You're vote and comment are so precious for me.....
Sorry for typo.....
Happy Reading....
_
Aira terdiam melihat siapa yang dengan lancangnya menyentuh lengan nya. Walaupun terlapisi dengan lengan panjang namun Aira merasa tak nyaman, karena bagaimanapun dirinya benci lelaki yang menyentuh lengan nya ini.
"Lepaskan." Ujar Aira dengan suara dingin, sungguh bukan gayanya.
Lelaki itupun melepaskan cekalan nya pada lengan Aira . "Maaf aku tak bermaksud apa-apa." Ujar lelaki itu merasa bersalah.
Aira menghela nafas pelan, sedangkan Abel sudah ingin mengumpati lelaki tak tau diri di depan sahabat nya ini.
"Ok, aku minta maaf Aira, aku hanya lefleks karena aku tau kau takkan mau berhenti jika aku tak memaksa mu. " Ujar lelaki yang mencekal lengan Aira tadi dengan suara mencoba untuk membuat Aira sedikit Sudi berbicara dengan nya.
Aira pun menghela nafas pelan, sebenarnya dia tak pernah menginginkan akan menjadi seperti ini hubungan nya dengan lelaki ini. Tapi, salahkan saja lelaki ini yang telah berani membohongi nya.
"Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan, Rio ?"
Akhirnya Aira menyerah, lagipula tak ada salahnya mendengarkan penjelasan lelaki ini kan.Rio bernafas lega, senyum manis itupun terbit di bibir tipisnya . "Baiklah, kita tak mungkin berbicara di sini dan juga aku tau kau sebentar lagi ada kelas. Jadi, bagaimana jika di kafetaria kampus mu setelah kelas selesai ? " Tanya Rio dengan nada berharap.
Aira menatap Abel sebentar lalu mendapatkan anggukan kecil dari sahabat nya itu. "Baiklah, jam sepuluh di cafetaria." Putus Aira yang langsung di balas anggukan semangat serta tak lupa senyum semanis madu milik seorang Rionaldo Adam.
Akhirnya mereka pun berpisah dan menuju kelas masing-masing. Yup, Rio tidak sefakultas dengan Aira dan Abel, karena lelaki itu adalah mahasiswa jurusan bisnis .
Saat di koridor kampus, Abel langsung mengutarakan isi pikiran yang di tahan nya sejak tadi. "Gue tadi sebenarnya pengen banget deh nabok muka mulus nya si bangsat Rio ." Ujar Abel dengan nada suara berapi-api khas miliknya.
Aira terkekeh melihat betapa kesalnya sahabat nya ini, "hahaha, namanya Ronaldo Adam bel, bukan si bangsat Rio ." Koreksi Aira dengan perkataan Abel yang menurutnya kurang baik. oh ayolah sekasar- kasarnya mereka, mereka tak pernah mengubah nama orang lain dengan embel-embel umpatan . Karena mereka sadar jika sebuah nama adalah hal paling indah yang dimiliki seorang manusia, dan nama juga di berikan oleh kedua orang tua .
"Abis gue kesel banget sama dia Ra, gue gak habis pikir kenapa dia tega bohongin elo yang notabenenya gadis baik-baik. Awas aja ntar kalo dia drama dan ujung-ujungnya minta balikan, gue gak akan tinggal diam. " Lanjut Abel yang hanya di balas dengan senyuman oleh Aira, dan mereka pun bergegas masuk kedalam kelas karena memang dosen mereka sebentar lagi akan masuk.
_
Aira dan Abel berjalan beriringan menuju cafetaria fakultas kedokteran. Mata mereka terlihat menyusuri dan saat netra mereka menemukan objek yang di cari tengah melambaikan tangan, mereka berdua pun menghampiri lelaki manis yang saat ini menggunakan kacamata minus no frame yang membuat wajahnya berkali-kali lipat terlihat tampan dengan kesan cerdas.
Aira duduk di samping Abel yang selalu memasang tatapan horor jika bertemu dengan lelaki di depan mereka ini.
"Kalian mau pesen apa ? Biar saya pesankan. " Tawar Rio dengan ramah tak lupa dengan lengkungan manis di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightfall
Teen Fictionsemua berawal dari tragedi di suatu senja, mempertemukan dua orang anak Adam dan Hawa dalam keadaan yang kurang baik. Si gadis dengan rasa kecewanya dan si lelaki dengan kegagalannya, hingga akhirnya cerita tentang mereka pun terus mengalir, seperti...