Jangan lupa untuk vote dan commentnya kalau tertarik.
Happy Reading
Alvin mengepalkan tangannya. "Liat aja lo David. Gue bakal bales lo."
-~-
"Lis ikut gue bentar."
Lis kaget mendengar ucapan David. David yang biasanya menggunakan aku-kamu, sekarang mengubahnya.
Lis hanya menurut dan berjalan mengikuti David yang membawanya ke taman belakang.
"Ada apa?" tanya Lis dengan perasaan tidak enak.
"Kita putus," ucap David santai sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Lis kaget. "Ma-maksud kamu apa?" tanya Lis berusaha menahan air matanya.
"Gue bilang, kita putus. Udah ya gue mau ke dalam dulu. Dingin." David melangkahkan kakinya.
"AKU GAK NGERTI!" teriak Lis dengan mata yang berkaca-kaca.
David menghentikan langkahnya dan kembali menghadap Lis. "Gak usah lebay deh. Gitu aja harus teriak. Berisik."
Lis menatap David. "Alasannya... apa?"
"Lo yakin mau denger?" tanya David sambil memandang Lis malas.
Lis menganggukkan kepala perlahan.
"Ok. Alasannya karna gue udah bosen sama lo. Udah muak gue liat muka lo. Gue mau cari yang baru. Lo udah gak menarik. Selain itu lo juga sukanya sama Alvin kan? Itu buat gue makin jijik liat lo. Puas? Udah ya gue ngantuk. Bye," ucap David santai lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
Setetes air mata jatuh dari kedua bola matanya membasahi pipinya. Lis menahan pergelangan tangan David. "Berengsek!" bentak Lis menampar pipi David.
David menatap sinis Lis dan menggenggam pergelangan tangan Lis erat hingga terdapat bercak merah. "Lo berani nampar gue?! Hahaha, lo itu hanya salah satu dari sampah-sampah gue sebelumnya. Jangan sok berani kalau lo masih sayang nyawa lo sendiri. Dasar cewek murahan." David melepaskan genggamannya dan pergi meninggalkan Lis yang sudah menangis terisak.
-~-
Senin ini dipenuhi aura tidak menyenangkan diruang makan saat ini. Anna yang tiba-tiba menjadi diam. Alvin yang menatap Anna sejak tadi. Lis dengan muka suramnya. Sedangkan David tetap santai seperti biasanya sambil melahap makanannya.
Keisa menatap mereka satu-persatu dengan tatapan heran. "Sebenarnya apa yang gue lewatin sih?" tanyanya kesal.
Tidak ada yang merespon pertanyaan Keisa sama sekali. Hal itu makin membuatnya kesal. "David, yang lain kenapa sih?" tanyanya pada David yang duduk didepannya.
David mengedikkan bahunya. "Gak tau. Lagi badmood mungkin. Udahlah makan aja."
Keisa mendengus kesal mendengar jawaban David. Dia pun melanjutkan acara makannya.
Tiba-tiba Lis bangkit dari duduknya. "Gue duluan ya. Supir gue udah jemput."
Keisa mendongak kaget. "Lo mau pulang? Kenapa gak bareng aja. Lo juga bisa dianterin David."
"Kita udah putus. Ngapain gue harus ngantar dia. Buang waktu."
Ucapan David membuat yang lain menatapnya kaget kecuali Lis yang menunduk sambil mengepalkan tangannya.
David menatap santai mereka. "Kenapa? Ada yang salah?"
Mereka memandang David tidak percaya. Dengan gampangnya David bilang hal itu didepan Lis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [HIATUS]
Teen Fiction"Maksud lo apa huh?!" teriak seorang perempuan tomboy. "Lo budek? Atau tuli? Anna Gabriel, gue bilangin sekali lagi. Lo harus putusin adek gue. Gara-gara pacaran sama lo, adek gue dapat banyak masalah di sekolah," ucap laki-laki yang sedang bersama...