“adaptasi”
×
jeongin's pov
aku berusaha menyamakan langkah kaki dengan pemuda tinggi di sampingku yang terlihat begitu tergesa. entah apa yang membuatnya seperti itu. yang jelas, tadi saat bel makan siang berbunyi, pemuda ini tiba-tiba saja menampakkan sosoknya di depan kelas dan memintaku untuk mengikutinya.
"kak, sebenarnya ke mana kita akan pergi?" tanyaku lantaran tak bisa menahan rasa penasaranku lebih lama lagi. sementara pemuda itu hanya melirikku sekilas sebelum melanjutkan langkah kakinya.
aku mendengus sebal. lantas menghentikan langkah kakiku sambil menghentakkan alas sepatu ke lantai koridor yang lumayan sepi. sampai-sampai pemuda di depanku itu ikut berhenti dan berbalik menghampiriku.
"aduh, jangan cemberut begitu, jeongin. nanti saja akan kujelaskan padamu. dia sudah menunggu kita di sana. jangan sampai dia pergi lagi karena terlalu lama menunggu," katanya sedikit ambigu. namun, aku memilih untuk mengangguk dan pasrah saat ia mulai menarik tanganku dan berlari menuju taman di belakang sekolah.
setibanya di sana, kami mengedarkan pandangan ke sekeliling. sejujurnya aku tidak tahu apa yang sedang kami cari, namun aku tetap mengamati sekeliling. barangkali ada sesuatu yang tampak mencurigakan.
"oh, apakah itu yang kita cari?" tanyaku sembari menunjuk pada seekor anak anjing yang tengah menatap kami dengan antusias.
senior di sampingku itu langsung saja berlari menghampirinya. lantas memeluknya seperti sudah berpisah selama ratusan tahun saja.
"astaga, berry! aku rindu sekali kepadamu," ujar chan sembari mencium gemas sosok mungil berbulu itu yang terlihat senang. lalu mereka berdua mengalihkan atensinya kepadaku, entah apa yang mereka inginkan. aku benar-benar kesulitan untuk memahaminya.
"jeongin, kemarilah. bayi kita merindukan ibunya!" katanya biasa saja, seolah kata-kata itu tidak berarti apa-apa. dia hanya tidak tahu, bahwa jantungku saat ini tengah berdetak tak karuan akibat kata-katanya.
aku menjawab panggilan mereka, "a-ah, baiklah!" lalu bergegas menghampiri mereka yang tengah duduk di atas rumput taman yang hijau dan sedikit basah akibat air hujan dini hari tadi.
"hai, berry?" sapaku ragu-ragu. aku melirik chan dan tersenyum kikuk. "a-apakah kamu rindu pada ibu, sayang?"
berry menggoyang-goyangkan ekornya gembira. namun, tak bisa kudengar satupun gonggongan miliknya. aku menatap chan kebingungan. sementara pemuda itu seolah mengerti kebingunganku ia hanya tersenyum lantas merengkuh berry dalam pelukannya.
"dia terlahir istimewa, jeongin. dia tak bisa menggonggong seperti saudaranya yang lain." untuk sekilas aku melihat kesedihan pada kedua matanya. "tapi, itu bukan masalah. setidaknya dengan begitu, bukankah ia terlihat lebih ramah dibandingkan anjing-anjing yang lain?"
aku tersenyum tipis, "kak chan benar. berry sangat manis!"
×
"aku punya satu permintaan, jeongin. anggap saja sebagai timbal balik karena aku membantumu untuk menyelesaikan masalah kedua orang tuamu. tolong bantu aku."
jeongin menatap jisung ragu-ragu, lantas meraih kedua tangan pemuda itu yang terkepal memohon. "katakan, apa yang bisa kulakukan untukmu?"
"kamu tahu, kan. tenggat waktuku di dunia ini hanya tersisa tiga bulan lagi. tidak lama lagi aku akan meninggal karena sebuah kecelakaan."
jeongin senantiasa menyimak, meski di satu sisi ia merasa sakit. seolah ada yang tengah meremas-remas jantungnya saat ini.
"lalu, untuk masalah kak chan. tolong gantikan aku untuk menyukainya. buat dia jatuh cinta padamu. dengan begitu, ia tidak akan terlalu sedih karena kehilanganku. akuㅡ tidak bisa membuatnya terluka lebih jauh lagi karena kematianku, jeongin."
jeongin menghela napasnya berat. sejujurnya ini adalah permintaan yang cukup sulit. ingin sekali ia menolaknya, namun ini adalah permintaan terakhir han jisung. orang yang telah membantunya.
maka pada akhirnya, ia pun mengangguk dan menyetujui permintaan dari pemuda itu. "akan kuusahakan. tapi bila ada keadaan mendesak, bisa saja ceritanya berubah jisung. apa kamu sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi?"
jisung mengangguk lemah. "ya, sebisa mungkin aku telah mempersiapkan diriku."
---
sudah lunas ya hutangku. jangan lupa vote dan comment nya😎
KAMU SEDANG MEMBACA
hiraeth ㅡ hyunmin ft. jeongin
Fanfiction[ON GOING] mixtape:on track!au di balik diamnya, berkecamuk seribu satu tanya tanpa jawaban dalam kepala. sebab tak ada satupun yang bersedia menjawab pertanyaan itu untuknya. juga, tak ada seorangpun yang bersedia menjadi sandaran dalam hidupnya. k...