Sudah dua Minggu Jihoon tak masuk kerja. Ia menghilang begitu saja tanpa jejak. Kepolisian masih mencari dimana Jihoon berada.
"Hyung, ayo buka mulutmu." Ucap Mingyu. Wonwoo terus diam.
Wonwoo sakit semenjak kejadian ditemukannya baju Jihoon lengkap dengan darah yang banyak. Mingyu mengurusinya hampir setiap hari. Sebenarnya Wonwoo masih bisa bekerja, tapi dua hari ini ia makin drop dan kehilangan berat badannya banyak.
"Jeon Wonwoo! Sadarlah, kita sudah mencarinya kemana-mana dibantu dengan pihak kepolisian! Jihoon pasti ketemu!" Ucap Mingyu sedikit menaikan nadanya. Wonwoo menoleh.
"J-jihoon itu perantau, Mingyu-ya. Ia seperti adik kecilku. Walaupun kami baru bertemu seminggu, aku sudah merasa nyaman dengannya." Air mata Wonwoo sudah tak dapat tertahankan.
"Kau boleh khawatir, tapi tidak dengan mengorbankan dirimu Hyung."
"Apa diluar sana Jihoon makan dengan enak? Apa Jihoon mendapat tempat untuk tidur? Hikss a-apa Jihoon masih hidup?" Wonwoo meracau.
"Hyung sadarlah. Kau tak boleh begini, kalau kau sakit Jihoon juga akan sedih ketika melihat mu nanti." Mingyu memeluk Wonwoo.
"Hikss Mingyu-ya aku takut." Wonwoo menangis kencang.
"Ada aku. I'm stay with you Hyung." Mingyu mengelus kepala Wonwoo.
"T-tunggu! Apa kau hikss tidak curiga dengan Sajangnim?" Tanya Wonwoo melepaskan tangan Mingyu.
"Maksud mu?"
"Respon Sajangnim hanya 'tunggu saja kabar dari polisi'. Apa kau tak hikss curiga? Apa jangan-jangan Sajangnim yang menculik Jihoon?" Mingyu menggeleng tak mengerti.
"Aku tak mengerti Hyung. Pikiranmu sudah mulai terganggu." Wonwoo menggeleng.
"Bisa saja bukan? Jelas-jelas banyak rumor bahwa Sajangnim itu psychopath, penculik, dan tak waras. Ya kan?"
"Apa kau menelan rumor-rumor itu tanpa mencari tahu kebenarannya?", Tanya Mingyu.
"Kau membelanya?!" Wonwoo marah.
"Bukan begitu Hyung. Tapi kan bagaimanapun juga Sajangnim itu bos di perusahaan. Kau tak boleh sembarangan mengatakan hal yang seperti itu." Ucap Mingyu.
"Kau jelas membelanya!" Wonwoo kesal.
"Eyy aku cium lagi nih?" Canda Mingyu. Wonwoo mencubit kesal pinggang Mingyu.
"Mesum!" Mingyu tertawa dan mengacak-acak rambut Wonwoo.
.
.
.
.
.
.
.Jihoon sedang merapihkan rambut Soonyoung dengan tangannya. Mereka berdua belum beranjak dari kasur karena Soonyoung yang begitu manja ingin memeluk Jihoon terus.
"Soonyoung-ah kajja bangun. Kau harus ke kantor." Ucap Jihoon.
"Siangan saja." Soonyoung mengeratkan pelukannya di pinggang Jihoon.
"Ish disini sangat bau!" Ya, mereka bercinta lagi semalam.
"Tapi nikmat kan?" Goda Soonyoung.
"Menjijikkan! Aduh!" Jihoon mengaduh saat dirinya memaksa untuk duduk. Holenya masih sakit.
"Apa setiap habis melakukannya terasa sakit sekali?" Tanya Soonyoung khawatir.
"Ya kau pikir?" Jihoon memutar bola matanya malas.
"Hehe mian. Aku hanya ingin cepat-cepat ada Soonyoung kecil disini." Ucap Soonyoung seraya mengelus perut rata Jihoon. Jihoon perlahan memerah.
"Memang kau ingin punya emm berapa anak?" Tanya Jihoon malu.
"Tak banyak. Sebelas? Dua belas? Pokonya lebih dari 10." Soonyoung tersenyum lebar.
"Yak! Kau pikir aku apa?! Sana minggir!" Jihoon menjauhkan Soonyoung.
"Aku hanya bercanda sayang." Jihoon berbalik memandang Soonyoung.
"Emm Soonyoung. Apa aku boleh.... keluar?" Tanya Jihoon hati-hati.
"Boleh." Mata Jihoon berbinar.
"Jinjja?!"
"Tentu. Tapi hanya sekitar apartemen." Jihoon mengangguk semangat.
"Aku janji hanya sekitar apartemen! Gomawo, saranghae!"
CUP
Jihoon mencium bibir Soonyoung cepat lalu tersenyum.
"Sudah mulai nakal hm?"
"Ani. Morning kiss hehe."
.
.
.
.
.
."Wonwoo bagaimana Gyu?" Tanya Jeonghan ketika melihat Mingyu datang.
"Sudah lebih baik?" Seungcheol menghampiri mereka.
"Sudah. Tapi masih 2-3 sendok suap saja makannya.", Ucap Mingyu lesu.
"Sabarlah, hitung-hitung kalian menjadi akrab bukan?" Canda Seungcheol.
"Yak Hyung! Aku bahkan tak memikirkan itu selain kesehatannya." Ucap Mingyu sinis.
"Hei sudah-sudah. Pihak kepolisian memberitahu ku kalau kasus ini segera ditutup kalau sampai dua hari lagi pencarian masih tak membuahkan hasil. Lagi pula pihak keluarga Jihoon sudah mengikhlaskannya. Keluarganya akan mengambil barang-barangnya secepatnya." Ucap Jeonghan sedih
"Ibunya pasti sedih. Wonwoo apa kita beritahu juga?" Tanya Seungcheol.
"Kondisi Wonwoo masih belum baik. Aku takut dia malah semakin drop."
"Kau benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
P E M B U N U H //SoonHoon ✓
Fiksi Penggemar"Sekali aku tak menyiksa, maka aku yang tersiksa." -Kwon Soonyoung, 24y,o "Kau pendosa besar Soonyoung!" -Lee Jihoon, 24 y,o. "Mulai sekarang tak ada pertengkaran. Yang memulai pertengkaran lebih dulu akan mendapat hukuman." -Kim Mingyu, 23y,o. "Jan...