15 | Incantation 2

49 12 4
                                    

Keajaiban itu tidak selalu berbentuk sihir, akan tetapi dalam bentuk cinta kasih sesama.

⚜⚜⚜

"Rose, hentikan!"

Ketika Rose membacakan mantra tersebut. Kejadian aneh pun silih mendatangi mereka. Gumpalan air yang menyatu menjadi satu itu beralih warna menjadi hitam.

Pepohonan, semak belukar maupun bunga teratai kini, layaknya tumbuhan tak bernyawa. Sampai-sampai tubuh mereka berempat lemas hingga tergeletak di atas tanah.

Rose seperti kehilangan kendali untuk mengendalikan dirinya sendiri. Ia masih saja mengulang-ulang mantra tersebut.

"Rose! Kumohon hentikan!"

Semuanya terkapar layaknya ikan yang tak bisa bernafas di darat. Tak lama kemudian, Una berusaha bangkit dari kelemasannya. Ketika ia berdiri, ia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat. Lalu, di soronglah gadis berambut pirang tersebut.

Dalam sekejap, cerat milik gadis berambut pirang itu berhenti bergerak. Sekujur tubuhnya seperti tak bernyawa. Namun, sukma tetaplah ada dalam raganya.

"Rose! Rose! Bangun Rose!" Una benar-benar resah dengan suasana hitam ini.

Namun, di detik tersebut mata milik gadis berambut pirang itu terlihat berkedip. Tangannya sudah bisa di gerakan kembali.

"ROSE! Akhirnya kamu sadar!"

"Una? Di mana ini?" ujar Rose seperti orang hilang ingatan.

"Tadi kita mencoba menggunakan mantra itu tapi ujung-ujungnya seperti ini," balas Una dengan senyuman manisnya.

"Aku akan mencoba mantra yang satunya lagi! Semoga tidak terjadi apa-apa setelah ini," ujar Rose seraya berdiri di hadapan danau yang kini telah beralih warna.

⚜️⚜️⚜️

Heal Incantation

Sparkling Flowers
Magic Show
Buy time
Give me my destiny
Restore the incision
Change fate
Save it.
Give back everything
Everything is mine

️⚜️⚜️

Keajaiban pun mendatangi kelima kawan itu. Sinar kuning mengelilingi tubuh gadis berambut pirang tersebut. Lama kelamaan, tubuh Rose melayang di udara.

Una dan temannya itu, menatap Rose penuh kekaguman. Ia tak pernah melihat yang seperti ini semasa hidupnya.

Tiba-tiba, danau hitam penuh dengam rasa kekelaman. Berganti warna dengan warna biru yang begitu memikat. Layaknya biru di dalam samudra.

Pohon yang tinggi menjulang penuh dengan kisah baur beralih dengan pohon ceria berwarna hijau di tumbuhi dengan bunga-bunga yang begitu memikat hati bagi yang melihatnya.

"Wah! Hebat."

Raga Rose yang melayang itu, seketika mendarat di atas permukaan tanah yang begitu banyak batu-batu halus dan menawan.

Ia pun tergeletak di atas tanah.

⚜️⚜️⚜️

"Kamu tak apa-apa Rose?!"

Rose menggeleng seraya memasang senyuman manisnya pada kawan-kawannya.

"Wah! Kamu hebat Rose?! Kamu seperti Superhero," ujar Flock dengan mata binarnya.

Rose terkekeh melihat raut wajah Flock yang begitu serius. Begitu juga dengan Flora dan Yujin.

"Entahlah, mungkin itu cuman keberuntungan," ujar Rose sembari bangkit dari tempat ia duduk.

Ia pun mengajak mereka berempat untuk segera pergi dari tempat itu. Setelah meninggalkan tempat tersebut dan melewati pintu bercorak mawar tersebut.

Setengah perjalanan sudah mereka tempuhi. Perjalanan pun serasa 5 menit padahal mereka sudah 1 jam menempuhi hutan tersebut.

"teman-teman, aku punya perasaan buruk," ujar Flora cemas.

Flora memiliki kemampuan untuk merasa hawa negatif di sekelilingnya. Semuanya tiba-tiba menengang. Mereka semua mulai waspada dan peka terhadap sekitar.

Tak lama kemudian, asap hitam mengelilingi mereka berlima. Bau-bau tak sedap mendatangi mereka.

"Apa ini?"

"Semuanya hati-hati!" sahut Rose.

Tiba-tiba asap hitam yang bertebaran itu menyatu menjadi satu gumpalan besar. Kaget! Semua mata memandang sosok menyeramkan itu.

"A-a-pa? Itu?" ucap una terpatah-patah.

"Monster?!"

"

Tapi, ini bukan monster biasa! Ia berbentuk asap!" ujar Rose.

Kebetulan sekali, Yujin membawa sebuah panah di belakang tubuhnya. Ia pun segera memanah monster mengerikan itu.

"APA?! TEMBUS!?"

"ROSE! GUNAKAN KEKUATANMU,"

Gadis berambut pirang itu menganggukan kepalanya. Ia pun segera membacakan mantra Hurt Incantation.

Namun usahanya sia belaka. Tak ada pengaruh bagi monters berbadan asap hitam itu. Monster itu pun mengerahkan kekuatannya ke arah lima sekawan itu.

Semuanya bertebaran di karenakan sihir angin asap tersebut.

Dia sangat kuat batin Rose.

Rose pun dengan segera memutar isi kepalanya. Ia tak mau lagi temannya cedera di depan matanya.

Monster ini berbentuk asap, asap biasanya bisa hilang dengan air . Jika di gabungkan dengan sihir hurtku mungkin ini bisa berhasil! Batinnya bergumam.

"Semuanya cepat ambil air yang ada di pinggir sungai! Ambil mangkuk besar di tasku!" ujar Rose sembari berlari ke arah sungai dan mengisikan air tersebut ke dalam mangkuk.

"Semuanya! Nanti lempar air itu dan menjauh secepat mungkin!"

Semuanya menganggukan kepalanya. Mereka berempat melemparkan air tersebut sedekat mungkin dengan monster itu. Lari dengan secepat kelinci mereka gunakan.

Dengan cepat Rose membacakan mantra Hurt Incantation. Ketika itu, Rose mengontrol kesadaran dirinya sendiri dan mengarahkan sihir tersebut ke arah air-air yang melayang di atas langit.

Tiba-tiba, terjadi ledakan pada air tersebut. Hujan air hitam pun menjadi-jadi di antara Rose dan monster hitam tersebut.

Tubuh besar milik raksasa itu pun lenyap dalam sekejap, tak tersisa satupun. Sementara, gadis berambut pirang itu. Lagi-lagi tergeletak di atas tanah basah terkena hujan tadi.

"Rose?! Bangun?!"

Rose tak sadarkan diri. Akhirnya Una dan teman-temannya membawa gadis berambut pirang itu dengan cara di gandong di punggung Yujin.

⚜⚜⚜

Sampai sini dulu semuanya....
Happy 900 readers
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Vote ya...
Bantu 1k readers ya
Sekian dan terima kasih

ROSESITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang