Saat kubuka, ternyata isinya adalah... "Apa ini? Foto? Waw.. Dia cantik.", ujarku kagum saat melihat sebuah foto lama yang menampilkan seorang wanita berkebangsaan jepang, mengenakan kimono pink yang anggun, dengan rambut yang disanggul rapi dan menyisakan helaian panjang di belakang punggung.
"Hm... Sepertinya aku kenal.. Ini...", perkataanku terhenti saat tanganku membalikkan foto itu. "Hah? Dia.. Dia nenekku? Yang benar saja..", batinku heran. Disana tertera namanya "Ayana Switzerland" serta dihiasi ukiran bunga. "Tunggu! Switzerland itu... Oh, tidak!", pekikku dalam hati. Mataku terbelalak. "Switzerland itu... Marga kakekku! Jadi, nenekku menikah dengan orang Amerika? Wah, keren. Nenekku hebat bisa dapat orang bule.", batinku senyum-senyum sendiri. Aku kembali membuka lembar berikutnya, "ini... Foto kakekku.". Aku mendapati foto yang mungkin seumuran dengan foto nenekku. "Hebat...", lagi-lagi diriku membatin, tidak berani mengeluarkannya dari mulut. Aku hanya takut teman-temanku penasaran dengan apa yang kulihat sampai senyum-senyum begini. "Kakekku... Seorang jenderal?"
"Tampangnya seram.", gumamku bergidik ngeri. Mungkin beliau menjadi manusia yang ditakuti dikalangan tentara, atau bahkan negara. Aku kembali senyum-senyum melihat penampilan kakekku, dengan topi khas seorang jenderal, sarung tangan putih, dan pakaian yang rapih. "Tapi bagaimana kakekku bisa bertemu dengan nenekku ya? Kan Amerika sama Jepang jauh..?", pikirku. Seketika terkhayal dibenakku seperti apa pertemuan manis dua insan ini? Wanita yang anggun dan cantik.. Bertemu dengan pria gagah nan tampan. Pasti romantis sekali kisahnya. Dan lagi aku tersenyum tidak henti memandangi foto mereka berdua, nyaris tawaku hampir lepas.
"Swift, kau kenapa? Dari tadi kulihat kau senyum-senyum saja. Lagi mikirin apa?", tanya Zoey dengan senyum nakalnya. Spontan aku mendongak dan melihat ke arahnya. "Bukan apa-apa, Zoey...", jawabku tersipu. Bukan karena senyum penasarannya Zoey, tapi karena ketahuan. "Sepertinya seru, boleh bergabung?", tanya Nia seolah-olah ingin tahu juga apa yang kulakukan. Aku tertawa kecil, "tidak perlu. Ini bukan game, kok. Aku hanya melihat foto-foto lama saja.", jelasku dengan senyum tertahan. Nia mengangguk tanda mengerti, tapi wajah penasarannya masih terpampang ke arahku. "Oi, Swift!", seru seseorang yang setelah aku menoleh, sang pemanggil tersenyum lebar. Sudah tentu dia Sarah, gadis bermarga Brittney yang terkenal di seantero asrama sebagai kakak kelas paling ramah. "Kenapa?", tanyaku polos. "Kau belum menceritakan yang tadi, lho.", tagih Sarah malu-malu. "Hm..? Oh! Iya.. Mau sekarang? Nanti kalian tidak jadi mandi karena mendengarkanku.", tanyaku memastikan. " Tidak apa, aku sudah penasaran duluan nih. Dari tadi aku menunggumu.", jawab Althia semangat. "Memangnya apa sih yang kau lihat, Swift?", tanya Vachel, sebelah alisnya terangkat. "Masalah itu...", aku terdiam ketika melihat Zenara keluar dari kamar mandi. Tatapan kami kembali bertemu, dan aku langsung memalingkan mataku. Sepertinya yang ia katakan sebelumnya, ia akan keluar setelah ia mandi. Dan aku baru sadar kalau kesemua temanku terdiam mematung bak batu melihat anggota geng Ray itu keluar dari kamar mandi. Pasti mereka bertanya-tanya dalam hatinya. Tanpa basa-basi, Zenara langsung keluar dari kamar, tidak memperdulikan tampangnya yang berantakan. Rambut panjang yang kusut sehabis keramas, dan handuk kuningnya tergantung di leher jenjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Zone
Misterio / SuspensoDunia berubah... entah apa yang menimpa makhluk bumi... sebuah virus yang ditandai dengan gejala tidak lazim membuat semua orang paranoid. Berawal dari Netherlands Gravaron Boarding School, Swift bersama ke-34 temannya bertahan hidup dari serangan...