"APA!? Harry Potter jadian dengan Romilda Vane!?" teriak Leanne Douglas, salah satu teman Ginny yang duduk tak jauh daru gadis berambut merah itu. Kepala Ginny langsung menengok ke sumber suara.
"Masa, sih?"
"Yang benar?"
"Benar, kok! Aku melihat si Romilda menggandeng tangan Harry mesra!"
"Ish, tidak cocok sekali! Harry tidak cocok dengannya!"
Mendengar berita pagi yang tidak mengenakkan itu, Ginny jadi kehilangan selera makan. Masalahnya, dia tahu Romilda. Romilda adalah adik kelas Ginny dan pintar membuat ramuan cinta. Jangan-jangan... Harry minum ramuan cinta buatannya!?
"Ada apa, Ginny? Kau sakit?" tanya Luna, teman akrabnya sejak keduanya ikut Laskar Dumbledore setahun yang lalu.
"Apa? Ti—tidak, kok. Aku tidak sakit," jawab Ginny gelagapan.
"Oh, begitu... kudengar Harry jadian dengan adik kelasnya yang beda dua tahun darinya. Apa itu betul?" tanya Luna setengah melamun.
Jadi Luna juga tahu? Tanya Ginny tersentak kaget. "Kau juga tahu?"
Tapi Luna menggeleng. Tiba-tiba muncullah trio terkenal di Hogwarts: Harry, Ron, dan Hermione yang baru memasuki Aula Besar. Kerumunan teman-teman Ginny langsung kasak-kusuk begitu melihat Harry. Harry dan Ron berpakaian quidditch, sementara Hermione membawa dua buku di pelukannya.
"Ginny, sedang apa kau di sini?" tanya Ron menghampirinya.
"Aku? Sedang makan," jawab Ginny singkat.
"Kau lupa ya, hari ini kita latihan Quidditch!"
Ginny terdiam. "Benarkah? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"
Sebagai Kapten Quidditch yang baru menggantikan Angelina Johnson, Harry menjawab, " Aku minta maaf, Ginny. Aku lupa memberitahumu kemarin."
Ginny terseyum dipaksakan begitu mendengar jawaban Harry yang cuek. Memang, dia terlihat cuek. Tapi entah mengapa bagi Ginny, itu menyebalkan.
"Tidak apa-apa. Ya sudah, ayo."
"Halo, Harry, Hermione, Ron," sapa Luna dengan suara lembut yang khas. "Kalian mau latihan Quidditch?"
"Ya. Kau mau ikut melihat mereka? Ayo duduk bareng," ajak Hermione ramah.
Luna tersenyum. "Boleh. Oh ya, Harry, ada yang mau kutanyakan sesuatu."
Harry, Ginny, Hermione, dan Ron sama-sama menoleh.
"Mau tanya soal apa, Luna?" tanya Harry.
"Apa benar kalau kau pacaran dengan adik kelasmu—siapa namanya, aku lupa..."
"Romilda Vane," jawab Ginny dengan nada tak suka.
"Hah?" sahut Hermione dan Ron kaget.
"Kenapa kau tidak cerita pada kami berdua, Sobat?" goda Ron sambil menepuk pundak Harry.
"Soalnya aku dengar dari mereka," tunjuk Luna polos pada Leanne dan lainnya.
"Tidak, itu bohong," bantah Harry tegas. "Aku tidak pacaran dengannya. Aku hanya sebatas tahu dia. Mereka pasti lihat soal dia memegang tanganku. Aslinya bukan begitu, kok. Dia meminjam tanganku untuk diramal karena dia baru dapat kelas ramalan oleh Profesor Trelawney."
"Oh, jadi ceritanya dia fansmu," gurau Ron pada Harry sekaligus mengerling pada Ginny yang mukanya merah sekarang. Mengingat bahwa waktu kecil Ginny sangat mengidolakan Harry.
Usai mendengar jawaban Harry bahwa berita itu hanyalah bohongan saja, Ginny lega.
Ya, benar-benar membuat dirinya lega.