CC•5

320 71 12
                                    

Arkan baru membuka matanya ketika jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Saat nyawanya sudah terkumpul dan menyadari waktunya terlambat begitu banyak, Arkan bergegas keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Arkan membilas diri sebentar hanya agar terlihat lebih fresh. Ketika keluar dari kamar mandi Arkan bertemu dengan Allan dan Agatha yang akan berangkat sekolah.

"Kok gue tinggal?" Tanya Arkan penuh dramatisir.

"Makanya, kak, kalau Agatha bangunin itu bangun. Sudah ya, Agatha berangkat dulu, bye!" Jawab Agatha lalu segera menuruni tangga.

Sedangkan Allan hanya tersenyum singkat dan menggelengkan kepala melihat tingkah laku Arkan.

"Lan, tungguin gue dong."

Alih-alih menunggu, Allan justru melambaikan tangan dan berjalan menyusul Agatha.

"Ya Tuhan, punya kembaran, punya adik gitu amat, salah apa hambamu ini." Omel Arkan sambil melihat kedua saudaranya yang sudah keluar rumah.

Alroy tiba-tiba keluar dari kamarnya, melihat Arkan yang masih saja belum siap padahal sudah terlambat begitu banyak.

"Kenapa masih belum siap, Arkan? Mau berangkat jam berapa? Atau gak mau berangkat sekolah?" Tegur Alroy.

Arkan yang tadinya melihat lantai bawah langsung menoleh ke ayahnya.

"Eh papa, mau kok, pa, mau. Btw, mama mana, pa?" Tanya Arkan sambil menyengir.

"Kenapa cari mama?" Tanya Audrey keluar dari kamar.

"Mama kok gak bangunin Arkan sih? Arkan kan jadi telat banget sekarang, mana Arkan belum makan lagi, nanti kalau Arkan di sekolah pingsan gimana coba?" Cerocos Arkan langsung begitu melihat mamanya.

Alroy menatap Arkan dingin. "Kamu malah nyalahin mama? Cepat ganti baju, berangkat ke sekolah sana."

Arkan langsung menunduk setelah mendengar perintah Alroy. "Iy-iya, pak bos." Cicit Arkan dan segera masuk ke kamarnya.

Alroy yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. "Anak ini, sabar-sabar." Gumam Alroy sambil menatap Audrey.

Audrey terkekeh. "Persis kan kayak papanya dulu, suka telat, susah banget dibilangin."

Alroy mengangguk sambil tertawa. "Persis banget ya, untung kamu sayang. Udah ah, koko berangkat dulu."

Audrey tersenyum. "Hati-hati."

Alroy mengecup singkat kening Audrey lalu turun untuk berangkat kerja

---

Arkan melirik jendela kelasnya. Hari ini jam pertama kelasnya adalah Sosiologi, dan datang terlambat sama saja cari mati dengan Bu Asih, guru Sosiologi mereka. Setelah tadi Arkan bisa bernafas lega karena bisa lolos dari Bu Linda, sang guru BK, sekarang Arkan harus memutar otak lagi untuk bisa berada di dalam kelas.

Saat Arkan sedang berjalan mondar-mandir mencari ide, seorang wanita keluar dari kelas IPA. Arkan menghampiri wanita itu.

"Sayang." Panggil Arkan.

Ya, wanita itu adalah Fani, pacarnya. Fani membalik badan dan terkejut melihat Arkan yang baru datang.

"Telat lagi?" Tanya Fani.

Arkan mengangguk. "Iyaa, mana jam pertama Bu Asih lagi, kalau ketauan telat auto tugas numpuk, sayang."

"Kemarin emang tidur jam berapa?

"Setengah dua belas." Cengir Arkan.

Wajah Fani berubah datar. "Kan aku sudah bilang, jangan tidur malem-malem, kamu ngeyel sih, sayang. Sekarang kamu harus nerima konsekuensinya. Udah ya, aku tinggal dulu, disuruh Bu Indah ambil laporan." Pamit Fani.

Cerewet Couple [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang