BAB : 03

156 49 57
                                    

Mungkin ini pagi yang sangat mengesalkan untuk seorang gadis bernama Nova Adhynianza. Alasan pertama, dia bangun kesiangan. Lalu dia tidak bisa sarapan karena semua piring dan alat masak rusak karena pertengkaran orangtuanya semalam. Yang terakhir, dia ketinggalan bus dan parahnya tidak bisa menemukan ojek, angkot, ataupun taxi satu pun.

Walau akhirnya sudah menemukan kendaraan untuk ke sekolah, tetap saja Nova telat begitu sampai disana. Dia berlari menghampiri pak satpam yang hampir menutup gerbangnya.

"Pak tolong pak, biarin aku masuk ya pak? Sekali ini aja pak, serius, tadi ada masalah di jalan, makanya telat. Tolong ya pak." Nova berucap dengan memasang wajah memohonnya. Berharap agar pak Agus mau membukakan gerbang untuknya.

Tin... Tin....

Suara klakson motor membuat perhatian Nova dan pak Agus mengarah pada dua orang yang sepertinya juga telat datang, sama seperti Nova.

Dan sialnya Nova mengenal dua orang itu. Itu Vergan dan Sera. Mereka datang bersama. Dengan posisi Sera yang memeluk Vergan dari belakang. Ah, Nova makin merutuki kesialan paginya hari ini.

"Pak, bukain dong pak gerbangnya. Janji lain kali gak telat lagi." ucap gadis yang duduk di belakang Vergan pada pak Agus.

Sedangkan Vergan malah memfokuskan pandangannya pada Nova yang juga sedang memandangnya dengan tatapan kecewa. Kecewa untuk kesekian kalinya.

"Gak bisa! Kalian bertiga harus dihukum bareng murid yang lain. Cepat kumpul ke lapangan!" perintah pak Agus tidak bisa diganggu gugat lagi. Dengan terpaksa mereka pun mengikuti perintahnya.

Nova jalan duluan di depan mengikuti pak Agus, sedangkan Vergan dan Sera ada dibelakangnya. Hal itu membuatnya dapat mendengar semua percakapan dua orang itu.

"Kamu sih! Kita jadi telat kan!" gerutu Sera sambil memukul Vergan.

"Ya maaf, tadi kan aku sempet ngambil buku dulu di tempat temen." jawab Vergan membela dirinya sendiri.

"Gak tau ah! Kesel! Jadi harus dihukum kan!"

"Iya maaf maaf."

Nova meringis mendengarkan percakapan Vergan dan Sera. Seperti biasa, Vergan memang sangat lembut orangnya. Sepeti Vergan yang dulu.

Karena tidak mau terus kalut dengan pikirannya dan terlalu malas menyaksikan dua sejoli yang bermesraan, Nova melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju lapangan. Disana sudah ada segerombolan orang yang akan dihukum karena datang telat. Mereka semua laki-laki. Hanya dirinya dan Sera yang perempuan.

"Tumben telat?" tanya seseorang begitu Nova ikut dalam barisan.

Nova melirik sekilas untuk melihat siapa yang bertanya, lalu tersenyum saat melihat Mark disampingnya, "Lagi sial." jawan Nova singkat.

"Biasanya juga berangkat sama Vergan atau Ten. Kok bisa telat?" tanya Mark lagi.

Nova menghela napas, masih merutuki kesialannya di pagi ini, "Ten udah berangkat duluan kayaknya. Kalau Vergan... Dia juga telat. Lagian dia berangkat sama orang lain."

Mark langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Vergan, dan langsung ber-OH ria saat menemukan sosok yang dia cari, "Loh, dia sama siapa? Kok sama cewek?" tanya Mark lagi.

"Gak tau." jawab Nova mulai kesal.

"Lo kan pacarnya. Kok gak tau sih?"

"Diem lo Markonah! Lagi kesel nih gue!" bentak Nova akhirnya karena tidak tahan mendengar semua pertanyaan dari Mark.

Mark gelapan, "So-sorry." ucapnya merasa bersalah.

"It's oke." jawab Nova.

"ITU YANG BELAKANG KENAPA MALAH NGOBROL!? DENGERIN GAK GURUNYA LAGI KASIH NASEHAT?!"

RELATIONSHIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang