14)

504 77 21
                                    

“perjalanan pertama”

saat membuka matanya untuk kali pertama, jeongin seketika menyadari bahwa saat ini ia berada dalam dimensi lain. namun, masih berada di satu tempat yang sama. di mana raganya tengah terbaring lelap dengan sejumlah alat medis penopang kehidupannya.

jeongin menghela napas. ia mengamati tangannya yang tembus pandang itu dengan seksama. lalu menatap raganya. terus seperti itu sampai-sampai telinganya mendengar suara keributan di luar sana.

lantaran tak dapat menahan rasa penasarannya, ia putuskan untuk pergi ke luar. setidaknya saat ini jeongin tak perlu repot-repot membuka pintu. sebab tubuhnya yang kelewat tipis itu mampu menembus dinding tebal di hadapannya.

begitu tiba di luar ruangan rawat inapnya, ia mengamati orang-orang yang dikenalinya tengah larut dalam argumen. dalam sekali melihat, jelas sekali urat-urat emosi mencuat di wajah masing-masing orang. entah apa yang sebenarnya mereka ributkan.

"lihatlah apa yang sudah kamu perbuat kepada putraku, minho. apa sekarang kamu merasa puas melihatnya sekarat seperti itu?" kata ayahnya penuh penekanan.

membuatnya meringis pelan karena selama ini ayahnya itu hampir tidak pernah berbicara dengan nada tinggi. sekalipun kepada jeongin sendiri yang notabenenya sering sekali menanyakan keberadaan sang ibu.

"aku melakukannya bukan karena sengaja, hyunjin. aku terlalu terbawa emosi. tidak sangka kalau ternyata dia punya riwayat serangan jantung di usia semuda itu."

kini jeongin melihat dengan jelas raut penuh penyesalan dari wajah si paman angkuh yang sebelumnya sempat memaki-maki dirinya beserta sang ayah. lalu, pandangannya beralih pada seungmin yang tampak kacau. lingkar hitam di bawah mata bak mata panda dan rambutnya yang tak beraturan. juga pakaiannya yang sama persis seperti yang jeongin lihat terakhir kali.

sepertinya ibunya itu sudah terlalu lelah untuk berdebat. sampai-sampai untuk mengganti pakaiannya pun tak sempat.

di tengah sela-sela lamunannya, jeongin tersadar saat ada seseorang yang menepuk bahunya. jelas saja ia merasa aneh. sebab, tubuh tembus pandangnya sudah menunjukkan bahwa ia ini adalah roh yang terlepas dari raganya. mana mungkin ada yang bisa melihat, bahkan menyentuhnya.

maka dengan sedikit ragu, ia pun berbalik dan menjumpai seorang pemuda seusianya tengah tersenyum kepadanya. anehnya lagi, ia merasa familiar dengan wajah bulat milik pemuda di depannya ini. entah di mana ia pernah melihatnya.

"k-kamu bisa menyentuh dan melihatku?" tanya jeongin ragu.

sementara pemuda itu hanya balas tertawa geli sebelum mengulurkan tangannya kepada jeongin yang setia menatapnya penuh tanda tanya besar dalam kepala. ditatapnya jeongin penuh ketulusan, lewat matanya ia berusaha menyalurkan energi kebaikan yang akan membuat jeongin percaya padanya.

"tentu saja. tapi, sebelumnya aku akan memberitahukan namaku kepadamu. hai jeongin, aku han jisung. pemandu istimewamu di dunia spirit."

mendadak jantung jeongin berdegup dua kali lebih cepat. seolah mengetahui ada sesuatu tak terduga yang menunggunya di depan sana. meski sempat ragu pada awalnya, ia menyambut uluran tangan jisung. pasrah, akan dibawa ke mana dirinya nanti.

+

mereka berteleportasi ke sebuah bangunan sekolah. dibandingkan sekolah-sekolah lain di samping kanan dan kirinya, bangunan ini memiliki gaya arsitektur yang sangat tua. entah sudah berapa lama sekolah ini berdiri.

jeongin menatap jisung penuh kebingungan. ia pun bertanya, "di mana kita saat ini, jisung? sekolah siapa ini?"

jisung menghela napas lalu mengulum senyumnya. tanpa ragu ia pun menjawab, "ini tempat di mana kisah ayah dan ibumu bermula, jeongin. ini tempat di mana mereka menghabiskan waktu bersama sahabat mereka yang lain."

"mungkin kamu masih bingung. tapi, tujuanku membawamu ke mari atas permintaanmu sendiri. katanya, kamu ingin mengetahui kisah ayah dan ibumu di masa lalu, bukan?"

jeongin mengangguk.

kini jisung melirik jarum jamnya yang tampak tak bergerak sekalipun. mengotak-atiknya sejenak sebelum akhirnya muncul sebuah portal berbentuk kronos tak jauh dari tempat mereka berdiri. jisung mengalihkan atensi kepadanya, lalu tanpa banyak bicara menarik tangannya untuk dibawa berlari.

"aku, dengan seizin sang waktu, akan membawamu kembali ke masa itu. membantumu menemukan jawaban atas pertanyaanmu."

×

dan ceritanya yang sesungguhnya baru saja dimulai.
bersedia melanjutkan?

[ya]                       [tidak]

berhubung nggak bisa drop media, aku mau kasih tau langsung ke kalian aja. jadi cerita ini masuk ke peringkat #9 untuk kategori hyunmin. makasih, teman-teman! 😭😭😭

aku sadar cerita ini nggak akan jadi apa-apa tanpa kalian semua. semoga ke depannya kita bisa lebih akrab lagi ya!

hiraeth ㅡ hyunmin ft. jeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang