Tak ingin menjawab, Niana mengambil kedua keresek dari tangan Kevin dan pergi ke dapur tanpa menatap wajahnya. Kevin hanya menghela napas pelan sebelum ia melipat kemejanya sampai siku. Niana di dapur sedang berkutik dengan kompor dan mie instan. Di kamar, Kevin sedang memungut sampah-sampah dan memasukannya ke dalam kantung keresek besar. Niana sesekali melirik Kevin yang mondar-mandir mengambil sampah yang berserakan. Sebenarnya Niana merasa merepotkan Kevin yang harus membersihkan rumahnya. Niana menghampiri Kevin untuk membantunya, tapi Kevin tolak. Kata Kevin Niana hanya perlu memasak mie instan dengan enak itu saja cukup untuk membalas jasa menjadi tukang bersih-bersih untuk saat ini. Niana hanya tertawa mendengar alasan Kevin.
Kevin tak keberatan dengan membantu Niana. Karena seperti pengasuh yang tugasnya memperhatikan, merawat dan menjaga Niana. Ia sering melakukannya. Apa lagi saat seperti ini, ia sudah ditinggalkan Ibunya. Niana pasti masih sedih dan pasti jarang memperhatikan dirinya atau sekitarnya. Membuat Kevin sangat memperketat tugasnya. Niana yang selalu bicara agar Kevin tidak terlalu memperdulikannya karena takut kalau Kevin akan terbebani oleh sikap Niana sekarang ini. Kevin menolaknya. Beberapa kali Niana bicarapun Kevin tolak. Hingga Niana tak pernah berbicara lagi, ia hanya menurut apa kata Kevin.
Tak lama setelah membersihkan kamar Niana, Kevin datang kedapur. Menatap Niana yang sibuk memasak mie. Pemuda itu menatap Niana dengan seksama. Menatap bagaimana tangan-tangan Niana yang mengaduk-aduk mie. Menatap wajah Niana yang sangat terlihat hangat meski masih ada sedikit kesedihan. Melihat rambut Niana yang digulung asal memperlihatkan leher yang putih nan bersih. Kevin memang senang menatap dan memperhatikan gerak-geriknya Niana, rasanya seperti menatap hal indah meski tertutup dengan kepedihan yang dirasakan Niana.
"Berhentilah menatapku" kata Niana. Pemuda yang memperhatikannya hanya tersenyum sambil menggeleng.
"Tidak, aku tidak menatapmu" balas Kevin bohong.
"Aku hanya menatap mie yang kau masak. Apa sudah selesai? Aku sangat lapar, kau seharusnya memberikanku upah karena sudah membersihkan kamarmu yang seperti kandang sapi ini" sambung Kevin sambil tertawa disela-sela bicaranya. Niana menatap Kevin, ada rasa kesal saat Niana mendengarnya.
"Kau ini tak iklas ya membersihkannya? Untuk apa aku tinggal di kandang sapi? Jelas-jelas ini rumah yang ditinggali manusia, bukan sapi" tutur Niana sambil menuangkan mie ke dalam mangkuk. Kevin tertawa saat mendengarnya.
"Sudah jangan banyak tertawa. Ini upahmu karena sudah membersihkan kamarku" sambung Niana sambil menyodorkan semangkuk mie yang baru matang.
"Yasudah, terimakasih" balas Kevin.
"Harusnya aku yang berterima kasih karena kau sudah mau membersihkan kandang sapi ini" Kevin hanya tertawa sambil mengangguk-angguk.
Mereka berdua sedang memakan mie buatan Niana. Asap yang ditimbulkan dari mie yang baru matang itu berterbangan keatas membuat aroma yang menggugah selera. Di sela-sela makannya, Niana mengambil dua buah botol air mineral dari kulkas. Menyodorkan satu pada pemuda yang sedang lahap memakan makanannya dihadapan Niana. Kevin mulai membuka botol dan meminumnya perlahan. Niana masih memakan mienya. Saat itu Kevin mulai berbicara.
"Aku menemukan sebuah kotak di bawah kasurmu" tutur Kevin. Niana hanya mengambil botol minumnya dan meminumnya sambil menunggu yang akan dikatakan Kevin.
"Saat membersihkan debu dengan alat pembersih, tak sengaja saat aku membersihkan bawah tempat tidurmu alat pembersih seperti terhalang sesuatu, saat aku melihat apa yang mengganjal, ternyata ada kotak. Kau tau itu kotak apa?" jelas Kevin dengan pertanyaannya. Niana hanya menggeleng. Niana memang tak tahu kalau ada kotak dibawah kasurnya.
"Apa mungkin itu milik paman?" tanya Kevin lagi.
"Entahlah, setauku Ayah tak pernah memasukan apapun ke bawah kasur. Dia hanya akan menyimpan sesuatu dilemarinya" balas Niana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Diary
General FictionBagaimana rasanya di tinggalkan oleh salah satu anggota keluarga? Apa lagi seseorang yang sangat berperan penting. Luka yang di dapat orang terdekatnya sangat membekas. Seorang Ibu yang selalu menceritakan cerita pada anaknya, saat itu ia berkata...