Happy Reading
🌸🌸🌸🌸
Saat pejalanan menuju kelas Dona merasakan aura-aura tak enak dideretan bangku kelas 10. dan benar saja Dona melihat sosok yang sangat kasat mata yang sempat dia lihat bahkan disapanya.
Melihat penampakan itu Dona bisa apa, dia hanya tersenyum yang dipaksakan
Melihat temannya berhenti Dini menoleh ke arah Dona meliahat apa yang temannya itu lihat"hey, yok udah mau bel. nggk usah diliatan mereka nggk bakan keliatan lo"berusaha menengkan
"hehehe, iya." menunjukan cengiran khas nya
"gue gpp kok, gue seneng bisa liat dia tertawa walau bukan gue penyebabnya, gue bahagia liat dia bahagia walau bukan sama gue" lanjut Dona lirih
"Bullshit" haridik Dini
"emang" tawa mereka pecah sengaja agar semua mendengar terutama Devo dan adikkelas
setidaknya kita impas, lo bahagia gue juga ~Dona
mereka berdua melanjutkan menuju kelas mereka.
Dona ingat bahwa adikkelas itu dekat dengan Devo sejal MPLS, karna Devo sendiri yang menceritakanya.
Dulu Dona dan Devo dekat walau hanya sebatas teman, mereka sering bercerita lebih tepatnya Devo yang cuthat dan Dona yang mendengarkan. maka dari situlah perasaan Dona muncul
sayangnya hanya satu belah pihak yang merasakan
dan entah akhir akhir ini mereka layaknya orang asing yang tak pernah kenal sebelumnyasetidaknya dulu aku pernah bermain peran denganmu, walau bukan sebagai pemeran utamanya ~Dona
🌸🌸🌸🌸
Di kelas
"Selamat siang anak-anak, langsung buka buku paket halaman 100, peluang harapan."
Bu Eni guru matematika, guru terkiler di sekolah ini. mengajar mata pelajaran tertidak favorit. lengkaplah sudah.
suasana dikelas hening, bangku pertama semua siswa fokus mengamati dan mempelahari yg diajarkan, bangku kedua mencoba fokus saja, lalu dari ketiga ke belakang mencoba fokus, fokus menahan kantuk maksudnya
"baik, peluang adalah kemungkinan yang akan terjadi. peluang itu dari nol hingga satu, jika nol adalah ketikmungkinan dan jika satu adalah kepastian...bla...bla...bla"
"aduh kok jadi baper ni pelajaran" ujar Dini mencoba melawan kantuknya.
mereka berada dibarisan depan tapi ya gitu lah nggk beda sama yg di belakangnya
"ye situ aja baperan." hardik Dona
"ye bener tau, kayak peluang lo buat dapeti si doi sama dengan nol. NGGK MUNGKIN." Balas Dini tak mau kalah
"TAI. Makasih aeas informasinya" Dona kesal namun apa yang Dini katakan ada benarnya juga, ia menghela nafas
setelah menjelskan begitu banyak harapan yang tidak pasti eh maksudnya pelajaran tadi Bu eni langsung memberikan tugas dan meninggalkan kelas"eh Don, Din ini gimana caranya, kalian tau?" Dwi bertana dari belakang bangku mereka
Mereka berdua meliahat kertas yang diberika Dwi dengan serius kemudian saling menatap"em keknya lo salah tanya orang deh" tawa mereka pecah.
"tanya yang lain aja wi, lagian lo tanya kita, kek nggk tau aja" sambung Dona. Dwi memutar matanya malas
pasalnya mereka tidak bodoh mereka tau jawabanya tapi mereka takut jika salah, nantinya malah disalahkan. jadi pura-pura bege dikit gpp lah buat cari aman.🌸🌸🌸🌸
kring......kring.....kring.....
semua muda mudi berhamburan keluar sekolah
.
"Din ke kelas Ifi bentar ya, sekalian bareng ke parkiran" Dini menganggukIfi sahabat Dona sejak kelas sepuluh, Ifi sekelas Dengan Devo. jadi Dona sangat suka kekelas Ifi sekalian cuci mata.
"permisi, ifi ada?" tanya Dona pada salah satu siswa
"FI...CARI DONA NI"
haduh toa banget ~Dona
Dona menunggu didepan pintu menunggu sahabatnya sambil mekirik sang pemilik hatinya
sambil menyelam minum air ~Dona
sedangkan Dini memainkan beda pipih yang pintar miliknya
"hai bebeb cu" datang lah ifi dengan segala kehebohannya
"Nggk usah toa deh Fi"
"hehehe....yaudah yok pulang"
Dona mengangguk "ayo Din"
"oh ya fi, katanya ada murid baru dikelas lo"
"iya, tu yang ada dibelakang Devo" Dona melirik kearah yang ditunjuk Ifi, sempat bertatapan dengan Devo langsung beralih pada sosok gadis dibelakangnya.
cantik~Dona
"Dia teman masa kecilnya Devo" lanjut Ifi.
hahemmm plus lagi. mantap dah hidup gue, saingan kok bejibun banyaknya, nggk ada saingan aja belim tentu bisa dapetin lah ini nambah lagi. PUP~ Dona
"Kenapa na? saingannya ngga usah diitung ulang kali" suara Dini seperti tau isi hatinya
"hehehe iya, tau kok. dari awal aku tau konsekuensinya, so is okey" mencoba untuk tegar
"yaiyalah is okey, emang bisa apa lagi?" sengaja agak keras berbarengan dengan Devo dan anak baru itu keluar kelas
semoga denger aja ~Dona
"nggk ada" saut Ifi dan Dini berbarengan.
tawa mereka bertiga pecah,
pura-pura bahagia termasuk salah satu hobiku~Dona"eh ada sikembar ni"
🌸🌸🌸🌸
dikamar Dona menungu jam 22.00 WIB.
ada pesan masuk dari teman-temannya,Dona hanya melihat tanpa niat untuk membalas.
Ada pesan dari Dini.
DiniiiCu ❣️
woy bor
ada tawaran bagus nipaan?
ada seminar hari minggu jam 8 mau ngikiut kagak lo
kagak ah, males
beneran ada siDoi ni, gue disurih Devo cari anak, masih kurang kuotanya
Kuy lah Na kapan lagi bisa bateng sama Doi sekalian bantu temenEm? tapi minggu Din
gue sibuk, sibuk rebahanPlus ada makan gratis
Ok ngikut
ye, emang lo mah, makanan aja gercep
lagian lo ya, kenapa kalau doi dateng nggk gercep banget
kek denger makananyaelah, ketemu Devo itu hobi gue sedabgkan makan adalah kebutuhan gue
so gue harus mendahulukan mkebutuhan bukan. Hahahaha 😂BEGE
kek lo nggk aja
TAI, gue mah nggk sebucin lo ye.
Dasar BOCENHAHAHA 😂
Read
Dona melihat jam, sudah pukul 23.11 WIB.
hem...kok nggk ada kabar ya, lagi sibuk mungkin ya, yaudah semangat jangan lupa istirahat tapi gpp lupa aku hehehe. ~Dona
good nitgh ~Dona
Dona merebahkan tubuhnya mulai mencoba untuk tidur
🌸🌸🌸🌸
yeee
gimana? makin gaje? hahaha nikmati aja ya kan
ya maap@nd
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Teen FictionTidak semua bunga dapat mekar Tak semua bunga indah dipandang Tak samua bunga memiliki aroma sedap Bunga tidur contohnya. 🌸🌸🌸🌸 tangan Dini mendorongku bemaksud bercanda, namun BRUKK 🌸🌸🌸🌸 "Trus..?" "Udah, gitu doang" lalu meneguk air mineral...