||DREAM|| EPS 9 🌺

0 0 0
                                    

Haiiiiiiii

🌸🌸🌸🌸

bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. dikelas 12 IPA 5 masih ada beberapa anak yang belum pulang.

"eh na, gue lupa" suara Dini mengagetkan Dona

"apaan si Din ngagetin aja, emang lo lupa apa?"

"gue lupa belom bilang sama lo, kalau sekarang gue nggk bisa nganter lo pulang gue da... ada..itu anu"

"lo mau jalan sama rey" tanya Dona memastikan

"buka sama rey tapi sama Rafy" Dini menyengir begok

Rafy, salah satu gebetan Dini, for your informatiom Gebetan Dini banyak btw tapi nggk ada satupun yang jadi selalu selesai ditengah jalan. Kacian

"oh, ok gpp, sans"

ternyata sejak tadi Deren memerhatikan kedua gadis yang sedang berbincang itu.

"mau bareng gue Na" ajak Deren

"em" dona seang berfikir "tapi rumah lo jauh dari rumah gue der"

"so?" Deren menaikkan alis nya menunghu jawaban yang lebih "gue yang ajak jadi itu artinya nggk ada masalah, udah bareng gue Na. lama kita nghk pulang bareng"

Dona masih berpikir, menatap Deren dan Dini bergantian. dari arah pintu ada dua sosok masuk.

"Din jadi lan, yuk keburu kesorean" Dini menengok dan tersenyum kearah cowok itu

"eh ayok fy." Dini menoleh pada Dini "Na lo jadi pulang sama siapa, gue nggk tenang ni kalau lo belom ada tebengan pulang"
Dona menoleh pada sosok yang barusan masuk. ya dia itu Dito Dan Rafy.
"em sama Dito aja. kan rumahnya deket gue, maaf ya Er, bye" Deren menghela nafas kemudian mengangguk.

Dona menghampiri Dito "Itoooo"

"apa?" dengan ketusnya

"dingin amat mas"

"ada apa Dona" jawab Dito mencoba sabar

Dona menunjukan giginya "gue nebeng lo ya, anterin gue pulang Ito" Dito mengangguk mantap
pasalnya ia sudah tau jika Doni dan Rafy (teman Dito) akan pergi bersama maka itu artinya Dona tak ada yng mengantar pulang, karena itu Dito ikut Rafy menuju kelas Dona.

Dito Dan Dona berjalan beriringan menuju parkiran

"to, lo ditanya ayah noh"

"tanya apa?"

"kenapa nggk pernah kerumah katanya"

"oh gitu, yaudah entar malem gue kerumah lo"

"ok sep, bawa martabak keju ok bos" diangguli Dito

sampai di sepeda Dito, Dito menggunakan helm sedangkan Dona tidak karena Dona tidak pernah membawa helm kesekolah

Dona naik, saat diatas motor Dona clingak clinguk mencari sesuatu.

"dapat" teriak Dona dalam hati setelah mendapatkan yang dia cari. motor beserta sang pemilik yang duduk manis seperti memperhatikan sesuatu

entah Dona yang terlalu geer atau memang Devo sedang memperhatikannya

dia liati siapa sih, kok aku ngerasa lagi merhatiin aku ya. duh jadi geer kan gue~Dona

merasa diperhatikan Devo membuat Dona salah tingkah. Dona menundukkan kepalanya sampai motor Diti meninggalkan sekolah.

🌸🌸🌸🌸

dirumah Dona

"Dona keluar, ada temen kamu tu" teriak sang ibu
"iya"

tak lama Dona keluar dengan pakaian santainya menuju ruang tamu, disana ada ayah Dona dan Dito sedang asik berbincang

"wah, asik banget nih. trus kenapa Dona harus keluar kalau udah ada ayah"

dua orang itu mengalihkan perhatiannya melihat Dona "yaudah, Dona kekamar lagi"
Dona membalikan badannya berniat kembali kekamarnya tapi ditahan oleh ayahnya

"eh mau kemana? sini aja temenin Dito" Ayah Dona bangkit dan mendudukan Dona ditempatnya tadi

"eh kan katanya ayah yang mau ngong sama Dito, Kok jadi aku yang disuruh nemenin" protes Dona

"Dito kan temen kamu, lagian nanti Dito bosen ngonong sama ayah terus ya nggk to"

"nggk bosen kok om, seru malah kalau ngobrol sama om" Jawab Dito ramah

pencitraan ~Dina

"yaudah om masuk dulu, mau ngelanjutin kerjaan, kalian ngobrol aja"

setelah itu ayah Dona meninggalkan mereka
"martabaknya mana? kan tadi gue udah pesan" Dona langsung duduk disebelah Dito dengan tidak sabarnya

"udah diambil ibu lo tadi" saut Dito acuh, Dia fokus mainkan hpnya

"ih, nggk emah bapak sama aja, trus hue yang disini. hadeh" gerutu Dona
melihat tak ada respon dari Dito membuatnya tambah kesal

"Jadi lo dateng malem-malem kesini trus jauh-jauh dari rumah cuma mau main hp doang gitu?" Dito hanya melihat Dona
"Kalua gitu lo pergi aja deh" usir dona

Dito tertawa ranyah "baperan lo neng, trus gue harus apa?"

"ya apa kek, terserah lo,"

"apa gue harus nyiram taneman, bersihin taman ngepel nyapu gitu?" tanya Dito mulai jenggah

"boleh" jawab Dona seadanya
"lo kira gue babu"

"persis"

Dito siap melontarkan kata kata lagi tapi tertahan dengan bunyi talpon nya
Dinto melihat nama penelpon kemudian mengankatnya

"halo, ada apa?"

"..."

"dirumah Doi kenapa?"

"....."

Dona menaikkan saru alisnya menanyakan 'siapa'. tau maksud Dona, Dito langsungenjawab 'temen' tanpa mengeluatkan suara, Dian mengangguk tampa berniat bertanya lagi

"harus sekarang, kenapa dadak"

"...."

"kan tadi gue bilang lagi dirumah Doi. lagi ngapel ganggu aja sih"

Dona acuh tak acuh dengan yang dibicarakan Dito. Memang sering Dito mengklaim Dona sebagai kekasihnya, bosan Dona mendengarnya

"yaudah hem"

Dito menutup panggilan
"gue pulang ada urusan"

"alhamdulillah pulang juga" sambut Dona sangat gembira

"lo itu ya, gue pulang bukannya ditahan tahan atau dilarang kek, apa kek. malah seneng keterlaluan lo Na"

"dih emang situ sapa. harus banget gue tahan-tahan. udah sana pulang" Dona mendorong Dito keluar rumahnya

"dah hati-hati. jangan ngebut-ngebut kek orang nyari mari cari jodoh aja sono"

"iye bawel, pulang Na salam ayah sama ibu lo. Assalamualailum"

"iya Waalaikumsal"

motor Dito perlahan hilang dari pandangan

🌸🌸🌸🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang