MH 1

14.8K 1K 15
                                    

Hana merebahkan tubuhnya di kamar yang bernuansa abu-abu, putih. Aktifitasnya yang baru membuatnya kelelahan sehingga untuk mengganti pakaiannya saja Ia sangat malas. Ya, sudah sebulan ini Hana menjadi guru BK di SMA Harapan Bangsa, dan sudah hampir dua bulan ia tinggal di rumah barunya. Kota yang jauh dari tempat kelahirannya. Berharap Ia bisa melupakan kenangan buruk di sana.

Matanya ingin terpejam, tapi bunyi di dalam perutnya menyadarkannya bahwa Ia belum sempat makan siang.

"Huuuuh.." Hana menghela nafas dalam.

Ia teringat kejadian di sekolah tadi, seorang murid laki-laki yang selalu berulah. Guru-guru sudah angkat tangan, tidak ingin berurusan dengan siswa tersebut. Kabarnya siswa yang bernama Randy Aufa Yaser itu masih kerabat kepala sekolah, ibu Afifah Yaser.

Hana tidak habis pikir, sejak pertama Ia menginjakan kaki di sekolah itu, Randy selalu jadi bahan obrolan guru-guru. Banyak guru yang mengeluhkan perilakunya yang buruk. Entah itu membolos saat jam belajar, merokok di toilet, tidak ikut upacara bendera, pokoknya ada-ada saja kelakuannya yang membuat Hana sendiri mengelus dada.

Hari ini Hana melakukan konferensi kasus dengan Randy saat jam istirahat ke dua. Pasalnya Randy tidak hadir saat pelajaran sejarah. Mau tidak mau Hana menyusuri semua seluk beluk lingkungan sekolah, sampai akhirnya menemukan Randy yang sedang tidur di atas pohon belakang sekolah.

Saat di ruang BK, Randy mengeluh kelaparan dan ingin ke kantin sebelum acara "interogasi" dimulai. Hana tidak bisa mentolerir Hal itu, walaupun Randy sudah menunjukan wajah memelas seperti gelandangan yang tidak makan selama 3 hari. Akhirnya dengan rasa iba dan sedikit terpaksa, Hana memberikan bekal makan siang yang Ia bawa kepada Randy.

Dan konferensi kasus hari ini berlangsung dengan siswa laki-laki yang menjawab pertanyaan guru BK sambil mengunyah makanan dimulutnya.

Hana tersenyum miris mengingat kejadian tadi. Akhirnya Ia memutuskan untuk mengganti baju kerjanya dan memesan makanan lewat aplikasi online.

🌺🌺🌺

Pagi yang cerah. Bel sudah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan dimulai. Semua orang sibuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, tak terkecuali Hana yang baru menyalakan komputer di ruang BK.

"Pagi ibu Hana..." sapa salah seorang guru BK rekan satu ruangan Hana yang baru tiba.

"Eh mbak Dian, kok tumben baru dateng?" Ucap Hana menjawab sapaan Dian.

Dian adalah salah satu guru BK yang terkenal bengis. Semua siswa langsung kabur jika sudah melihat Bu Dian di dekat mereka. Dian ini lebih tua dari Hana 5 tahun, makanya Hana memanggil dengan sebutan "Mbak".

"Iya nih, tadi mesti ngebujukin Salsa mandi, hari ini pengasuhnya cuti, jadinya Salsa aku titipin di rumah neneknya dulu, tapi harus ada drama dulu sebelum mandi, makanya bisa telat dateng. Untung Kepala Sekolah belum dateng." Jawab Dian diakhiri dengan helaan nafas lega.

Mendengar jawaban Dian, Hana tertawa miris "susah ya Mbak punya anak kecil kalo pagi-pagi gini."

"Ya gitulah Han... Oiya, aku tadi ngeliat Randy lagi bersihin mushola sendirian, jadi kamu ngasih hukuman ke dia?" Tanya Dian saat mengingat kejadian di halaman depan Mushola sekolah tadi.

"Iya Mbak, biar ada kegiatan baru, siapa tau dia bosen duduk santai di toilet, kan lebih berfaedah kalau bersihin mushola. Hehehe..."

"Ada-ada aja deh kamu Han. Kalau ditegur kepsek baru tau kamu..." ucap Dian menggelengkan kepalanya.

Sementara di depan pintu ruangan, muncul Tasya, guru BK yang seumuran dengan Hana tapi lebih dulu mengajar di SMA Harapan Bangsa ini. Tasya nampak ngos-ngosan mengatur nafasnya.

Miss Hana (END) [Telah Terbit Di Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang