Chapter 18

5.4K 221 37
                                    

5 jam ma, 5 jam"

Naruto tersenyum simpul saat mendengar putra semata wayangnya mengigau. Putranya ajaib, begitulah ia menarik kesimpulan. Ini sudah pagi, dan Menma tidak seharusnya masih berada di alam mimpinya.

"apa dia sudah bangun?"

Sosok Sasuke tiba-tiba saja menyembul dari depan pintu kamar yang terbuka. Dia sudah lebih segar, karena baru saja mandi.

"belum, sepertinya masih lelah" Naruto menepuk pelan punggung sempit Menma.

Sasuke masih di depan pintu, laki-laki Uchiha itu terlihat sedang menghapus liquid-liquid air yang menetes dari rambut raven nya.

"maklum saja, aku menjemputnya pukul 6 sore dan baru tiba di sini jam 10 malam" ujar Sasuke.

Sepertinya liburan mereka di perbatasan ini sedikit tertunda, karena si biang kerok nya pun masih nyaman di atas spring bed tebal nan lembut itu. sang ayah maju menggantikan peran mama nya yang bertugas membangunkan putra kecil mereka.

"kalau kau mengusapnya seperti itu dia malah semakin nyenyak" Sasuke tersenyum simpul. Mau bagaimana lagi? usapan lembut seorang ibu adalah pengantar tidur yang baik kan?

Naruto beranjak dari posisi duduknya. "kau urus dulu putra mu, aku ingin membuat sarapan" kata Naruto, sang ibu pun akhirnya berlalu hendak membuatkan keluarga kecil itu sarapan.

"hm" sahut Sasuke.

.

.

.

Terhitung sudah 5 bulan yang lalu Deidara menerima kabar kehamilannya yang sudah genap 2 bulan. Itu tandanya kandungannya pun juga sudah berusia 7 bulanan kan? Dan penyebab seorang Akasuna Deidara selalu berada di dalam rumah, juga karena paksaan suaminya yang cenderung protektif sekali pada calon buah hati mereka.

"kalau bayi nya laki-laki?"

Sasori menunduk sedikit, hanya untuk melihat maniks azure sang istri yang sedang merebahkan kepalanya di dada bidang lelaki Akasuna itu.

"kau ingin anak laki-laki?"

Deidara mendengus pelan, "ditanya kok malah balik bertanya"

Terkekeh pelan, semenjak kehamilan Deidara pipi tirus istrinya itu jadi terlihat gembil dan menggemaskan. Sasori gemas, makanya ia sering menggigitnya pelan atau menariknya sampai Deidara kesal sendiri jadinya.

"kalau aku sih laki-laki atau perempuan sama saja" jawab Sasori, diiringi senyum di wajah tampannya.

"Boleh juga" gumam Deidara.

Sejak hamil juga Deidara jadi sering bermanja-manja pada suaminya ini. ya seperti sekarang ini, meskipun niat awal hanya untuk membangunkan suaminya dari alam mimpi. Wanita berambut pirang itu malah tertarik merebahkan tubuhnya di samping suaminya.

"hmm..wangi sekali" Sasori hirup aroma citrus yang keluar dari ceruk leher Deidara. Ini menenangkan, dan membuat Sasori jadi semakin mengantuk saja.

"mau bermain sebentar?" bisik Sasori, menggoda. Dia sudah memainkan payudara montok istrinya dengan telapak tangan besarnya itu. Mereka sering make out, dan Deidara juga tidak keberatan asal masih bermain aman.

Ketika Tiga hati datang kepadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang