~~~Coba deh denger lagu ini,,, hayati sambil baca kalo punya lagunya yaa,,, terjemahan nya bikin nyesek:'(((
"Niana, ada sedikit debu, jadi Ayah mengelapnya hingga bersih. Kamarin sudah lama di biarkan, untungnya kamar ini tak terlalu kotor dan masih rapih" kata Ayah Niana. Niana hanya mengangguk kecil.
"Sekarang kau bisa tidur nyenyak. Kevin akan tidur dengan Ayah" lanjutnya.
"Kalau begitu ayah keluar dulu" sambungnya, sebelum Ayahnya keluar, Niana menahan pergelangan tangan Ayahnya. Sontak Ayahnya mentap Niana, ia hanya bisa diam memperhatikan gerak geriknya saat ini.
"Ini.. " kata Niana sambil menatap wajah Ayahnya yang kebingungan.
"Punya Ibu" sambung Niana. Ia menyodorkan kotak biru kepada Ayahnya. Niana meraih tangan Ayahnya ke sisi tempat kasur, agar ia bisa duduk untuk menjelaskan maksud Niana.
"Aku.., bukan, Kevin menemukan kotak ini di bawah kasur di apertemen. Ini milik Ibu" jelas Niana.
"Benarkah?" tanya Ayahnya.
Niana membuka kotak biru itu. Pertama yang di lihat oleh Ayahnya adalah tiga gambar poto. Ia meraih ketiganya dan memperhatikan gambarnya.
"Ini... "
"Gambar yang di ambil saat Ayah dan Ibu menikah, gambar saat aku masih kecil, dan apa ini pantai saat Ayah melamar Ibu?" tanya Niana.
"Iya, ini tempat Ayah melamar Ibumu"
Niana hanya mengangguk. Setelah itu, Niana meraih buku biru di dalam kotak.
"Ini buku Diary Ibu. Ayah pasti ingin membacanya, kan?"
"Bagaimana Ibumu bisa mempunyai buku Diary? Ayah tak pernah melihatnya menulis sesuatu"
Niana hanya menggeleng sambil menyerahkan buku yang di pegangnya kepada Ayahnya.
"Aku akan keluar sebentar. Ayah bisa membacanya sendiri" kata Niana, ia lekas pergi keluar kamar meninggalkan Ayahnya yang sedang menatap buku Diary biru milik istrinya.
•••
Niana menuju dapur. Di dapur ada nenek yang sedang minum. Niana tersenyum padanya.
"Kau sudah makan?" tanya neneknya. Niana mengangguk.
"Iya, tadi, dengan Kevin" jawab Niana. Baru sadar dengan Kevin sekarang tak terlihat di manapun setelah Niana tinggalkan di meja makan sendirian. Ia mulai bertanya pada neneknya.
"Nenek melihat Kevin? Apa dia sudah tidur?"
"Katanya dia ingin ke pantai. Ini sudah malam, kenapa dia ke pantai?" nenek Niana heran dengan Kevin.
"Kalau begitu biar Niana cari tahu" kata Niana, dan lekas pergi keluar rumah.
Malam ini sangat dingin. Untungnya Niana sudah memakai baju hangat, ia tidak perlu ke kamarnya untuk mengambil jaket. Ia tak ingin mengganggu Ayahnya.
Niana berjalan menuju pantai. Rumah nenek dan pantai tidak jauh. Sudah terdengar ombak saat Niana hampir sampai. Di pantai saat ini tidak terlalu gelap meski tak ada lampu, masih ada bulan yang bisa jadi penerang.
Di tepi pantai, Niana melihat seorang pemuda yang sedang duduk di pasir. Ia sedang menatap laut di depannya. Pemuda itu memakai baju hangat seperti Niana. Itu Kevin. Niana mulai berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Diary
General FictionBagaimana rasanya di tinggalkan oleh salah satu anggota keluarga? Apa lagi seseorang yang sangat berperan penting. Luka yang di dapat orang terdekatnya sangat membekas. Seorang Ibu yang selalu menceritakan cerita pada anaknya, saat itu ia berkata...