Malam ini terasa lebih dingin dari yang sebelumnya. Angin malam terbelah oleh kekacauan yang ditimbulkan ogre itu. Rei berdiri dengan tertatih akibat kondisinya belum benar-benar pulih. Dari kejauhan nampak sesuatu yang besar tengah menerobos lebatnya pepohonan.
"Ada yang masih hidup, namun ia berbeda." Rei berhenti sebentar, lalu melanjutkan kalimatnya. "Energinya terasa puluhan kali lipat dari sebelumnya. Sial."
"Biar aku yang mengurusnya." Gleist bergegas mengambil busurnya.
"Tidak, aku ikut."
"Jangan gegabah, lihatlah kondisimu."
"Ini perintah!" Rei meninggikan suaranya.
"Cih, bodoh." Gleist menghela napas. "Jangan salahkan aku jika kau mati konyol."
"Tak akan."
***
PHSST!! Gleist mengincar mata ogre itu. Tep, ogre itu berhasil menangkap anak panah yang dilesatkan Gleist.
"Sial, kenapa gerakannya bisa secepat itu?" keluh Gleist dibalik pohon.
"Grrrrr..." Crakk, ogre itu mematahkan anak panah seperti mematahkan batang lidi.
Ogre itu menggertak dengan mencabut sebuah pohon lalu melemparkannya ke arah mereka.
"Menghindar!" teriak Rei.
ZRAAAAAAKKKK! Sebagian lahan didepan mereka menjadi rata dengan tanah.
"Monster gila." ujar Gleist.
"Incar matanya, akan kualihkan perhatiannya untukmu." Rei melesat ke arah ogre itu.
"Hei tunggu! Sial..." Gleist hanya dapat mematuhi perkataan Rei dengan kesal.
Gleist menarik tali busurnya, bersiap membidik. Di depannya Rei dengan gesit mengacaukan konsentrasi ogre itu. Rei sudah berkali-kali menebas tubuh ogre di hadapannya, namun hanya menghasilkan goresan yang tak berarti. Pertarungan adu cepat itu tak berakhir dengan mudah.
PHSST!! Gleist melesatkan anak panahnya, kali ini ogre itu tak bisa mengelak.
"GROARRRR!!!" pekik ogre itu kesakitan. Kali ini matanya dibuat buta sempurna.
Melihat kesempatan itu, Rei mengeluarkan mana lebih banyak dari biasanya. bersiap menerkam jantung ogre itu.
JRASS... Rei bersiap menerkam jantung ogre itu.
Patss, brughhh... Rei ambruk ke tanah, tubuhnya gemetar dan napasnya menjadi berat tak beraturan.
"SIAL! Jangan pingsan disana bodoh!!" Gleist berlari ke arah Rei.
"GROAAAARRR!!!!!" teriakan ogre itu memekakan telinga.
CRAK, WHUUUUSSS... Ogre itu melemparkan sebuah pohon ke arah Gleist. Dengan gesit Gleist menghindar disambung dengan lesatan anak panah miliknya. Benar saja, panah itu bahkan tak dapat menggores kulitnya.
"@$#%^&*!!! Mahkluk sialan macam apa itu?!!" Gleist semakin kesal, "Cih! Aku punya kado untukmu, baja rongsok sialan!"
Gleist mengeluarkan panah dengan bentuk yang berbeda. Anak panahnya memiliki bentuk kerucut lebar yang padat.
"Uji coba ke 5! Terimalah sambutanku RONGSOKAN!" Gleist melesatkan panahnya kearah wajah ogre itu. "Kabom...."
DUAR! Panah itu meledak di depan wajah ogre tersebut dan membuatnya terjatuh kebelakang. BRUGHHH!! Debu-debu bertebaran dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PIECE OF THE DARK
FantasySakit, dendam, penderitaan, semua itu sungguh memuakkan. Keadaan dimana dirimu tertekan, tersudut, dan tercekik oleh kebencian. Apa kau tahu apa yang kurasakan? "Hei Cleine, sadarlah..." Riile membangunkanku, "Bangun bodoh." "Hmm?" jawabku seraya me...