Angin berbisik cepat di telinga, aku terus berlari. Tajamnya belukar tak kuhiraukan, ribuan pepohonan saling berdesak-desakan menciptakan kegelapan yang mencekam. Napasku terengah-engah, kakiku bergetar, tersandung lalu terperosok.
Deru napasku terdengar jelas diapit pepohonan, aku merintih. Ketakutan itu masih menempel kuat di benakku, tanganku yang penuh sayatan dan luka mencoba menopang tubuhku. Tertatih-tatih aku berdiri, lalu aku terus berlari sejauh mungkin.
Namun tubuhku tak sanggup bergerak lagi, aku tersungkur di atas tanah yang lembab. Aku mengerang kesakitan, bibirku bergetar, napasku tak bisa lagi kukendalikan. Rasa perih dari luka-lukaku kian menjalar, aku hanya memejamkan mata dan mencoba menahan segalanya. Rasa sakit, takut, dan benci. Segalanya, aku mencoba untuk memendamnya sendirian, lalu aku tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PIECE OF THE DARK
FantastikSakit, dendam, penderitaan, semua itu sungguh memuakkan. Keadaan dimana dirimu tertekan, tersudut, dan tercekik oleh kebencian. Apa kau tahu apa yang kurasakan? "Hei Cleine, sadarlah..." Riile membangunkanku, "Bangun bodoh." "Hmm?" jawabku seraya me...