3

612 30 2
                                    

-----

Rumah bernuansa putih, sesampainya Sita dan Pandu dirumah Sita, Sita pun langsung menyuruh pandu untuk masuk agar Sita bisa mengobati luka yang ada di sudut bibir Pandu.

"Ayo kak masuk dulu aku obatin dulu luka kakak" Sita pun langsung mengarahkan Pandu untuk duduk diruang tamu, "kakak tunggu disini dulu ya aku mau ambil P3K dulu" Sita lenggang pergi setelah dibalas anggukan oleh Pandu.

Pandu melihat sekeliling ruangan itu terpajang foto masa kecil Sita, foto itu sangan menarik untuk Pandu sehingga membuat sudut bibirnya sedikit terangkat. "Memang cantik dari kecil" gumam Pandu sambil masih menatap foto itu.

Tiba-tiba Bunda Sita datang dari arah luar yang membuat Pandu tersadar dari lamunannya, "Kamu teh saha? Teman anak saya?" Bunda Sita bertanya kepada Pandu.

"Iya tante, kenalin nama saya Pandu, saya kakak kelas anak tante" Pandu pun menyalami Bunda Sita. Datanglah Sita dari dapur dengan membawa segelas air dan kotak P3K, "Itu teh buat apa kamu bawa P3k segala?" Bunda Sita menyeritkan kening "Eh Bunda udah dateng, ini Sita mau obatin luka Bun" langsung Bunda Sita bingung takut hal buruk terjadi pada anaknya "Kamu kenapa bisa luka Sita, aduh Bunda kan udah bilang hati-hati"

"Bukan Sita Bun, tuh tapi kak Pandu tadi dia nolongin Sita yang digodain sama preman" Bunda Sita langsung menoleh kearah Pandu "Nak Pandu tante teh terima kasih pisan sama kamu udah nolongin anak tante sampe kamu luka gini" sambil memegang tangan Pandu "Ini mah kecil tante" langsung Sita duduk di sebelah Pandu dan ingin mengobati Pandu "Ya sudah tante masuk dulu ya, Sita kamu obatin Pandu yang bener ya" Bunda Sita langsung berjalan menuju lantai 2 "Siap bun"

"Kak mau gue yang ngobatin atau kakak sendiri?" tawar Sita

"Gue sendiri aja ta terima kasih ya" didalam hati Pandu, Pandu ingin Sita yang mengobatinya.

"Oh ya Ta, kelihatannya Bunda kamu baik ya" 

Setelah Pandu mengobati lukanya Pandu diajak makan malam oleh Bunda Sita setelah itu pun langsung pamitan pulang kerena hari sudah gelap, "Ya udah ta makasi ya udah diajak mampir pake obatin dan diajak dinner segala dan maaf soal tadi udah bilang lo cewe gue"

"Iya kak gak apa dan yang harusnya terima kasih tuh aku kak dan maaf juga karena kakak udah nolongin aku sampe luka gini trus aku juga tadi pagi sempet nabrak kakak di sekolah" ucap Sita merasa kecewa dengan dirinya.

"udah gak masalah buat gue yang penting lo udah aman sekarang, oh ya gue pulang dulu ya gak enak sampe malem gini dirumah lo" Pandu pun maik ke motornya dan menggunakan helm fullfacenya.

"oke kak hati-hati dijalan ya kak" jawaban Pandu hanya mengangguk saya dan meninggalkan pekarangan rumah Sita, lalu Sita masuk dan menutup gerbang rumahnya.

-----

Hari ini adalah hari kedua mengikuti MOS, pagi ini Sita sedang asik menyantap sarapannya dengan Bunda dan Ayahnya, yang terdengar disana hanyalah dentingan sendok dan garpu. "Bun, Yah, nanti Sita langsung ke mall ya beli barang-barang untuk camping besok, aku gak sendiri nanti ditemenin Bayu juga Bun, Yah" Sita membuka perbincangan dengan raut wajah sedikit melas agar diizinkan oleh Bunda dan Ayahnya.

"Tapi inget ya Ta, Ayah gak mau sampe kejadian kemarin keulang lagi, dan Ayah udah suruh Bayu jemput kamu untuk berangkat kesekolah bareng" ucap Ayah tegas agar sesuatu yang jelek tidak terjadi kepada anaknya.

"Ih Ayah kenapa jadi nyusahin Bayu sih?!" Sita sedikit memberontak Sita memang tidak ingin menyusahkan orang lain, Ayah Sita pun kerap menitipkan anaknya yang super duper ceroboh itu kepada sahabat-sahabatnya, "Sita, kamu tau kamu itu terlalu ceroboh, Ayah tidak ingin kamu kenapa-napa, apalagi denger cerita kamu hampir diperkosa orang, sakit hati Ayah dengernya" Ayah bangkit dan mengelus dan mencium puncak kepala Sita.

Truth and Dare (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang