MH 11

9.6K 704 21
                                    


Hana tidak dapat berkonsentrasi. Ia mengingat kejadian tadi pagi saat akan berangkat ke sekolah. Ia mendengar para tetangga membicarakan dirinya.


"Gak nyangka ya, ternyata si Hana itu janda."

"Pantesan dia mau sama duda kaya itu"

"Eh, waktu malem itu dia dijemput laki-laki juga."

"Duh janda genit. Ati-ati suami kita nanti digodain dia."

Itulah yang ia dengar dari obrolan para tetangga. Sepertinya mereka sengaja membicarakannya di depan Hana, sejak mereka melihat beberapa kali Hana dan Keenan bersama. Lagi pula sudah beberapa hari ini ia sudah mencoba menghindari Keenan.

"Huuuhhhh...." Hana membuang nafas kasar.

Hal itu menarik kedua temannya yanh sekarang masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Ada apa Han? Dari tadi mbak perhatiin kok kamu ngelamun terus..." tanya Dian.

"Iya, Han. Kalo ada apa-apa cerita aja sama kita..." timpal Tasya.

"Aku nggak apa-apa kok..." Hana menggeleng tersenyum.

"Nggak apa-apa'nya cewek itu, pasti ada apa-apa, Han..."

"Bener tuh kata Tasya. Kamu kalo punya masalah, jangan dipendem sendiri. Gak baik..." Dian mengingatkan.

Lagi-lagi Hana menghela nafas. Ia bingung harus bagaimana.

Akhirnya, setelah dibujuk dan memang dia tidak sanggup lagi memendamnya sendiri, Hana duduk di bean bag, diikuti Dian dan Tasya. Dia mulai menceritakan semua. Siapa dirinya, bagaimana kedekatan dengan orang tua muridnya. Dan juga cibiran para tetangga.

"Ya Allah, Han... ternyata masalah hidup mu complicated ya, aku pikir perempuan cantik hidupnya gaj serumit itu..." Ucap Tasya yang kemudian mengaduhh sakit karena bahunya dipukul oleh Dian.

"Tapi, Han.. aku penasaran, sebenernya siapa laki-laki yang dimaksud sama Pak Keenan itu..." kata Dian penasaran.

"Aku juga gak tau mbak... selama ini aku gak pernah deket sama priablain selain dia..."

"Coba kamu inget-inget lagi... siapa tau kamu pernah pergi sama temen atau saudara laki-laki kamu yang gak sengaja diliat bapaknya Randy..."

Hana tampak berfikir, mengingat kejadian belakangan ini.

"Ah! Jangan-jangan yang dimaksud itu, Bang Daniel...!" Seru Hana.

"Siapa Bang Daniel?" Tanya Dian dan Tasya serempak.

"Dia kakak angkat aku. Satu-satunga keluarga ku di sini... malem itu aku pergi ke pesta sama dia, terus besoknya tiba-tiba bapaknya Randy ngajakin piknik. Aku yakin pasti dia yang dimaksud."

Dian dan Tasya mengangguk paham. Ternyata si duda sudah salah paham, yang membuatnya tersulut api cemburu.

🌺🌺🌺

Keenan seperti orang yang frustasi. Ia sedang berdiri di halaman belakang. Mengusap kasar rambutnya dan berulang kali seperti mencoba menghubungi seseorang.

Miss Hana (END) [Telah Terbit Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang