12 | Pertempuran

60 24 1
                                    

Jangan harap dunia ini penuh dengan pelangi. Di balik asap pasti ada api.


BUMMMMMM

Suara ledakan itu mengakibatkan tubuh mungil Una tergeletak di atas kerikil dan tanah yang begitu kasar.

"Una?!"

Gadis berambut pirang itu, menghampiri sahabatnya. Kini, tubuh Una begitu kotor karena di tempeli beberapa kerikil kecil dan tanah.

Ketika Rose hendak meraih tangan Una sebelah kiri, nampak goresan-goresan seperti tersayat sebuah pedang. Mata gadis berambut pirang itu membulat kaget.

"Una?! Kamu tidak apa-apa?!" tanya Rose dengan wajah cemas.

"A-a-ku tak apa-apa," balas Una terpatah-patah.

Di saat itu, nampaklah sosok berjubah hitam dengan pedang berkilaunya di tangan yang ia genggam. Sosok itu telah menyerang Una secara tiba-tiba. Rose tak mungkin menerimanya.

Dengan percaya diri, gadis berambut emas itu menghampi sosok berjubah hitam. Ia telah mengancakan dirinya.

"Oh, rupanya ada yang ingin jadi pahlawan ya? Hahahaha," ujar sosok berjubah hitam itu, bersuara begitu serak.

"Sepertinya, ia bukan lelaki biasa. Aku harus berhati-hati dengannya," gumam batinnya.

"Kenapa? Memang kau itu pengecut! Harus berhati-hati padaku hahaha," ucapnya di sertai dengan senyumnya miringnya tersebut.

Tak salah lagi, Rose kaget ketika mendengar perkataan yang di lontarkan oleh sosok tersebut.

"Siapa kamu?" tanya Rose penuh kecurigaan.

"Kau tak perlu menanyakan siapa aku! Sekarang ayo. Kita bertarung," ujar sosok berjubah hitam tersebut.

"Baiklah," balas Rose singkat.

Dengan sekejap sosok berjubah hitam itu lenyap dari tempat ia berdiri. Tentunya Rose kaget menatap sosok itu hilang dari kedua bola matanya.

Tanpa di sadari sosok itu hadir di balik tubuh Rose dengan posisi pedang siap menusuk daging milik gadis itu.

Dengan lancang, sosok gadis itu melesat sekuat tenaga untuk menghindari tusukan maut tersebut.

"Apa!? Bagaimana mungkin! Sebelumnya tak ada yang bisa lepas dari tusukan pedang ini!?"

Gadis berambut pirang itu sendiri kaget dengan apa yang telah ia lakukan. Nafasnya terengah-engah sembari menyetuh jantungnya yang terus berdenyut.

"Sepertinya, perempuan ini bukan perempuan biasa. Siapa dia?" Batin sosok berjubah hitam tersebut.

Mereka berdua saling menukar tatapannya. Seakan, ingin memburu mangsa yang ada di hadapannya. Tiba-tiba sosok berjubah hitam itu melompat setinggi yang bisa jangkau.

Loncatan itu setara dengan tingginya pohon beringin. Mata gadis berambut pirang itu membulat melihat loncatan yang tak pernah ia pandang sebelumnya.

"Rasakan ini!" ujarnya sembari terjatuh tertarik gravitasi dengan posisi pedang siap menusuk gadis tersebut.

Ketika Rose memandang ke arah langit. Ia pun kaget karena mengalihkan pandangannya tadi. Tanpa di percaya, sembari menutup matanya. Lesatan akar rambat mawar, ia munculkan ke atas langit yang membentuk lingkaran kecil.

Sesaat itu, sosok berjubah hitam itu tercengang dengan apa yang ada di hadapaannya. Bagus sekali, sosok itu jatuh bertempatan dengan lingkaran akar itu.

Kebetulan lingkarannya sangat muat dengan postur tubunnya. Terjebaklah sosok itu di dalam lingkaran sembari bergelantungan layaknya monyet.

Ketika kedua matanya terbuka Rose kaget melihat akar rambut yang begitu besar di sertai kumpulan duri mawar membuat sayatan-sayatan pada kulit berjubah hitam.tersebut.

"Apa ini! Lepaskan! Lepaskan!"

Tangannya sudah tak kuat lagi. Pedang yang ia miliki jatuh dari pegangan tangannya. Pedang itu pun jatuh di hadapan gadis berambut pirang tersebut.

Gadis berambut pirang itu menatap pedang yang berkilau di timpa cahaya mentari tersebut. Ia pun mengambil pedang itu sambil meneliti pedang ajaib itu.

"Apa yang akan kamu lakukan?!" jerit sosok berjubah hitam tersebut.

Dengan mata minim milik gadis berambut pirang itu, menciptakan rasa curiga yang teramat dahsyat bagi sosok berjubah tersebut.

"Aku tau kelemahan pedang ini! Hehehe," batin Rose bergumam.

Rose mampu menganalisis semua benda yang ia pegang di hadapannya. Karena ia selalu membaca buku-buku tentang senjata-senjata ajaib.

Akhirnya ia bisa tau cara melenyapkan sihir dalam benda tersebut. Termasuk pedang yang ia pegang sekarang ini.

"Ups, sepertinya pedang ini sangat kotor yah? Mungkin aku akan menenggelamkan ke dalam air," ujar Rose dengan raut wajah penuh rencana.

"Apa! Apa! Apa! Jangan kau lakukan itu atau ku bunuh kau!" geram sosok berjubah hitam tersebut.

Itulah salah satu caranya untuk melumpuhkan sihir dalam sebuah benda agar sirna dari benda tersebut.

"Kebetulan di samping ada sungai hehe," ujar Rose memanas-manaskan sosok tersebut.

Rose pun mendekati bibir sungai. Setelah itu ia pun berjongkok dari atas permukaan tanah sembari mengambil kain dari kantongnya tersebut.

Di bersihkanlah pedang tersebut dengan sebuah kain berwarna putih itu. Setelah itu ia menenggelamkan pedang sihir itu ke dalam air.

Belum juga satu menit, nampaklah cahaya biru yang lama kelamaan pudar dari pedang tersebut.

"Apa yang kau lakukan, akan ku balas kau nanti awas kau ya!" geramnya sembari mencoba melepaskan badannya dari lilitan akar tersebut.

Sia-sialah keringat yang ia keluarkan. Hanya Rose sendiri yang mampu menghilangkan sihirnya tersebut.

"Maaf menganggu. Sampai jumpa lagi," ujarnya seraya menuntun tubuh munggil Una.

Lenyaplah sosok gadis tersebut dari pandangan sosok berjubah hitam itu. Mereka berdua harus menjalankan perjalanan yang sungguh menegangkan ini walau pun di timpa rasa takut yang membuat jantung berdenyut kencang.

Keadaan Una kini pingsan total.
Meski pun tubuh mungil Una seakan-akan melemas dan bercucuran darah pada lukanya, Rose tak mudah menyerah. Ia akan selalu menyertai sahabatnya ini.

Tak lama kemudian, pandangan gadis berambut pirang tersebut teralihkan oleh setitik cahaya kecil. Raut wajah penuh keringat dan kusam, sekarang beralih dengan senyuman manisnya.

Ia kembali bersemangat ketika mendapati rumah tua di penuhi lentera terang tersebut.

"Pasti itu rumahnya, tenanglah Una," ujarnya.

***

"Rupanya ada pelawat yang ku tunggu-tunggu selama ini,"

Sampai di sini semuanya.
Semoga kalian betah sama karyaku yang satu ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Vote dan Krisar ya. 😄
Ku tunggu sampe 700 readers nanti aku UP ya hehe
Sekian dan terimakasih

ROSESITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang