“Karena tak ada baiknya berpura-pura baik hanya karena ingin dianggap baik.”
***
Seorang gadis tengah duduk seraya mengaduk-aduk minumannya. Tangannya mencengkeram gelas kaca yang berisi jus yang selalu diberikan padanya tiap pagi hari. Anak kesayangan mamahnya ini selalu mendapat perlakuan yang istimewa, entah itu dari papah atau mamahnya.
Kakak lelakinya sibuk bercengkerama dengan ponselnya. Namun perhatiannya terbagi kala adiknya itu bangkit. “Ke mana, Bi? Main Uno?” Debia mengangguk. “Kenapa gak main yang lain aja? Kaya mainan yang sering dimainin sama perempuan biasanya. Coba move-on dari Uno.” Imbuhnya.
Debia tertawa jenaka meresponsnya. “Ciptain alur hidup sendiri, Raf. Diskusikan sama diri sendiri sebagai peran utama di kehidupan masing-masing. Jangan sampai orang lain yang menyetir saat lo yang bertanding.”
Selamat datang di cerita beribu rasa ;
Devara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devara [Proses Terbit]
Teen Fiction[MASIH REVISI, SEGERA BACA SEBELUM TERBIT] ⚠️ Follow author sebelum membaca, sebab beberapa chapter sudah diprivate⚠️ _________________________ (U n t u k k a m u y a n g t e r l a n j u r j a t u h c i n t a) [Baca cerita ini ketika kamu sedang bah...