan ke kurikulum, mereka ngobrol sejenak untuk menghilangkan stress karena soal.
Tanpa mereka sadari pula, ada seorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Harusnya yang disamping kamu itu aku.
Batin orang itu dengan wajah sinis.***
Ara dan Uka tak segera pulang, mereka mampir dulu ke caffe depan sekolah. Karena harga yang terjangkau, tempatnya pun nyaman dan cocok untuk nongkrong.
Mereka disini bukan untuk nongkrong ga jelas, tapi untuk membahas tugas. Tentunya hanya berdua karena Bila dan Kila sudah pulang dari tadi.
"Jadi ini caranya gini................ nahh, gitu. Paham ga?" Jelas Ara pada Uka yang masih agak belum mengerti salah satu soal yang tadi dikerjakan. Uka hanya mengangguk paham akan apa yang dijelaskan Ara.
"Belajarnya dahan dulu ya Ra. Suntuk nih sama soal terus." Pinta Uka sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Mereka pun menyudahi pembahasan soal-soal dan mulai beranjak dari bangku yang sedari tadi dipakai.
Setelah membayar makanan yang telah mereka makan tadi, mereka pulang kerumah masing-masing masih dengan beban soal-soal yang belum dikerjakan.
Sesampainya Ara dirumahnya, ia segera menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri yang terasa lengket sedari pulang sekolah tadi. Tak lupa untuk mendownload soal-soal yang tadi diberikan pak Nur dan Bu Ambar lewat email.
Tanpa terasa, malam pun datang membawa kegelapan yang disinari oleh bulan. Ara kini sedang menikmati makanan yang dibuatnya sendiri tanpa ditemani seorangpun. Ayah dan Mama nya yang masih tugas di Aceh membuat Ara jauh dari orang tua. Kakaknya juga yang sedang menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian tak dapat selalu pulang.
Setelah makanan Ara habis, ia membersihkannya dan kembali ke kamar untuk mengedit ceritanya yang akan dikirimkan ke penerbit. Di sela-sela kesibukannya mengedit, ia membuka handphonenya yang sedari tadi terdapat notifikasi.
Dibukanya satu persatu dari pesan Mama
Mom💕
Ejiii, Minggu depan Mama sama Ayah pulang. Sekalian kakakmu ib, kita liburan yaaa.Me
Oke mom💕. Next week aku jemput mom yaaa. Love you😘Mom💕
Oke Ji, love you too 😘Setelah membalas pesan Mama, Ara membuka pesan dari grup chatnya
On room chat
We are people
Kilkill Wazzuuppp epribadeee
Zarya Apaansihh. Brisik
Billla Wazap ma broo
Araeji
Pada ngapain sih! Makan sana!Zarya santuy dong Bu boss
Kilkill Kaya ga tau Ara aja
Billla Iya tuhh, makannya jangan brisik!
Zarya Yyyy, udah lah. Gue pamit tidur. Bay😒
Room chat off
Chat dari grup yang memang absurd itu membuat mood Ara membaik. Ia mematikan handphonenya dan melanjutkan mengedit. Tak lama kemudian ia sudah beranjak dari meja belajarnya dan menuju ke kamar mandi untuk cuci tangan dan ritual sebelum tidur lainnya.
Tak lama kemudian, ia sudah berbaring di atas kasur yang amat dicintainya itu. Tak butuh waktu lama, ia telah menyelami alam mimpi.
TBC
Minal aidzin wal Faidzin ya temen-temen semuaaa. Mohon maaf lahir batin. Maaf kalau ceritaku yang ini jarang up karena sibuk pekerjaan rumah juga terhambat sinyal pas di kampung.
So, now i'm update the chapter.
Dan ini suasana kampung Kakek nenek pas lebaran.
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT SOMETHING -hiat-
General FictionAku ingin pulang namun tidak bersama anumerta