||DREAM|| EPS 6 🌺

1 1 1
                                    

Happy Reading

🌸🌸🌸🌸

Minggu

pukul 07.30, Dona sudah siap dengan berbagau atribut yang ia kenakan.

DINIICU ❣️

dimana?
gue udah siap ni

ok gue otw

read

"Dona berangkat, assalamualaikum"

Dona keluar rumah menunggu temannya didepan rumahnya.
tak berapa lama Dini datang dengan motor kesayangannya

"cantik bener neng" Melihat Dona dari kaki hingga kepala

"iya lah, ketemu calon harus mempesona dong"

"iyain biar cepet"

mareka menuju tempat seminar berlangsung, dalam pejalanan mereka isi dengan candaan yang tak jelas.

🌸🌸🌸🌸

Disini, gedung putih, banyak siswa dari sekolah lain telah berkumpul. cukup ramai dan cukup membuat kepala Dona pening

"Din sini" sapa salah satu murid sekolah mereka

"kita nanti jadi satu dibarisan ke lima, jangan ada yang mencar-mencar nggk jelas, pulangnya juga bareng nggk ada yang mendahului. Paham?" jelas Devo menginstrupsi semuanya.

emang the best, so wow, ganteng banget emang punya gue~Dona

Pandangan Dona tak pernah lepas dei mata yang selalu membuatnya jatuh berkali kali.

Setelah Devo menjelaskan beberapa hal semuanya duduk sesuai yang di perintahkan. Dona duduk tepat dibelakang Devo

Hm duduk aja masih dibelakangmu. kapan-kapan nanti kita berdampingan ya, jangan lupa nengok kebelakang, disitu pasti ada aku yang menunggumu ~ Dona

elah kenapa jadi baper gue ~Dona

semua orang sibuk dengan urusan masing masing, begitupun Dini dia sedang berbincang dengan salah cowok yang Dona tak kenal itu siapa, sedangkan Dona sibuk menetralisir rasa pusingnya

taba-tiba Dona berdiri

"mau kemana?" tanta Dini dan Devo berbarengan

"eh itu, mau ke toilet" Jawab Dona salah tingkah

"mau gue temeni" tawar Dini, Devo hanya mengangguk mendengar jawaban Dona

"nggk usah gue sendiri aja" Dina langsung pergi menuju toilet

niat Dona menuju toilet adalah untuk menghindari keramaian sebentar.
setelah merasa pusingnya berkurang Dona keluar.

tiba-tiba

BRUKK

"eh maaf nggk sengaja mbak"
badan Dona hampir saja jatuh namun dengan cepat Dona menyeimbangkan tubuhnya
"nggk papa mas.....eh satya"
tak kalah tekejutya dengan Dona, satya pun sama
"loh Dona, hai apa kabar? wah lama ya nggk ketemu. lo disini juga bagian mana?" Dona tersenyum mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi dari Satya

"satu-satu kali sat, kabar gue baik, gue dibarisan nomer lima tuh disitu" sambil menunjuk tempat duduk nya

"wah kita duduknya deket ya, gue dibarisan depan"

"jauh kali sat. dasar abang"

"ha maksudnya?"

"A Bangsat ya" tawa Dona pecah berhasil mengejek Satya

"Dasar lo ya, udah bisa ngeselin ya sekarang"

"iya lah bang, beradaptasi dengan linkungan"

"gue duluan ya bang bye, see you" Dona meninggalkan Satya

Dona langsung duduk ditempatnya semula.

"kok lama, ngapain aja" tanya Dini

"Biasa habis ngobrol sama mantan"

"mantan? Satya maksud lo" Dona mengangguk santai "kok bisa? dia ada disini?ngapain dia disini" lanjut Dini.

"mana gue tau, cari sumbangan kalik"

"ngaco lo na, trus dimana dia?"

"tadi sih didepan toilet"
Dini hanya ber o ria

"Na"

suara berat yang khas memanggil Dona kemudian melewatinya begitu saja. tak hanya Dina yang menoleh beberapa siswa didekatnya juga tertuju pada sosok itu. termasuk Devo

"eh iya" jawab Dian sedikit bingung

"What the...itu kan satya kan Na" Dona menganguk mantap "Gila lebih cakep dari yang di foto, is perfece"

"bukannya setiap cowok selalu lo bilang cakep ya Din"

"ih lo mah gitu, tapi bener na Si Satya mah bener cakep, kalau gue jadi lo mah nggk bakal gue tolak mah yang kayak begini"

Dona menyentil dahi temannya gemas. "Emangnya gue lo, yang selalu liat tampang. kalau cinta berdasarkan tampang maka nggk akan ada habisnya buat lo cari yang lebih tampan lagi, Paham?"

"hadeh iya, paham yang selalu setia walau tak dianggap mah beda" sindir Dini

seminar dimulai, membahas keorganisasian. Dona sangat tertarik dengan pembahan tersebut.

tetapi saat narasumber diganti oleh kakek-kakek tua mulailah acara ini sangat membosankan, Dona lebih memilih bermain cacing di hp nya sedangkan Dini asik tebar-tebar pesona pada sekolah sebelah, Dona tak tertarik dengan itu, fokusnya sekarang ada apa cacingnya
tak terasa ternyata acara bincang-bincang itu berakhir

"...terimakasih untuk semua generasi muda yang telah hafir, silahkan nikmati makan yang telah kami sediakan di sebelah kanan panggung, setelah ini akan diisi dengan dance, tari tradisonal, band dan masih banyak lagi. So silahkan menikmati."

mendengar makanan dona langsung mendongakkan kepalanya, dan ternyata temannya tercinta telah hilang entah kemana

"lah kemana ni bocah, kok gue ditinggal" Dona berdiri melihat keatah stan makan.

huf rame, bisa pingsan kalau gue kesana~Dona

"mau kemana? makan? rame stan nya" suara khas yang sangat familiar bagi Dona

🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa Vote & comment ya readers

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang