06 | Dikurung dan kejadian aneh

95 32 6
                                    

Memang kebebasan itu sangatlah indah. Jika kita dapat memamfaatkannya dengan baik

"Rose?" ketus sang baginda. Menatap durja milik Rose. Rose mulai ketakutan, kakinya bergetar lagi di tambah keringat dinginnya yang selalu mengalir.

"I-i-ya, ayah?" jawab Rose terpatah-patah.

Sekujur tubuhnya serasa melemah, angan-angannya telah melayang kemana-mana.

"Apakah kamu benar pergi keluar istana?" gumam baginda. Tatapannya begitu tajam. Rose tak tahan lagi dengan tatapan itu. Di detik kemudian ia menundukan kepalanya.

Rose membalas perbincangan itu dengan menggerakan kepalanya keatas dan kebawah.
Raut wajah sang raja sedikit demi sedikit mulai luluh.

"Maafkan aku ayah!" celetuk Rose tiba-tiba.
Darah dagingnya memang amatlah murka kepada buah hatinya itu. Namun, hati nuraninya tetap meleleh.

"Rose, karena kau telah melanggar aturan ku, sebagai hukumannya kau akan dikurung di dalam istana ini!" Tegas sang baginda.

Entah kaget atau kenapa, batin Rose di remuk-remuk oleh ayahnya sendiri. Ia meninggalkan ruangan dingin itu. Setiap langkahnya merubah koridor menjadi hitam.

Alis mata milik sang saja telah menurun, amarahnya berubah menjadi prihatin. Ia merasa bersalah akan hal ini Namun, tidak ada jalan lain untuk menjaga Rose tetap aman.

***

Tok tok tok

"Rose, kau tidak apa? Rose?" ujar perempuan yang tak asing bagi Rose.
"Rose apakah kamu ada didalam?" ujarnya kembali bertanya.
Namun, nihil hasilnya. Tak ada respon dari semua perkataan yang di keluarkan oleh Una.

Meskipun begitu, Una mengerti apa yang di rasakan oleh sahabatnya itu. Una memutuskan untuk angkat kaki dari sana. Langkah demi langkah sudah Una karuhi, sosok perempuan itu buyar entah kemana.

Disaat itu juga, nampaklah sosok wanita bermahkota. Ia merapati pintu bercorak mawar.
Setika wanita bermahkota itu membuka pintu seketika itu ia memandang lurus pada buah hatinya.

"Rose, kamu tak apa?" ujar sang ratu sambil mengelus lembut burit Rose.
Tangisan Rose membuat wanita itu turut prihatin.

"Kamu harus sabar Rose, ini semua untuk kebaikanmu sendiri!" ujarnya sambil mengelus rambut pirang milik Rose.

"Ta-ta-pi, mengapa ayah la-la-kukan ini pa-pa-daku hikss" ujar Rose terpatah-patah.

"Ayahmu, tidak mau kamu kenapa-kenapa apalagi kamu memiliki sebuah kekuatan ajaib dari sebuah mawar." jelasnya sambil menatap lekat mata buah hatinya.

"Apakah kamu tahu Bahwa ibu dengan kamu di selamatkan oleh bunga mawar?" lanjut wanita bermahkota itu.

Rose menganggukan kepalanya keatas dan ke bawah, pertanda Rose telah mengetahui kejadian itu. Wanita itu hanya tersenyum pada Rose dan melanjutkan perkataannya.

"Namun, ada harga dibalik itu semua." Rose mulai penasaran dengan apa yang di ceritakan ibunya.

"Harga? Harga seperti apakah itu bu?" ucapnya penasaran. Wanita itu tidak melanjutkan perkataannya. Ceratnya seperti membeku, ia tidak mau mengatakannya.

"Biarlah kamu sendiri yang mengetahuinya." jawab Sang ratu sambil tersenyum pada Rose.
"Yasudah, ibu pergi dulu." ujar sang ratu bangkit dari seliri milik Rose.

Wanita itu hilang dalam sekejab setelah wanita itu menutup pintu bercorak bunga mawar.

"Harga? Harga? Kira-kira apakah itu? Aku semakin penasaran dengan semua ini." gumamnya sendiri. Pandangan bola matanya teralihkan oleh buku lamanya yaitu buku bercorak mawar.

"Buku ini.....," ia tak melanjutkan perkataannya. Ia mulai membuka setiap halaman yang ada di buku itu.
Ketika ia mendapatkan halaman polos, tangannya mulai menghinggapi kuas dan tangan yang satunya menghinggapi cat air miliknya.

Ia menggerakan tangannya ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri. Layaknya pelukis terkenal, ia melukiskan wajah ayahnya yang sedang memarahinya di tambah dengan ibunya yang selalu menemani dirinya. Begitu juga dengan Una.

Ketika selesai melukis, bukunya mulai bersinar terang. Layaknya mentari pagi yang menyinari dirinya. Ketika cahaya itu semakin mengecil di lihatlah dari halaman itu sebuah tulisan kuno yang ia tak ketahui.

"Tulisan apakah ini?" ujar Rose sambil memutar isi kepalanya.

***

Surya amatlah baik kepadanya, sinarnya selalu memancar pada tubuh Rose. Ia terbangun dari mimpi malamnya, sambil memandang buku bercorak mawar miliknya.

Namun, ia melalaikannya saja. Ia bangkit dari ranjang mewahnya itu. Rose merasa kehilangan sesuatu, entahlah apa itu.

"Seperti ada sesuatu yang hilang, tapi apa ya?" ujar Rose sambil menggaruk kepalanya.

Tok tok tok

"Rose, apakah kamu ada di dalam?"
Tiba-tiba rasa kelenyapannya pun menghilang. Rupanya suara yang ia tunggu-tunggu sejak tadi pagi telah tiba.

"Masuk saja Una." Sahut Rose menjawab pertanyaan milik Una.
Nampaklah sosok yang telah ia tunggu selama ini.

"Rose? Aku mau tanya sama kamu? Kemarin kamu gak apa-apakan?" tanya Una.

"Hehehe, aku enggak apa-apa kok." jawab Rose sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Beneran? Takutnya kamu kenapa-napa?" lanjut Una.

"Tenang saja Una, aku enggak apa-apa kok." kata Rose sambil memasuki kamar mandinya.

Setikasuara air mengalirlah yang terdengar di ruangan itu. Bagaimana tidak? Di ruangan itu Una hanya sibuk menghayalkan sesuatu.

Sepertinya Rose menyembunyikan sesuatu deh, biasanya Rose ceria setiap paginya. Sepertinya, sakit hatinya masih di pendam. Batinnya pun bergumam.

Tiba-tiba Una merasakan bahwa ranjang milik Rose tergoyang-goyang. Namun, ia lalaikan saja belum juga satu menit. Goncangan itu kembali terasa, bahkan benda-benda yang ada di sekitarnya ikut menari-nari tidak karuhan. Rose sendiri kaget yang sedang membasuh tubuhnya. Ia segera keluar dari kamar mandi dan memakai pakaiannya.

"Ada apa ini? Jangan-jangan gempa?" jerit Rose kepada Una.

"Lihat itu Rose, di balik jendela."
Ketika Rose melihat ke arah jendela, betapa kagetnya mereka berdua melihat bintang jatuh.

"Sebaiknya kita lihat lebih dekat!" ucap Rose mengajak Una pergi dari ruangannya.

Ketika di perhatikan lebih dekat oleh mereka berdua, bintang jatuh itu tidak nampak seperti bintang akan tetapi nampak seperti benda berwarna emas yang jatuh dari langit.

Orang-orang yang berada di dalam istana berhamburan keluar istana untuk memperhatikan bintang jatuh itu, termasuk sang raja dan sang ratu. Tiba-tiba bintang jatuh itu lenyap dari langit biru. Semuanya pun kaget, melihat kejadian tadi.

Kok, bisa ada bintang jatuh ya? Yang anehnya kok bintang jatuhnya bisa membuat gempa? Padahal belum jatuh ke permukaan tanah. Gumam batin Rose.

Halo, teman-teman. Selamat membaca📚 part ini kayanya cukup sampai sini saja. Jangan lupa vote dan koment cerita aku serta simpan di perpustakaan kalian.😊
Terima kasih😇

ROSESITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang