06 ~ tolong saya

14 3 0
                                    

You're vote and comment are so precious for me.....


Sorry for typo.....

Happy Reading....


_

Setelah tiga hari beristirahat dan bersantai di rumah, akhirnya Aira kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Hari ini Aira akan ke kampus dengan di antar ayahnya, padahal dia ingin mengendarai motor metic pink kesayangan nya tapi kedua orang tuanya menolak keras dan merasa jika keadaannya belum sembuh total, padahal kan dirinya hanya lecet-lecet kecil . Tapi sebagai anak yang berbakti kepada orang tua maka Aira pun menurut saja, lagian kalo di antar oleh ayahnya dia akan mendapatkan uang jajan tambahan. Hahaha, lamayan buat berburu barang discount di mall-mall .

Setalah mobil Mercedes Benz hitam milik ayah berhenti di depan gerbang  kampus fakultas kedokteran akupun langsung turun setelah sebelumnya mencium punggung tangan ayah ku, oh dan jangan lupakan juga uang saku tambahan uang lumayan ini .

Hari ini mendung tapi tidak hujan, hanya saja cuacanya jadi suram. Aku berjalan menuju cafetaria fakultas untuk menghampiri Abel yang memang sedang berada di sana, tadi sahabat karibnya itu mengirimkan pesan saat dirinya hampir sampai.

Saat baru masuk aku mengedarkan pandangan dan melihat Abel duduk di meja dekat jendela dengan seorang pria . Aku mendengus kesal melihat siapa gerangan pria itu, pasti aku hanya akan jadi obat nyamuk di antara mereka.

"Oh Aira kemari." Ujar pria yang bernama Rizal sambil tersenyum dan Abel pun melihat ke arahku sampil melambaikan tangannya,

Akupun tersenyum tipis dan berjalan menghampiri mereka lalu duduk di samping Abel. "Kak Rizal ngapain di sini ?" Tanyaku pada Rizal yang duduk di depan Abel.

Kenapa aku tanya demikian, karena memang kak Rizal ini sudah bukan mahasiswa lagi di kampus ini. Dia sudah tamat setahun yang lalu dan sudah bekerja juga, dia adalah seorang arsitek yang hebat.

"Tidak ada, hanya rindu dengan suasana kampus. " Jawab nya yang membuat ku menaikkan sebelah alis ku.

"Rindu suasana kampus atau rindu seseorang yang ada di kampus, lagian kalo kak Rizal rindu dengan suasana kampus pastinya kakak pergi ke fakultas tehnik sipil bukannya di fakultas kedokteran yang notabenenya bukan daerah teritorial kakak semasa di kampus. " Jelas ku dengan sinis dan malah di balas kekehan oleh kedua pasangan itu.

"Aigooo, aku lupa kalo Aira adalah seorang yang sangat teliti dan kritis . " Ujar kak Rizal sambil tersenyum cekikikan bersama Abel, huh dasar couple goals.

"Ra, gimana elo di kasih izin KKN ke Papua ? " Tanya Abel yang membuat ku menggeleng pelan.

"Belum Bel, mereka masih terlalu berat untuk memberikan izin. " Jawab Aira lesu.

Abel pun menatap prihatin temannya, dia sangat tau jika Aira sangat ingin pergi ke pedalaman Indonesia untuk menyalurkan ilmu nya. Tapi sayang, kedua orang tuanya masih enggan untuk memberikan izin.

"Sabar aja Ra, bujuk terus mereka. Kali aja ntar di kasih izin kan, sekarang memang belum tapi mana tau nanti mereka luluh juga ." Ujar Abel mencoba memberi semangat kepada sahabat karibnya itu.

Aira hanya mengangguk dan tersenyum tipis, kendati dia sudah merasa cukup putus asa untuk mendapatkan izin dari kedua orang tuanya.

"Kalian gak ada kelas, kok masih santai aja ?" Tanya Reza mengalihkan topik sedih kedua sahabat itu.

"Enggak, hari ini kami cuman mau kumpulin tugas doang ." Jawab Abel
yang di balas anggukan oleh Aira.

"Ra, Loe kaga mau pesen apa gitu ? Daripada loe sedih merana gini." Ujar Reza mencoba perhatian, namun dengan unsur canda ala Reza Rahadian.

NightfallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang