07 | Pulih?

81 29 2
                                    

Keburukan selalu terjadi baik secara fisik maupun batin

"Una, Ikut denganku!" ujar Perempuan cantik itu menarik lengan milik sahabatnya itu.

Perempuan cantik itu tak lain lagi, Rose. Ia memasuki ruangan miliknya bersama sahabatnya, mendorong pintu kayu itu dengan satu lengan.

"Una? Kamu sadar gak? Kenapa komet yang belum sampai kepermukaan tanah bisa membuat gempa yang amat besar?" ucap perempuan cantik itu.

"Tadi aku sempat memikirkannya, kayanya ini bukan komet biasa." jawab Una sambil memutar isi kepalanya.

Tak ada sahutan dari perempuan cantik itu. Rose hanya ingin memutar kepalanya dengan baik, agar mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Una mari kita cari tahu!" ujar Rose tiba-tiba

Sontak, mata hitam Una membulat, Dadanya tergoyang dengan dasyat.

"A-a-a-pa? Tapi nanti resikonya besar!" ucap Perempuan berbola mata hitam itu.

"Tak masalah! Biar aku tanggung resikonya! Ayo!" ketus Perempuan cantik itu sambil memungut perlengkapan yang di perlukan.

Gadis bermata Coklat itu hanya mengikuti alunan Rose saja. Ia tak ingin sahabatnya kecewa.

Hilanglah kedua sosok gadis itu, mereka angkat kaki dari istana ini.
Bagaimana caranya mereka keluar dari istana tanpa ketahuan? Mereka melewati jalan rahasia.

Ketika kedua gadis itu sedang merangkak di tempat sempit ini, tiba-tiba Rose berkata.

"Apakah komet itu pertanda untukku?" ujar gadis berbola mata coklat.

"Aku tidak tahu." jawab Una.

Rose kembali memutar otaknya sambil berjalan di tempat sempit ini.

"ini pertanda bagiku atau apa ya?" gumam batin Rose.
Seketika cahaya rembulan menyinari kedua gadis itu. Mereka melangkahkan kakinya dengan cepat dan sampailah mereka di sebuah teluk.

Lari, lari dan lari. Itulah yang mereka lakukan sekarang ini. Sampailah mereka di sebuah hutan, Aneh! Pepohonan yang berada di hutan itu layu. Daunnya berubah menjadi hitam.

"Kenapa ini? Hutannya hancur?" ucap gadis berambut pirang itu.
Kedua gadis itu memeriksa setiap pohon yang ada.

Sayang sekali, kedua gadis itu tak menemukan sesuatu yang asing.
Belum juga satu menit, nampaklah sebongkah batu bercahaya.

"Apa ini?" tanya gadis berambut pirang itu.

"entahlah, mungkin batu dari komet yang terjatuh." jawab Una.

Rose rasa ini memang bukan benda biasa, tanpa di sadari tangannya di ulurkan akan batu cahaya itu. Ketika itu, muncullah ledakan cahaya yang amat terang.

Membuat mata mereka berdua silap mata. Terjatuhlah kedua gadis itu di hamparan tanah. Disertai dengan tusukan krikil kecil.

"Apa yang terjadi?" ujar gadis berambut pirang itu meraba dahinya.

Una terbangun ketika mendengar perkataan milik sahabatnya itu.
Kedua gadis itu kaget, ketika menengokan kepalanya pada arah pepohonan.

"A-a-a-pa yang ter-ja-di?" ungkap kedua gadis itu terpatah-patah.

"Pohonnya pulih kembali!" lanjut kedua gadis itu.

Benar, ketika bongkah itu mengeluarkan cahaya ajaib yang membuat Pokok kayu subur kembali.

"Hebat, tak terbayang keajaibannya." ucap Rose.

"Jadi, sudahlah, ayo kita pulang. Aku ngantuk banget!" ujar Una menguap.

Gadis berambut pirang itu menganggukan kepalanya. Kedua gadis itu meninggalkan tempat itu. Perjalanan mereka tempuhi sedikit demi sedikit.

"ehh? Kamu ngerasa gak? Tanahnya kaya goyang?" tanya gadis berambut pirang.

"Li-li-li-hat?" ujar Una terpatah-patah.

"Lari!" ujar kedua gadis itu.

Kedua gadis itu kabur dari tempat mereka berdiri. Mereka di kejar dengan akar rambat yang begitu panjang. Disertai dengan duri-duri yang runcing.

"Ayo lari!" ucap Rose sambil berlari.

Langkahan kedua tungkai gadis ini begitu laju. Napas mereka terengah-engah Namun, mereka terpaksa harus lari dan menghindari akar rambat itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Una.

Rose menghentak-hentakan kakinya di atas batu berukuran jumbo itu.
Ketika itu batu-batu yang ada di atas berjatuhan dan menghalangi akar rambat itu.

"Akhirnya, berhenti juga." ucap gadis berambut pirang itu.

Keanehan pun terjadi, setiap Rose menyentuh sesuatu. Benda tersebut akan kembali indah dan seperti awalnya.

"Rose? Kita pulang aja, disini semakin aneh." ujar Una.

Rose hanya menganggukan kepalanya saja. Kedua gadis itu lenyap dari tempat mereka berdiri. Perjalanan mereka menuju istana membutuhkan waktu yang lumayan lama.

***

Sampailah mereka di gerbang istana. Kedua gadis itu menerawang keadaan tempat itu. Tanpa pikir panjang lagi kedua gadis itu pergi dari tempat mereka berdiri.

"Akhirnya, sampai juga di istana!" syukur Una dengan napas yang terengah-engah.

Sama dengan Rose, ia bisa bersyukur lepas dari rambatan akar berduri.
Keanehan menyelimuti diri gadis berambut pirang.

Tak sengaja jari-jemarinya menyentuh ranjang yang telah di lumuri warna hitam. Tiba-tiba sentuhannya membuat Ranjang itu kembali seperti sedia kalanya.

Kedua mata gadis itu membulat dengan seketika. Raut wajah mereka nampak seperti melihat setan.

"Ro-ro-se? Kok ka-ka-mu bisa lakuin itu?" tanya Una.

"Aku juga tidak tahu." jawab Rose dengan bola mata menerawang.

"Sepertinya karena benda itulah yang membuatku menjadi seperti ini." gumam gadis berambut pirang.

Hai, semoga kalian suka sama part ini... Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian, oh ya jangan lupa vote juga Makasih😄

ROSESITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang