"kekanakan"
×
jeongin's pov
hari demi hari berlalu dengan begitu cepat. tanpa terasa bahwa satu bulan ini aku banyak menghabiskan waktu untuk terlibat dalam pembuatan film dari klub ini. saat itu pula, aku mulai dekat dengan mereka.
ada minho dari kelas 12, teman satu kelas chan. seungmin yang ternyata cukup pintar sehingga sekarang ia duduk di bangku kelas 11. felix dari kelas sebelah. juga produser hebat kita, changbin teman seangkatan seungmin.
rencananya, hari ini kami akan melakukan pengambilan adegan terakhir. di mana pada akhirnya, minho akan mengungkapan perasaannya kepada seungmin. sementara peranku sebagai orang yang mencintai minho, saat harus mendengar hal itu secara langsung, merasa sangat sedih dan terpukul.
tenang saja. itu semua hanya akting.
"ayo semuanya, kembali berkumpul!" seru felix, si asisten sutradara. aku berjalan mendekat padanya sembari membawa naskah di tanganku. "maaf, felix, tapi bisa tolong jelaskan kepadaku mengenai adegan ini?"
felix meraih naskah itu dari tanganku. membacanya sejenak. "oh, ini. jadi jeongin, nanti kamu hanya perlu terisak di depan mereka berdua. lalu berlari keluar dari rooftop."
"ah, begitu. baiklah. terima kasih, felix." lalu felix berlalu pergi, sementara aku berusaha mendalami peranku sambil sesekali memperhatikan orang-orang di sekitar.
lalu, mataku tanpa sengaja bertemu dengan hyunjin yang kala itu tengah memegang kameranya. aku menyadari ada yang berbeda darinya, entah apa itu. namun, aku memilih untuk acuh. aku berpikir kalau peranku ini harus lebih sempurna daripada hari-hari sebelumnya.
×
"camera roll..., action!!"
setelah seruan felix terdengar, dua pemeran utama di sana, minho dan seungmin saling berargumen. sementara aku bersiap di tempatku sambil sesekali membaca naskah.
namun, mataku sekali lagi, senantiasa memandangi hyunjin yang tengah bekerja di belakang kamera. rona mukanya terlihat aneh, ingin hati menegurnya. namun, lagi-lagi situasi dan kondisi tak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
tibalah di adegan paling menegangkan, di mana kedua pemeran utama akan menggenggam tangan satu sama lain. lalu, saling mengungkapkan perasaan mereka.
tapi, tiba-tiba saja tangan hyunjin terulur dan menyela. membuat situasi di lokasi syuting kacau balau dalam seketika. dengan berat hati, sutradara pun berteriak;
"CUT!"
×
"sial, sudah menjelang hari penayangan film. bagaimana bisa kamu mengacaukan syuting hari ini dengan begitu mudahnya?" gerutu felix, jelas saja kepada hyunjin, ketika kami sama-sama berada dalam lapangan indoor untuk evaluasi.
aku menatap pria mungil itu sekilas sebelum akhirnya menggenggam tangan hyunjin erat-erat dan mengusap bahu pemuda itu yang terlihat murung. "sudah, tidak apa-apa. masih ada kesempatan lain. jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama, hyunjin."
ia menatapku sekilas, lalu mengangguk. "aku minta maaf atas sikap kekanakanku. aku takkan mengulanginya lagi," ujarnya kepada seluruh pelaku pembuatan film.
changbin hanya menggeleng pelan sembari menghela napasnya. "baiklah, hyunjin. semoga kamu bisa menepati perkataanmu dan untuk yang lainㅡ"
hyunjin mendekatkan kepalanya, berbisik kepadaku. "terima kasih."
aku tak balas menjawab, hanya sekedar mengangguk. terlebih saat kudapati pandangan seungmin dan minho terarah kepada kami.
entah apa yang membuat mereka terlihat begitu serius. tapi, setelahnya aku memutuskan untuk sedikit memberi jarak antara tempat dudukku dan hyunjin. lalu melempar senyum tipis kepada mereka, meski hanya seungmin yang balik tersenyum kepadaku. sementara minho melengos tidak peduli.
semoga sesuatu yang buruk takkan terjadi diantara kami, tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
hiraeth ㅡ hyunmin ft. jeongin
Fanfiction[ON GOING] mixtape:on track!au di balik diamnya, berkecamuk seribu satu tanya tanpa jawaban dalam kepala. sebab tak ada satupun yang bersedia menjawab pertanyaan itu untuknya. juga, tak ada seorangpun yang bersedia menjadi sandaran dalam hidupnya. k...