10.🍐

27 7 3
                                    

Happy Reading(^v^)

Maafkan kalau ada typo🙏

Setelah selesai dengan sarapannya,Elvan bergegas menuju garasi untuk mengambil mobil sebelum Anin berteriak karena Anin tidak suka menunggu(?)

"Dek ayo"ucap Elvan ketika ia sudah di depan gerbang.

Anin lalu masuk ke mobil dan duduk di samping kemudi yang berarti duduk di samping Elvan.

"Tumben tadi gak teriak.Biasanya juga kalau gue lama lo teriak"heran Elvan.

"Gue lagi males teriak-teriak.Menguras tenaga aja"jawab Anin enteng.

***

Anin duduk di bangkunya ketika sudah sampai di kelasnya.Kelasnya masih sepi,karena murid di kelasnya Anin masuk kelas mepet bel masuk.Anin melirik bangku sampingnya,'Kosong' karena Anin duduk sendiri.

Bukan karena Anin dijauhi oleh anak-anak kelasnya,namun Anin memang tidak pandai bergaul dengan sekitar.Dan daripada ia memiliki teman sebangku namun tidak mengobrol sama sekali,lebih baik duduk sendiri.

'Puk'

Zidan meletakkan tasnya di samping Anin.

"Kenapa lo duduk disini?"tanya Anin pada Zidan dengan nada bicara yang tidak ada ramahnya sama sekali.

"Gue duduk disini yang nyuruh bang Elvan,katanya lo biar gak sendirian"jawab Zidan santai.

Mendekati bel masuk berbunyi,barulah anak-anak kelas X IPS 3 memasuki kelasnya.Entah apa yang dilakukan mereka untuk masuk kelas belakangan.

***

'Kring kringgg'

Akhirnya bel istirahat berbunyi.Surga dunia bagi para murid-murid yang malas mengikuti pelajaran.

Anin akan melangkahkan kakinya pergi ke kantin,namun langkahnya terhenti ketika tangan Zidan menahan pergelangan tangannya.

"Ngapain lo pegang-pegang tangan gue?"tanya Anin galak.

"Lo mau kemana?"tanya Zidan balik.

"Kantin"jawab Anin singkat,padat,dan jelas.Setelah menjawab pertanyaan Zidan,Anin melangkahkan kakinya pergi ke kantin dan dengan Zidan yang setia mengikutinya dari belakang.Seperti anak ayam mengekor induknya.

Karena merasa diikuti,Anin pun menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Zidan yang sedang menatapnya sembari cengar-cengir tidak jelas.Anin yang melihat itu mengerutkan alisnya bingung lalu begidik ngeri.Jangan-jangan Zidan kesurupan.Kira-kira begitulah yang ada di pikiran Anin.

"Lo ngikutin gue ya?"tanya Anin penuh selidik.

"E-em gue s-sebenernya disuruh bang Elvan buat nemenin lo"jawab Zidan takut.

Iya Zidan takut Anin marah.Anin kalau marah itu serem.Kalau Anin terlanjur marah/emosi,semua omongan yang diucapkan kata-kata pedas namun sesuai fakta.Zidan kan jadi ngeri.

Sesampainya di kantin,Anin langsung duduk di kursi yang kosong.

"Dan,pesenin siomay sama es teh dong!"aslinya Anin malas bicara dengan Zidan.Tapi,karena Zidan mengikutinya terus kan lebih baik dimanfaatkan.

Teman ada untuk dimanfaatkan bukan?
Kalau teman bisa,kenapa harus kita?begitulah prinsip Anin.

Tanpa ba bi bu Zidan pun segera memesankan apa yang dikatakan Anin tadi,ia tak mau Anin menunggu lama terus emosi dan ia harus mendengar kata-kata pedas dari Anin.

"Nih,pesenan lo"ucap Zidan lalu menaruh siomay dan es teh Anin di meja.

"Hmm"

'Udah dipesenin bukannya bilang makasih malah cuma 'hmm' doang.Untung temen.Tapi gapapa daripada kena semprot nanti'- batin Zidan.

***

Anin sekarang berada di parkiran sekolah.Ia sedang menunggu kakaknya.Tadi Elvan bilang,ia ingin bicara sebentar dengan Anin di cafe dekat sekolah.Jadi,daripada pergi sendiri lebih baik menunggu kan?toh juga ke tempat tujuan yang sama.

"Yok dek"suara Elvan mengagetkan Anin yang sedang melamun.Entah apa yang dilamunkannya.

Setelah sampai di cafe yang dimaksud,Elvan pun membuka topik pembicaraan.

"Ehm jadi gini dek,gue mau ngomong--"

"Ngomong tinggal ngomong sih,susah amat"

"Bisa gak kalau ada orang yang belum selesai ngomong itu jangan disela dulu"ucap Elvan serius.

'Glek'

Anin menelan ludah gugup.Sekarang ia tidak bisa membantah ucapan Elvan.Memurut Anin,Elvan kalau sudah serius itu menyeramkan.

"Gue tahu hubungan persahabatan lo sama Zidan itu kurang baik.Dan gue juga tahu penyebabnya."Elvan menghela nafas sebentar kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Anin,please kejadian 'itu' udah lama.Dan nggak seharusnya lo benci Zidan cuma gara-gara kejadian 'itu'.Itu bukan kesalahan Zidan.Zidan juga merasa kehilangan waktu itu,tapi dia ga nunjukin kesedihannya secara terang-terangan ke lo.Dia coba berusaha kuat supaya dia bisa jadi sandarannya lo.Dia juga tahu kalau kak Navya jadi korbannya."

Tanpa sadar,Anin menitikkan air matanya ketika mengingat kejadian kelam yang menimpa kakaknya 5 tahun yang lalu.

"Jadi,kakak minta tolong.Kamu jangan jauhin Zidan lagi,kalian harus perbaiki hubungan pertemanan kalian.Besok minta maaf ke dia."sambung Elvan.Anin hanya mengangguk.

"Udah jangan nangis lagi,nanti galaknya kurang"ledek Elvan.

"Ih kak Elvan mah!"

"Yuk pulang!"aja Elvan mengulurkan tangannya untuk memggandeng Anin dan diterima Anin.




























Votment❤

ANINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang