07.🍍

26 7 3
                                    

Happy Reading🧡

"Please Nin,kembali kaya dulu lagi.Lo bukan lagi Anin yang gue kenal."pinta Zidan.

Anin terdiam mematung ketika mendengar omongan Zidan.Sebenarnya ia juga ingin kembali seperti dulu.Tapi,keadaannya yang membuatnya seperti ini.

Kemudian Anin mendengus.

"Huh,emang dari dulu gue kaya gini.Lo aja yang ga kenal gue dengan benar."Zidan menggeleng.

"Enggak Nin,dulu lo itu ga kaya gini.Walaupun gue kenal lo belum lama,tapi gue kenal sama sifat lo."sanggah Zidan.

Lagi-lagi Anin hanya diam mematung mendengar ucapan Zidan.Apa ia harus berubah seperti dulu?pikirnya.

"Gue harap lo bener-bener berubah,gue kangen Anin yang dulu"ucap Zidan lalu pergi meninggalkan Anin yang masih diam tak berkutik di tempatnya.

KRINGGG...

Bel masuk kelas berbunyi.Anin bergegas menuju kelasnya.Sejujurnya,perkataan Zidan tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya.Ia bingung,haruskah ia berubah dan menjadi sepertu dulu lagi atau tetap seperti ini?

Anin mempercepat langkahnya di koridor karena ia tak mau dihukum oleh Pak Andre jika telat masuk kelas.Untung saja Anin tidak telat masuk kelas.

Tak lama kemudian Pak Andre memasuki kelas dan memulai pelajaran.Anin tidak mendengarkan ketika Pak Andre menyampaikan materinya.

'Kringgg kring kringg'

Bel pulang sekolah berbunyi.Anin dengan tergesa-gesa membereskan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.Ia kemudian berlari menuju ke parkiran dan menunggu Elvan disana.

Ketika di parkiran,bukannya bertemu dengan Elvan,Anin malah bertemu dengan Ezza.

"Eh,kita ketemu lagi"ucap Ezza dengan tersenyum.

Anin hanya merotasikan bola matanya malas."Mau apa lagi sih lo?"tanya Anin sedikit kesal.
Setelah ucapan Zidan di kantin yang membuat dirinya bingung dan sekarang kehadiran Ezza yang membuatnya kesal.

"Pulang bareng kamu"ucapnya santai.

"Gue lagi nunggu seseorang buat pulang bareng,jadi mending lo pergi deh"tolak Anin.

"Yaudah aku tunggu sampai orangnya dat--"ucapan Ezza dipotong oleh Anin.

"Tuh orangnya udah dateng,jadi lo pulang aja sana"ucap Anin sambil menunjuk Elvan yang tengah berjalan menuju parkiran.

Ezza kemudian pergi setelah Anin menyuruhnya pergi.

"Ayo kak cepet!"

"Sabar napa elah"

Kemudian Anin masuk mobil dan menutup pintu mobil dengan kencang.Sampai-sampai Elvan terlonjak kaget akibat perbuatan Anin.

"Kenapa sih dek?"tanya Elvan penasaran.

"Sebel"jawab Anin singkat.Elvan hanya menganggukkan kepalanya.

Sepanjang perjalanan pulang,Anin hanya cemberut tak menghiraukan Elvan yang daritadi mengoceh tidak jelas.

"Nin,lo tuh dengerin gue gak sih?!"

Anin hanya menggeleng polos sebagai jawaban.Sedangkan Elvan,dia kesal setengah mati.Saat sampai di rumah,Anin langsung menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

Kemudian ia mengunci pintunya,meletakkan tasnya di meja belajar dan langsung menuju ke kamar mandi untuk mandi karena badannya bau keringat.

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian yang santai,Anin mengecek ponselnya guna melihat adakah pesan yang masuk.Teman saja tidak punya.

Saat akan meletakkan kembali ponselnya,ia mendapat notif pesan dari nomor tak dikenal.

+623838......
|Save ya

Anin mengerutkan keningnya.Perasaan dia tak memberikan nomornya pada siapapun.

Anda
|Siapa?






























Maafkan kalo ada typo🙏
Votment💜
























ANINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang