30)

259 35 3
                                    

"malam penuh bintang"

"nah, kita ada di satu tenda yang sama. bukankah kebetulan yang menyenangkan, jeongin?" seungmin memasang senyum lebar sembari merangkul pundak kekasihnya.

jeongin menghela napas, membuat ekspresi malas. namun, diam-diam tersenyum senang. "untuk kalian sih, benar menyenangkan. sementara aku hanya akan menjadi obat nyamuk di sini."

hyunjin terbahak, lantas menepuk-nepuk bahu yang lebih muda. "hei, jangan murung begitu. aku ini milik kalian berdua. kamu sahabatku, seungmin kekasihku. nanti biar aku tidur di tengah-tengah kalian."

"TIDAK!" seru seungmin dan jeongin hampir bersamaan. mereka saling menggeleng sembari menyilangkan tangan di atas dada.

hal itu membuat hyunjin kembali tertawa keras hingga perutnya terasa sakit. "ya ampun! kenapa kalian berdua menggemaskan sekali?"

kedua pemuda di depannya saling melirik, lantas memutar bola matanya malas.

"kurasa kamu harus retur pacarmu, seungmin. minimal berikan dia kewarasan," celetuk jeongin sambil memasang raut berpikir.

seungmin menganggukkan kepala setuju. "benar apa katamu, jeongin. akan kupertimbangkan lagi kata-katamu."

"hei, kenapa kalian tega sekali??" ujar hyunjin merengut marah, mengundang tawa dari keduanya.

jeongin menepuk-nepuk pundak sahabatnya, "kamu jangan merengut seperti itu, hyunjin. bisa-bisa bibirmu makin bertambah tebal. seungmin tidak suka orang berbibir tebal sepertimu."

"UH, SEUNGMIN! LIHAT, DIA MENYEBALKAN SEKALI!" hyunjin menghentak-hentakkan kakinya, berusaha bertingkah menggemaskan yang membuat kedua orang itu semakin meringis geli.

"aduh menggelikan sekali. ayo cepat kita pergi, jeongin. anggap saja kita tidak mengenalnya," kata seungmin buru-buru menarik tangan jeongin pergi.

+

hari makin gelap saat ketiganya tiba di area api unggun. setelah satu hari penuh dipaksa mengikuti semua kegiatan fisik yang melelahkan, kini mereka diajak untuk berkumpul dalam pesta api unggun di bawah kemerlap cahaya bintang.

itu pun kalau seandainya hujan tidak tiba-tiba datang. rasanya seluruh rencana dalam kepala jeongin mendadak menguap, ia yang tadinya berniat untuk bernyanyi dengan seungmin harus mengurungkan niatnya.

mereka bahkan gagal menikmati pengalaman tidur di dalam tenda. area tempat tenda di pasang terlalu rendah, berpotensi banjir. beberapa tenda pun sudah banyak yang ambruk.

jadi, tidak ada salahnya dong kalau jeongin merasa kesal?

"huh, menyebalkan." ia menggerutu sambil meniup-niup ujung poninya yang hampir menutupi mata.

chan yang kebetulan duduk di sampingnya lantas tertawa kecil. mengusak surai yang lebih muda sambil sesekali menahan diri untuk tidak mencubit kedua pipi tirus itu.

"astaga, jeongin. jangan bertingkah terlalu menggemaskan. lihat kak chan, dia sampai harus menahan napas saat melihat tingkahmu itu." jisung berkata sambil terbahak sementara jeongin mengerucutkan bibirnya marah.

ia membuang muka. "aku ini tampan, mana ada lucu? kepala kalian berdua pasti terbentur, bukan? tolong diingat, aku bahkan lebih tinggi daripada kalian."

perkataannya sontak membuat chan dan jisung saling berpandangan untuk sesaat. lantas tersenyum aneh dan berbalik kembali menghadap jeongin yang kebingungan.

"hei ... kalian pasti memikirkan hal-hal mesum, 'kan?" katanya sedikit waspada sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. perlahan-lahan menyeret tubuhnya untuk mundur dan menjauh.

jisung menyeringai. "hei, ini tidak seburuk yang kamu pikirkan kok. kita hanya ingin mencoba sesuatu yang baru padamu," terang jisung diikuti anggukan kepala dari chan yang sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari mangsa mereka.

jeongin semakin dibuat gugup. ia hampir saja berlari kencang, kalau saja chan tidak segera menarik tubuh mungilnya kuat-kuat sampai jatuh ke dalam rengkuhan yang lebih tua.

ia memberontak, berusaha keras melarikan diri. namun, chan dan jisung tentu saja takkan membuang-buang kesempatan. justru mereka memanfaatkannya dengan baik.

sangat baik.

sampai-sampai jeongin kelelahan dibuatnya.

"AHAHAHAHAHA JISUNG! KAK CHAN AHAHAHAHAHA B-BERHENTI!"

jeongin tertawa keras, sementara chan dan jisung memberikan serangan rasa geli di sekujur tubuhnya. jujur saja chan sedikit kewalahan menahan jeongin yang terus memberontak dalam pelukannya. namun, ia masih cukup kuat untuk menahan gerakan hiperaktif dari pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"ini balasan untuk penghinaanmu terhadap kami, jeongin."

tbc

I'm sorry, hehe. It's been a long time since my last update. I've been busy for ugh idk how long time has passed.

Yap, aku sibuk magang geez ... capeknya.

Sometime i'd like to unpublish this story but i just remembered that i still dont know ... about how's the end of this story.

I just wanna stay here with y'all, hehe.

Since all of my words goin' cheesy i'd like to say ... see you on another chapter. I hope there's another chance to still keep in touch with y'all.

For anyone who miss me that much, kindly hit me up on twt @/seungminavy. I bit loud here, I say anything randomly, hope it doesn't make y'all feel uncomfortable.

sincerely,
seungminavy

hiraeth ㅡ hyunmin ft. jeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang