🌼 Bagian Satu

66 1 0
                                    

Bruk!

Seorang gadis remaja baru saja melompat dari pagar tembok sekolahnya yang menjulang tinggi. Gadis itu menepuk-nepuk rok sekolah dan tanganya yang sedikit kotor akibat terkena tanah, ia melepas earphone yang menempel di telinganya lalu mengalungkan benda itu di lehernya.

Gadis itu berjalan santai melewati koridor sekolah yang sepi. Bukan, bukan karena ia berangkat terlalu pagi, namun karena ia terlambat. Dan tentu saja para murid sedang berada di dalam kelas untuk melakukan kegiatan belajar. Hanya ada murid-murid yang sedang ada jam olahraga yang kini tengah berada di lapangan, sepertinya itu anak-anak kelas Adrian, sahabatnya. Dan dari sini Alea dapat melihat Adrian yang sedang bermain basket bersama teman-temannya di lapangan. Mereka sempat berkontak mata selama beberapa saat, sebelum Kenzo, teman Adrian kembali mengoper bola berwarna oranye itu ke arah Adrian dan langsung di tangkap dengan mulus oleh cowok jakung itu.

Alea tak ambil pusing, dengan santai, ia menaiki tangga sambil sesekali bersenandung ria mengikuti alunan musik yang masih terdengar dari earphone nya. Namun tak berlangsung lama, gadis itu langsung menghentikan acara bernyanyinya saat sebuah suara yang sangat familiar terasa sangat memekakkan telinganya ketika sang pemilik suara itu berteriak memanggilnya.

"ALEA!!"

Sang pemilik nama memutar tubuhnya, ia mendapati seorang wanita paruh baya  berbadan gendut dengan makeup super tebal juga kacamata yang bertengger rapi di hidungnya. Ia adalah Bu Febby, guru BK yang terkenal paling galak di sekolahnya.

"Eh Ibu, apa kabar Bu? Makin hari makin cantik aja." Sapa Alea sambil menyalami Tangan Bu Febby.

"Telat lagi kamu?" Tanya Bu Febby dengan nada sinis nya. Yang hanya di balas kekehan oleh Alea. Entah sudah keberapa kalinya kalimat itu sering di ucapkan Bu Febby saat Alea terlambat.

"Hehe, iya Bu." ujar Alea sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Bu Febby menggelengkan kepalanya "Kamu itu anak pemilik yayasan, seharusnya kamu bisa lebih disiplin Alea!" Ujar Bu Febby dengan wajah garangnya.

"Iya Bu, maaf." Ujar Alea dengan wajah pura-pura takut.

"Sana kamu cabuti rumput belakang sekolah!" Perintah Bu Febby "Awas aja kalo kamu berani kabur-kaburan kayak kemarin, Ibu laporin ke Papi kamu." Ancam Bu Febby

"Iya Bu iya. lagian juga, Ibu tega bener ngehukum saya di tempat tongkrongan mbak Kunti and the geng."

"Salah sendiri kamu telat." Ujar Bu Febby santai. "Sudah, sana kerjakan hukuman kamu!"

"Siap Bu." Ujar Alea sambil hormat. Setelah mengucapkan itu Alea berjalan menuju ke belakang sekolah untuk menjalankan hukumannya, yah walaupun ia adalah anak dari pemilik yayasan tapi Papinya sendiri telah menetapkan aturan agar tidak membeda-bedakan murid, dan jika ada murid yang melanggar aturan, ia harus di hukum. Walaupun murid itu adalah Alea, anaknya sendiri. Sebenarnya Alea bisa saja langsung bolos lewat jalan rahasia di dekat gudang sekolahnya.  Namun sahabatnya sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak terus-terusan membolos karena mereka sudah mau kelas tiga.

Yah siapa lagi kalau bukan Adrian, walaupun cowok itu terkenal bad boy dan suka seenaknya sendiri di sekolah, ia tidak pernah melupakan tugasnya menjadi seorang pelajar. Jadi tentu saja Adrian tidak mau melihat Alea terus-terusan membolos, walaupun ia tau bahwa Alea tidak mungkin tidak naik kelas karena alasan papinya pemilik yayasan, dan lagian juga Alea tidak bodoh-bodoh amat, yah walaupun tak sepandai Adrian yang sejak kelas satu SD selalu menyabet juara satu di sekolah. 

Maklum Adrian itu termasuk murid kesayangan para guru, kapten basket di sekolah, bintangnya sekolah yang selalu di bangga-banggakan dan termasuk salah satu murid terpopuler dan selalu jadi incar para siswi di sekolah. Terbukti dengan banyaknya fans-fansnya baik dari satu sekolah maupun dari sekolah lain, bahkan fans-fansnya tak segan mengikuti kemanapun cowok itu pergi.

KaraferneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang