Hari ini 5D boys menyempatkan untuk memenuhi panggilan Dira di rumahnya, Bagaslah yang menyarankan pada Dira untuk memberitahu 5D boys secara langsung apalagi baru kali ini Dira akan mengumumkan tentang asmaranya.
"Gimana perasaan lu, Ra?" tanya Bagas.
"Dira gak tahu, Bang. Siap gak siap sih ngasih tahu mereka, ya abang kan tahu sendiri gimana Dion ke Dira. Dira gak tahu akan gimana Dion setelah tahu hal ini, tapi di sisi lain Dira bersyukur karena parnonya Dion ke Dayyan akan hilang total setelah Dion tahu kalo ternyata Dira perasaannya juga bukan untuk Dayyan," jelas Dira pada kakaknya.
"Abang percaya lu bisa, Ra. Lu harus percaya ama diri lu kalo lu gak ada niat nyakitin Dion, siapa tahu aja dengan keadaan baru ini Dion bisa jatuh cinta pada cowok lain kan," ucap Bagas menenangkan adiknya."Iya, Bang. Aaaminn. Semoga aja semua yang terjadi sesuai dengan harapan Dira dan abang," kata Dira perlahan tenang.
"Ya udah, abang nyiapin alat musik dulu ya. Abang pengen lihat 5D tampil," ucap Bagas mulai bersemangat karena sudah lama tak berkumpul dengan 5D.
"Abang bener-bener total ya, padahal Dira gak bilang loh ke mereka kalo abang akan nyuruh mereka ngeband," kata Dira.
"Abang juga sengaja gak bilang, Ra. Ya udah abang ambil gitar dulu ya di atas," ucap Bagas sambil menaiki anak tangga.
***
Dua jam kemudian, 5D boys pun telah berada di depan rumah Dira. Bagas pun menyapa dan mempersilakan mereka untuk masuk.
"Guys, ayo masuk!" ajak Bagas.
"Ayo, guys!" ucap Dimas.
"Kalian duluan ya, HP gua ketinggalan," ucap Dion.
"Long time no see, Bang!" kata David.
"Iya, Dav. Gua tukaran ama Bagus jagain Dira. Kalian semua tambah keren," puji Bagas.
"Makasih, Bang," seru David.
"Siap tampil kan?" tanya Bagas.
"Band, Bang?" Dayyan mulai bicara.
"Iya, Day. Gimana? Bisa kan?"
"Insya Allah, Bang." Dimas yang menjawab.
"Dayyan ngikut, Bang," tambah Dayyan.
"Oke, sip. Gua udah siapin alat buat kalian, jadi kalian sisa maen aja," seru Bagas sambil memasuki ruang tengah bersama 5D boys.
"Welcome home, guys!" sapa Dira.
"Total banget ya, Ra!" Dimas terkesan.
"Iya, ini idenya abang gua. Gua cuman bantuin," ucap Dira tersenyum.
"Jadi kita ngisi acara doang nih?" tanya David.
"Iya, kan gua yang ngajak kalian ke sini. Entar bantuin beres-beres alat musik aja, oke?" Dira menjelaskan.
"Okelah, Ra," kata David.
Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruang tengah, yang ingin lesehan bisa juga tergantung nyamannya mereka bagaimana. Bagas merasa lega bisa mempersiapkan semua tepat sebelum 5D boys tiba di rumahnya.
"Assalamu Alaikum! Welcome, guys! Thanks banget udah datang, gua tiba di Indonesia beberapa hari yang lalu. Sorry karena hari ini baru bisa ketemu ama kalian, Dira bilang karena libur jadi kalian ada kegiatan masing-masing. Jadi gua nunggu waktu yang tepat dimana kalian bisa berkumpul. So, gua gunain kesempatan ini buat ketemu kalian. Soal kalian akan tampil di sini, gua sengaja gak bilang sebelumnya bahkan Dira juga baru tahu pas gua nyiapin alat musik buat kalian. Gua kan dah lama gak liat kalian live, jadi gua pengen. Kalo tentang Dira, dia punya pengumuman sendiri buat kalian." Bagas menjelaskan panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
5D
Teen FictionKopi itu seperti kebersamaan, selalu mampu merangkul perbedaan. (5D)