10 ~ berhijab

25 2 1
                                    



You're vote and comment are so precious for me.....


Sorry for typo....

Happy Reading....


_


Malam ini aku sibuk memilah baju-baju yang akan aku musiumkan . Mulai sekarang aku tidak akan lagi menggunakan baju pendek, karena aku bertekad untuk mengenakan hijab . Bukan hijab syar'i semacam bunda ku, hanya hijab biasa. Karena ku tau hijrah juga perlu waktu dan tahapan, mulai lah dengan menutup aurat ku secara penuh .

"Ra, perlu bunda bantu ?" Tanya bunda ku masuk ke dalam kamar dengan membawa jus jambu kesukaan ku dan juga macaroon yang tadi siang ku buat bersama bunda.

"Enggak Bun, ini udah selesai kok. " Ujarku sambil memasukkan lipatan pakaian ke dalam kardus , kemudian bangkit dan duduk di tepi kasur samping bunda yang terus menatap ku sambil tersenyum hangat.

Dari tadi sore memang bunda selalu tersenyum senang saat melihat ku, lebih tepatnya saat aku mengenakan salah satu jilbab instan yang tadi aku beli . Bahkan bunda melarang ku untuk melepaskan jilbab ini, padahal kan ini di rumah.

"MasyaAllah Ra, kamu cantik banget kalo menutup aurat begini. " Ujar bunda kembali dengan kalimat yang membuat ku terkekeh kecil, apa gak bosen bunda ngomong gitu terus.

"Bunda udah ngomong puluhan kali loh ." Ujarku yang membuat bunda tersenyum.

"Habisnya kamu cantik banget nak, nanti pasti ayah kamu pangling liat anak gadisnya ini. " Ujar bunda yang membuat ku tersenyum, gimana ya nanti reaksi ayah ku itu.

"Ayah pulang malam lagi ya Bun ?" Tanya ku yang di balas anggukan kepala oleh bunda, belakang ini ayah memang selalu pulang malam karena kasus di kantor yang membludak .

"Bun, itu baju-baju aku kalo aku serahin ke panti gimana menurut bunda ?" Tanya ku sambil mengigit macaroon berwarna kuning, bunda langsung mengangguk setuju.

"Bagus itu Ra, bunda setuju. Daripada di tarok gudang dan malah jadi rumah tikus mending di sedekahin aja biar berkah. " Ujar bunda yang ku balas senyuman, kamipun larut dalam obrolan ringan antara anak perempuan dengan ibunya. Aku bercerita tentang kisah ku bersama Rio dan mendapatkan nasehat dari bunda, senang rasanya memiliki tempat berkeluh kesah dan bisa memberikan nasehat yang baik. Hingga tak terasa jika malam sudah larut dan kamipun memutuskan untuk tidur, bunda pergi untuk mengunci pintu dan mematikan lampu utama. Ayah tak pulang malam ini, karena harus pergi ke mabes polri untuk menyerahkan laporan.

_

Aku terbangun karena suara alarm di jam weker pink kesayangan ku. Aku berencana untuk melaksanakan sholat tahajud, karena kata bunda seorang yang terbangun di sepertiga malam dan melakukan sholat setidikit nya dua rakaat nisacaya Allah akan memberikan hidayah kepada nya.

Setelah mengambil air wudhu akupun langsung melaksanakan sholat. Setelah selesai dua rakaat aku sudah merasakan kantuk, MasyaAllah ternyata aku terlalu jauh dari nya baru melaksanakan sholat dua rakaat saja aku sudah ngantuk. Setelah di rasa tak tahan lagi, akupun kembali tidur setelah sebelumnya memasang alarm di jam weker ku.

Pagi ini aku kembali membantu bunda di dapur, setelah sholat subuh berjamaah bersama dengan ayah yang baru pulang.

"Ra, kamu hari ini ke kampus ? " Tanya bunda saat aku mencuci piring .

"Ada bun, nanti siang jam sepuluh. " Ujarku sambil masih fokus.

"Oh yaudah kalo begitu, lanjutkan. " ujar bunda yang membuat ku menyerngit heran, apa maksud nya coba ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NightfallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang