9

202 17 0
                                    

OOOOO

Sudah seminggu yang lalu Sita sadar dari masa komanya tiga hari yang lalu ia sudah diperbolehkan pulang karena perkembangan yang sangat pesat didalam tubuh Sita tapi Sita harus tetap mengkonsumsi beberapa obat-obatan agar kodisi paru-parunya tetap stabil.
Sita memilih bersekolah daripada harus berdiam sendiri dirumah dan ia juga merasa kesepian.
"Pagi bun, yah" sapa ya setelah turun dari tangga.
"Pagi sayang udah siap aja kamu Ta, semangat banget baru dibolehin sekolah lagi" sahut Sandra yang melihat Sita tak lepas dari senyumnya.
"Banget-banget bun soalnya awal mos Sita sekolah sebentar" dengan girang Sita menjawab perkataan Sandra.
"Ya udah abisin cepet sarapan mu sayang nanti ayah anter kamu kesekolah" ucap Dave yang sibuk dengan koran yang ia bawa dan sesekali menyesap kopi yang tersedia dimeja makan.
"Emang ayah gak kekantor?" Ujar Sita dengan ucapan yang tidak jelas karena masih mengunyah roti bakar coklat yang dibuat oleh Sandra.
"Kebiasaan banget kamu Ta abisin dulu makanannya baru ngomong" cerca Sandra karena kelakukan putrinya.
"Hehe maaf bun"
"Ayah hari ini hanya ada kunjungan dikantor cabang dibandung dan mungkin berangkatnya malem ini jadi sekarangbisa santai sedikit" ucap Dave dengan jelas lalu Sita hanya beroh ria.
Setelah sarapan seperti biasa Sita melihat penampilannya lagi.
"Yah sempurna" gumam Sita.
Dave selesai memanaskan mobil langsung masuk kerumahnya untuk memanggil Sita.
"Ta ayo berangkat nanti kamu telat"
"Iya yah Sita pamit ke bunda dulu" ujar Sita dan menyalimi bundanya.

OOOOO

Sita berjalan menuju kelasnya, selama ia berjalan dikoridor sekolah Sita menyaksikan tatapn anek dari anak-anak yang lain, mungkin karena ia baru masuk sekolah teman-temannya merasa asing dengan dirinya.
"Sitaaa!" Yura berteriak menyapa sahabatnya dan langsung memeluknya.
"Wis nona cempreng sudah sekolah nih rame lagi kita" Ucap Haikal mengurai pelukan juga kearah Sita.
"Ngapain lo sekolah?" Sahut Bayu dengan nada ketus.
"Abang Bayu sepupumu yang cantik ini sudah sembuh dan gue bosen dirumah" ucap Sita dengan nada alaynya.
"Tapi lo udah"
"Udah ah yuk mending kita masuk aja" ucap Yuri memotong pembicaraan Haikal dan langsung manggandeng tangan Sita dan masuk kekelas.
Setelah mereka mengantarkan Sita ketempat duduknya, dan pelajaran pun dimulai. Setengah jam pelajaran dimulai serasa hening karena pak Rian menugaskan seluruhnya untuk mencatat materi yang sudah ia tulis dipapan tulis.
tiba-tiba
tok...tok..
"Permisi pak" ucap laki-laki tersebut.
"Telat lagi kamu Azka?!" Sentak pak Rian yang sudah tau kebiasaan Azka selama beberapa minggu sekolah disini.
"Ya seperti yang bapak liat" sahut Azka dengan polos dan cuek.
"Kamu ini belum setahun kamu sekolah disini tapi kamu sudah banyak bikin masalah!" Cerca pak Rian kepada Azka, Azka hanya diam tak membalas perkataan pak Rian yang sungguh membuatnya muak dengan ocehannya.
"Oke kamu boleh duduk tapi setelah pelajaran saya kamu ikut keruang guru bersama saya" ucap pak Rian dengan tegas.
Sita memperhatikan Azka dari kejauhan begitu pun dengan Azka yang juga memperhatikan Sita.
"Oh udah sembuh ternyata" Azka membatin sambil memperhatikan Sitadan Sita yang memperhatikan Azka langsung membuang pandangannya kearah papan tulis.
Jam pelajaran Fisika telah selesai semua siswa kelas x ipa 3 merenggangkan badannya.
"Gila tu guru sakit mata gue liat rumus sebanyak itu trus jawabannya cuma -0,5 doang astagfirullah nyebut deh gue" gerutu Haikal pada sahabat-sahabatnya.
"Udahlah jangan drama gitu doang jugaan lo tinggal nyatet ya kan? Trus kalo ulangan biasa nyontek Bayu atau Yura" Ucap Sita dengan lembut dan Haikal hanya terkekeh sambil melihatkan sederet giginya.
"Daripada lo ngedumel gak jelas disini mending kita makan" ujar Yura.
Suasana kantin hati ini tidak sangat ramai untunglah sehingga mereka-mereka tak usah berdesak-desakan.
"Lo pada mau makan apa?" Yura sudah membawa secarik kertas untuk mencatat pesanan sahabta-sahabatnya.
"Yuri samain aja kaya Yura ya"
"Kalo gue bakso seporsi dan somay seporsi minumnya es teh"
"Perut apa gentong sih makan lo kaya abis nguli" gumam Yura.
"Heh! Gini-gini mikir juga perlu asupan lagian juga fisika itu memang pelajaran untuk bangunan kali" cerca Haikal yang mendengar ucapan Yura dan Yura hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Lo mau pesen apa Bay, Ta?"
"Gue mau bakso deh tapi minumnya jus mangga"
"Gue batagor ya trus minumannya es jeruk dan juga tolong minta password wifinya mang jajang" ucap Bayu dengan polos.
"Okeh gue pesen dulu"
Setelah memesan mereka sampai mereka menyantap dengan hening mungkin hanya ada keributan anak-anak sebelah yang bergosip.
Setelah makan Sita dan sahabat-sahabatnya langsung memutuskan kekelas pada saat Sita berjalan kakinya tersandung kaki kursi dan langsung terjatuh menabrak Azka yang sedang membawa jus jeruk.
"Eh maaf-maaf gue gak sengaja" Sita langsung mengelap baju Azka dengan saput tangan yang ia selali bawa dikantongnya.
"Fine tapi lo harus tanggung jawab tapi gak sekarang" bisik Azka ditelinga Sita setelah itu Azka lenggang pergi bersama teman-temannya, Sita hanya menatapnya bingung seharusnya Azka marah tapi ini hanya berbisik kepadanya.
Sahabat-sahabat Sita yang melihat langsung menghampirinya.
"Ta, lo gak kenapa-napakan? Gak ada yang sakit kan? Gak ada yang berdarahkan?" Yura bertubi-tubi melimpahkan pertanyan itu kepada Sita.
"Udah gue gak apa cuma kena rok gue dikit, tar gue bersihin dikamar mandi" Sita dengan polos sambil mengibas-ngibas roknya dengan tangannya, tersadar ada yang hilang Sita sadar bahwa saput tangan kesayangannya dibawa oleh cowok itu.
"Ya udah gue anter ketoilet, lo berdua langsung kekelas aja ini masalah wanita" Ujar Yura lalu mengandeng tangan Sita kearah toilet.
"Apes banget gue hari ini baru juga hari pertama sekolah, tapi kok tu cowo bisa ngomong gitu ya?" Gerutunya didalam hati.
Dilain tempat Azka bangga dengan senyuma smirknya karena rencana PDKT awalnya akan berjalan dengan mulus.
"Ngapa lo senyum-senyum" ujar Raka yang menepuk pundak Azka.
"Kepo lo kek dora" sahut Azka yang lantas pergi meninggalkan Raka.
"Salah gue apaan ya?" Raka menggerutu dirinya sendiri.

OOOOO

Lima belas menit yang lalu seluruh kelas dibubarkan karena memang jam perlajaran telah usai. Kini Sita sudah menunggu sekitar sepuluh menit untuk menunggu jemputan dari ayahnya.
Sahabat-sahabat Sita sudah pulang duluan Yura dan Yuri sudah ditunggu oleh jemputannya sedangkan Bayu dan Haikal pulang bersama. Tinggallah Sita yang menunggu didepan gerbang sekolah.
"Kebiasaan banget sih ayah telat jemputnya" gerutu Sita sambil membolak-balikkan jam tangannya.
Dari kejauhan terdengan deru motor yang akan segera melintas dihadapannya Sita sentak menoleh kearah suara deru tersebut.
"Eh cewe manja belum pulang lo?" Azka yang memulai obrolan Sita yang mendengar itu semua memutar bola matanya.
"Buta lo?! Kalo gue masih disini ya gue belum dijemput, oon kok dipelihara" cerca Sita kepada Azka.
Tring....tring....
Notifikasi Azka dan Sita bersuara secara bersamaan.
"Mama?" Ucap Azka.
"Ayah?" Ucap Sita.
Azka langsung sedikit menjauh dari Sita untuk mengangkat telfon mereka masing-masing.
"Halo kenapa yah?"
"Assalamualaikum dulu sita kebiasaan"
"Eh iya Assalamualaikum yah adaapa?"
"Waalaikumsalam,Sita ayah gak bisa jemput kamu karena disini ada om Fardi sama tante Flora"
"kamu pulang sama Azka ya ini tante Flora udah nelfon Azka biar pulang bareng kamu"
"Yah kenapa gak ayah aja sih yang jemput"
"Masih ada tamu sayang ya udah ayah tutup dulu ya hati-hati pulangnya, Assalamualaikum"
"Yah-yah ish apa-apaan ini belum juga selesai ngomong" gerutunya pada dirinya sendiri.
Sesudah menelfon Azka menghampiri Sita dan melempar tasnya kearah Sita setak Sita kage dan untung Sita sigap menangkap.
"Lo gila ya ?!" Cercanya kepada Azka.
"Sini lo cepet gue pingin pulang" sahut Azka menyalakan mesin motornya.
"Pulang aja lo sendiri ngapain ngajak gue"
"Lo lupa ayah lo nyuruh lo pulang bareng gue?" Ucapnya lalu Sita mengingat perkataan ayahnya yang sedang ada tamu.
"Anjirrr bego banget gue bisa sampe lupa" gumamnya sendiri.
Melihat Sita yang masih menggerutu sendiri akhirnya Azka menghampirinya dan meraih tangannya.
"Udah dulu ngomelin diri lo sendiri entar dilanjut lagi keburu sore" ujar Azka sangan lembut kepadanya.
Setelah menaiki motor Azka, Azka melihat Sita yang sedikit risih dengan roknya lalu Azka melepas jaketnya.
"Pake buat nutupin paha lo"
"Makasih" ucap Sita seadanya.
"Pegangan dong" ujar Azka langsung Sita berpegang pada pundak Azka.
"Bukan disitu tapi disini" Azka langsung melingkarkan tangan Sita dipinggangnya Sita pun hanya bisa diam dan menahan detak jantungnya seperti dipacu lebih cepat dari biasanya.
Setelah itu Azka melajukan motornya ddan tak lepas dari senyumnya yang mulai mengembang sejak Azka melingkarkan tangan Sita.

Tbc~
Luh anggreni
20-mei-2020

Truth and Dare (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang