MH 6

10.4K 837 28
                                    

Pagi yang cerah. Cocok sekali untuk berolahraga pagi. Hana sudah mengitari jogging track hingga 5 putaran. Lumayan menguras keringat.

Hana duduk di bangku sekitar taman tersebut. Istirahat sebentar, lalu kembali ke rumah. Hana bekerja dari senin sampai jumat. Sabtu sekolahnya libur.

Saat sedang meregangkan otot-ototnya, Hana melihat seorang ibu-ibu sedang berjalan membawa beberapa kantong belanjaan. Nampak kesusahan. Ibu tersebut  berhenti menaruh kantong-kantongnya, dan sesekali memijat-mijat bahunya sendiri.

Merasa penasaran, Hana pun menghampiri seorang ibu, yang sepertinya lebih pantas jika dipanggil nenek.

"Assalamualaykum..." Sapa Hana dengan senyuman ketika sampai di hadapan ibu tersebut.

Wanita tua itu pun menoleh ke arah Hana, dan membalas senyumannya.

"Waalaykumsalam..."

"Ibu baru pulang dari pasar?" Tanya Hana dengan sopan.

"Iya nak... ini ibu mau pulang, istirahat sebentar, badan ibu udah gak kuat bawa belanjaannya, padahal cuma sedikit"

"Rumah ibu dimana? Boleh saya bantu bawa belanjaannya?"

"Rumah ibu di depan sana..." sambil mengarahkan tangannya menunjukan arah rumahnya.

"Kalau begitu mari saya bantu bawakan bu..." ucap Hana sekali lagi sambil meraih 2 kantong belanjaannya.

"Apa gak ngerepotin?"

Hana menggeleng dengan tersenyum lembut, yang membuat wanita tua itu pun ikut tersenyum.

"Ayo bu kita jalan..."

Mereka berdua melangkah menuju kediaman ibu tersebut. Dalam perjalanan mereka mengobrol diiringi tawa santai. Tak lupa mereka pun saling berkenalan.

"Nah ini rumah menantu ibu..."

Hana membantu membawakan belanjaannya sampai di teras.

"Ayo mampir dulu nak Hana... ibu buatkan minum."

"Aa... tidak usah bu Laila... terimakasih..." jawab Hana menolak dengan sopan.

Ya, yang Hana bantu adalah bu Laila. Beliau berbelanja sendirian. Memang biasa beliau ke pasar berjalan kaki, tidak mau ditemani oleh cucunya. Sebenarnya Asya tadi sudah menawarkan diri untuk menemani sang nenek. Sang nenek pikir kalau mengajak bocah 4 tahun itu, malah dirinya yang akan repot, Asya masih kecil dan tiba-tiba ingin digendong. Beliau tidak kuat menggendong Asya. Kalau kedua kakak Asya, masih asik bermimpi indah.

Bu Laila terus membujuk Hana agar mampir ke rumahnya. Tapi Hana berhasil menolak dengan halus, dan akhirnya pulang ke rumahnya. Saat mereka mengobrol di jalan tadi, bu Laila bilang menantunya seorang duda beranak tiga. Maka dari itu Hana menolak untuk mampir. Hana tidak ingin memjadi bahan pembicaraan. Janda muda berkunjung ke rumah duda kaya. Baru memikirkannya sudah membuat Hana geli.

Eh, tapi. Beberapa minggu lalu ia juga sempat diantar oleh seorang duda. Bahkan minggu berikutnya ia mengajak si duda ganteng makan bersama di rumahnya.

Apa aku sudah hampir menjadi janda genit sekarang?.

Hana memukul-mukul kepalanya saat menyadari hal itu. Ia berusaha membuang pikiran negatif itu. Dan tidak akan mengulangi hal ceroboh seperti itu lagi.

"Kenapa banyak duda sih di sini..." Gerutunya pelan sambil berjalan cepat menuju rumah.

~~~~~~

"Nenek tadi ngobrol dengan siapa di teras?" Tanya Raya yang sedang membantu sang nenek memotong sayuran.

Miss Hana (END) [Telah Terbit Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang