Chapter 13 : This Is My Fault

30 4 0
                                    

>>AUTHOR POV<<

Suasana dapur yang awalnya ramai, hening seketika saat mendengar pemberitahuan itu. Semua siswi yang awalnya menunggu menjadi kalang kabut dan kabur secepat mungkin dari Dining Hall, mengetahui hampir semua pekerja dapur sudah tertular. "Pantas saja ada bau aneh tadi.", "iya, kukira bau makanan basi, tapi ternyata..", "itu bau mayat, dasar! Jangan samakan bau makanan dengan bau mayat.", gerutu Fheeya yang melihat kekonyolan Athena dan Ella. "Yah, jadi kita tidak sarapan, dong. Aku lapar sekali.", keluh Athena. Gadis itu suka sekali makan, alasannya ia tidak akan bisa hidup tanpa makanan. Dan ia tidak pernah melewatkan satu momen pun jadwal makan, meskipun datang terlambat ia akan berusaha membujuk pekerja dapur untuk meminta jatah makannya.

"Sudahlah, kita ke kantin saja.", usul Ella. "Jajanan di kantin tidak akan nikmat tanpa sarapan pagi.", sanggah Athena dengan wajah memelasnya, ia mengerucutkan bibirnya. "Hei, kau mau tertular juga? Kalau mau makan saja sana sendirian.", usir Fheeya geram. "Tidak! Aku mau makanannya bukan virusnya.", ujar Athena. "Ya, ya.. Terserah.", kata Fheeya pasrah. Ella yang melihat itu hanya tertawa kecil. Tingkah Athena saat kelaparan sangat lucu. Ketiga gadis itu pun langsung pergi menuju kantin, surganya para siswi untuk melepas kebosanan di kelas.

💀💀💀

>>SWIFT POV<<

Mataku tidak berhenti melotot, tidak ketika aku tahu berita mengejutkan itu. Apa-apaan? Kenapa harus seperti ini?! Dokter itu pasti berbohong! Tidak mungkin!

Pikiranku melayang entah kemana, hatiku berdegup kencang tidak karuan, jantungku berdetak dua kali lipat lebih cepat dan menimbulkan rasa takut berlebihan dalam diriku. "Ya ampun, kenapa begini jadinya? Tidak! Tidak! Dasar bodoh!", jeritku dalam hati. Aku menaruh ponselku diatas meja, sebisa mungkin kutahan untuk tidak melemparnya saking tidak percayanya diriku dengan berita itu.

Aku menahan amarahku. Rasa sedih, terluka, kesal, kecewa, dan segalanya bercampur menjadi satu. Dan juga kutahan sekuat mungkin untuk tidak melepaskan amarahku begitu saja karena disana masih ada Hazelia, Sky, dan Naomi yang tentu saja masih asyik mengobrol.

>>AUTHOR POV<<

Obrolan ketiga gadis itu masih berlanjut. Namun Naomi sedikit-sedikit melirik ke Swift. Kepala gadis pirang itu dari tadi masih tertunduk, Naomi bingung karena biasanya jika ada masalah, Swift pasti bercerita padanya walaupun terkadang Naomi yang memintanya. "Naomi.", panggil Sky tiba-tiba, membuat Naomi sedikit kaget. "Oh.. uh, tidak ada. Aku melamun tadi.", ujar Naomi manggut-manggut.

Sebenarnya Sky tahu siapa yang Naomi lihat, tapi ia takut Naomi tidak enak hati membahasnya. " Sudahlah, biarkan dia sendiri. Kurasa dia juga banyak pikiran.", bisik Hazelia, seolah-olah tahu apa yang ada di pikiran Sky. Naomi tersenyum mengangguk.

💀💀💀

Suasana sekolah sangat ramai, apalagi kantin. Pagi-pagi buta begini sudah dipenuhi siswi-siswi yang kelaparan.

Beberapa siswi kelas 11 yang menjadi bagian keamanan di OSIS seperti Carol, Rose, Zoey, dan Vachel sibuk mengecek kamar satu per satu untuk memastikan tidak ada lagi yang bersembunyi di kamar mereka.

Beruntung tadi Vachel cepat bergerak untuk mengumumkan agar para siswi beranjak ke kelas. Tentunya setelah mengumumkan pemberitahuan yang pertama.

Vachel mendapat giliran jaga lantai 4, Rose di lantai 3, Carol di lantai 2, dan Zoey di lantai 1.

KRIEEEEEET....
Suara pintu kamar 02-SHS yang Vachel buka berderit. "Oh iya, Naira sakit.", gumamnya begitu melihat Naira terbaring lemas di atas kasurnya.

Forbidden ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang