Happy Reading
🌸🌸🌸🌸
tin...tin...
Gue membalikkan badan
"mau sekolah? ayok bareng"
aduh kok bisa ada dia, hari yang baik pasti sekarang"em gpp ni, nanti ada yang marah"
"nggk, ayo udah naik na"
"eh iya dev"
aduh jangan gugup dong, santai. malu ni ada Doi.
"pegangan Na" pinta devo setelah gue naik ke motornya.
"eh nggk usah dev, aku nggk suka"
What pegangan, emang gue seneng tapi tetep gue anti sama setuh menyentuh cowok, sama ayah aja nggk pernah pegangan lah ini. si doi mah pinter ambil kesempatanya
"pegangan na! lo tau kan gimana gue kalau naik motor"
gue hanya nganguk pasrah kemudian memegang ujung jaket Devo.
🌸🌸🌸🌸
Dalam perjalan terdengar suara kendaraan, tak ada obrolan dari dua sejoli ini mereka hanya bungkan, bergulat dengan pikirannya sendiri
memang Devo tak pernah mengendarai motor dengan standar selalu diatas rata rata.
ngajak mati ni anak ~ Dona
tapi tetap saja Dona kelewat bahagia.
sampai digerbang sekolah semua siswa memperhatikan mereka. ralat Devo lebih tepatnya, Dona menghembuskan nafas kasar.
"em turuni gerbang aja dev" sedikit memajukan kepalanya agar terdengar.
"nggk, bareng aja" entah senang atau malu, pasalnya semua orang seperti ingin menusuk Dona dengan mata mereka.
Devo melajukan motornya keparkiran menurunkan kecepatanyya,
Namun ada siswa tiba-tiba Lari.
And
BRRUKK
🌸🌸🌸🌸
"Trus?" tanya Dini antusian.
sekarang mereka ada didalam kelas saat istirahat pertama
"Ya seperti Biasa" Dona menghela nafas pelan.
"Hahahaha.....kenapa endingnya selalu sama sih Na"
"ya mana gue tau, emang gue milih. ya nggk lah" kesal dengan temannya ini, selalu senang kalau dia kesal.
"Trus trus sakit nggk pas jatoh" Tanya Dini antusian
"ya sakit lah, tapi lebih sakit menerima kenyataan"
"azek" tawa dini pecah melihat temannya sedih karena cinta
"lo ketawa mulu males gue"
Dona meninggalkan kelas."yah si oneng main tinggal aja."
🌸🌸🌸🌸
dikantin
aduh pusing ~Dona
Dona paling anti dengan keramaian, tapi bukan berarti dia anti sosial hanya saja saat melihat banyak orang maka kepalanya akan sedikit pusing pernah sampai mual karna terlalu sesak.
"Na, are you okey?" tanya Dini khawatir.
walau pun mereka selalu bertengkar mereka tetaplah teman yang saliang menyayangi. tanpa harus ditunjukkan seperti pertemanan yang lain.
Dona hanya merespon dengan anggukan dan menghela nafas.
saat asik memilik jajanan, terlihatlah sosok yang tak pernah lelah lari dikepala Dona :v
Ok harus gue sapa, masa nyapa aja nggk berani ~Dona
pandangan dona tak lepas dari Devo, sesekali pandangan mereka bertemu
semakin dekatdekat
dan
"hey" sapa dona dari belakan sambil menepuk punggung kokoh yang selalu dipandangnya
"eh iya" Devo menoleh kebelakang, namun yang menyapanya telah berlalu, sempat ia meliat siapa yang menyapanya
astagadragon padal cuma sekilas gue udah lemes, lemes Dona mak ~Dona
saat masih mengontrol degupan jantungnya tiba-tiba
"woy, kok ninggalin sih" muncullah Dini, aelah kek jin aja
"ye lo aja yang kelamaan" protes Dona
"Hehehe maaf, kenapa gitu kenapa?" tanya dini melihat sahabatnya yang terlihat aneh
"gpp, cuma habis ngomongin masadepan sama calon imamqu"
"iuh, jijik Na, sok iye lo ngobrol, nyapa aja udah kek nak cacingan" hardik Dini
"Hahaha, tau aja temen gue"
"Tapi gur nggk boong, barusan habis ngobrol sama doi"
"iyain biar seneng, yok kelas tarlagi mau masuk"
Dona dan Dini meninggalkan kantin.
🌸🌸🌸🌸
hai......
gimana? makin gaje hahaha......
vote dan coment pokok@nd
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Teen FictionTidak semua bunga dapat mekar Tak semua bunga indah dipandang Tak samua bunga memiliki aroma sedap Bunga tidur contohnya. 🌸🌸🌸🌸 tangan Dini mendorongku bemaksud bercanda, namun BRUKK 🌸🌸🌸🌸 "Trus..?" "Udah, gitu doang" lalu meneguk air mineral...