BAB 24

2.5K 160 24
                                    

Menangis itu manusiawi Ale. Tapi membuat seseorang menangis adalah manusia-babi"

-Andre Praboby-

"Aleta" panggil orang tersebut.

Dengan tagu-ragu akhirnya Aleta mendongakkan kepalanya. Dan kalian tahu dia siapa? Dia Andre Praboby, teman semasa kecilnya sekaligus teman sebangkunya.

"Mau ngapain kamu kemari? Apa kamu juga akan meninggalkan Ale? Jika iya, Ale mohon pergi sekarang. Ale gak kuat mendengarnya lagi."

"Hei, ini aku bukan mereka. Kamu lihat payung ini? Payung ini ibaratkan aku yang selalu melindungi kami dicuaca panas maupun hujan. Aku bukan hujan yang akan membasahi kamu. Dan aku bukan sinar matahari yang membuat kamu kepanasan. Ini aku Andre bukan mereka."

"Akan ada waktunya kamu juga akan pergi meninggalkan aku bukan?"

"Ale dengarkan aku. Aku ini payung yang akan melindungi kamu. Yah, walaupun aku tahu kamu pasti lebih tertarik dengan jas hujan bukan? Aku tidak masalah dengan itu. Selagi aku bisa melindungi dan menjaga kamu, aku termasuk orang yang paling beruntung."

"Please pergi Andre."

"Pergi dan membiarkan kamu disini? Aku tidak setega itu."

"Kalau begitu abaikan aku, anggap aku gak ada disini."

"Mau kamu ada atau tidak, kamu akan selalu ada dihati aku."

"Ma...maksud kamu?"

"Sudahlah lupakan. Aku gak akan biarkan kamu sendirian disini. Cukup Ale! Cukup! 5 tahun aku mencari kamu! Aku selalu memata-matai rumah kamu. Tapi apa yang aku dapat? Aku hanya melihat keluargamu, tanpa merasakan kehadiranmu! Dan itu membuat aku frustasi Ale! Aku gak mau kehilangan kamu lagi."

"Ma...maafkan Aku Andre."

"Tidak masalah. Sekarang kita sudah dipertemukan. Dan aku tidak akan melepaskan kamu lagi. Aku akan selalu berada disisimu."

"Du...dulu semua orang juga pernah bilang begitu padaku Andre. Ta...tapi mereka semua sudah meninggalkan aku. Aku sendiri" lirih Ale dengan bergetar hebat

"Oh ayolah Ale! Kamu tidak sendiri. Aku ada disamping kamu. Dan akan ku pastikan begitu seterusnya."

"Aku harap begitu."

"Lepaskan semuanya Ale! Aku mohon."

"Maksud kamu?"

"Aku tahu kamu menahan tangis itu lagi bukan? Sekarang aku mohon ayo keluarkan. Aku pastikan disini tidak ada yang melihatnya."

"A...aku g...gak tahu Andre. Aku gak tahu! Sebenarnya aku ini siapa? Kenapa mereka lebih membela Selvia? Mereka bilang aku anak kandung. Tapi kenapa aku diperlakukan seperti ini Andre hikss..." tangis Ale barcampur suara hujan yang semakin deras.

"Aku akan membantu kamu Ale. Aku janji."

"Terima kasih hiks... Aku malu menangis dihadapan kamu."

"Menangis itu manusiawi Ale. Tapi membuat seseorang menangis adalah manusia-babi."

"Kamu berubah Andre."

"Itu karena kamu yang meninggalkan aku."

"Aku gak bermaksud meninggalkan kamu."

"Aku tahu. Jangan pergi lagi."

Samar-samar Ale mendengarkan ucapan terakhir Andre, setelah itu pandangannya mengabur dan gelap.

"Aleta! Sial mana kepalanya terkena benturan lagi" ucap Andre kemudian menggendong Ale tanpa memperdulikan payung yang ia tinggalkan.

Tujuannya cuma satu, yaitu Caffe pemberian Dady Aleta. Mengapa Andre bisa tahu? Itu semua karena memang sepulang sekolah ia memiliki firasat yang kurang enak.

ALETA [ HIATUS ! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang