🌼 Bagian Dua Puluh Satu

18 0 0
                                    

Adrian mengendarai mobil sambil mencari penginapan yang ada di sekitar mereka karena waktu sudah sangat larut malam, ia sudah lelah dan Alea juga sudah sangat mengantuk jadi ia memutuskan untuk mencari penginapan saja.

Mereka berhenti di salah satu penginapan yang cukup besar. Setelah memarkirkan mobil, mereka berdua berjalan menuju ke meja resepsionis untuk memesan kamar.

"Masih ada dua kamar kosong mbak?" Tanya Adrian pada sang resepsionis.

Resepsionis itu tampak mengecek sebuah buku, "Maaf, hanya tinggal satu kamar saja yang kosong yang lainnya sudah penuh."

"WHAT?" Alea melotot. "Serius mbak kamarnya cuma tinggal satu?"

"Iya kak, yang lain sudah penuh."

Alea mendengus "Cari penginapan lain aja deh, yakali kita sekamar." Kata Alea sambil melirik ke arah Adrian.

"Ogah, gue udah capek banget, mau cepet-cepet tidur."

"Ya tapi kan kamarnya tinggal satu Adrian!"

"Ya mau gimana lagi dari pada kita gak dapet kamar kan?"

"Ya tapi kan-"

"Udah lah gak papa, emang lo pikir gue mau ngapain lo ntar dikamar? Gue juga milih-milih kali, gak selera gue sama tubuh lo." Kata Adrian tanpa dosa.

Alea menggeplak kepala Adrian, "Mulut lo anjir! minta ditampol ama beton deh!"

"Gak mau beton, maunya sama bibir lo aja.." Bisik Adrian sambil mengedipkan sebelah matanya.

Alea memelototi Adrian. "Otak lo anjir!" Alea menjitak kepala Adrian dengan keras.

Adrian meringis sambil mengelus kepalanya, "Gue bercanda kali, yaelah santai kek.."

"Lucu?!"

"Lo kali yang lucu!" Kata Adrian sambil menyentil dahi Alea. "Yaudah mbak saya ambil kamar itu."

Alea hanya mendengus kesal sambil bergumam tidak jelas di belakang Adrian.

"Yok!" Kata Adrian setelah menerima kunci kamar mereka, "Gak usah di jelekin gitu mukanya, udah jelek makin jelek."

"Sialan lo Adrian!" Alea berdecak kesal sambil mengikuti Adrian dari belakang, "Pokoknya lo yang tidur di sofa ya!"

"Lo aja kali yang tidur di sofa, orang gue yang bayar."

"Kan gue cewek!"

"Gue gak bilang lo cowok tuh."

"Kok lo ngeselin sih?"

"Kok lo bawel sih?"

Alea kembali berdecak, ia menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dengan ogah-ogahan ia masih mengikuti cowok itu dari belakang, akhirnya Alea berhenti sambil memperhatikan Adrian yang tengah membuka pintu kamar mereka.

Dengan buru-buru Alea langsung masuk ke dalam kamar setelah pintunya terbuka. Ia langsung merebahkan dirinya ke kasur yang berukuran cukup besar itu tanpa memperdulikan Adrian yang masih ada diluar. "Gue disini duluan, jadi ini kawasan gue!" Kata Alea.

KaraferneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang