BAB 35

5.7K 326 362
                                    

Jika mata dibalas mata, maka dunia akan buta.

-Aleta Nathalia William-


Sepergiannya Aleta dari Caffe tersebut, ia tak sengaja tertabrak dengan seseorang.

"Maaf mbak, saya tidak sengaja." ucao Aleta yang belum menyadari siapa yang telah ia tabrak.

"Hai Aleta! Kita bertemu kembali" sapa orang tersebut yang terdengar seperti nada sinis bukan sapaan.

"Oh hm kamu Sel. Hai juga. Mengapa kamu sudah pulang sekolah?"

"Darimana aja lo? Upss pantes lo gak tau, lo kan sudah dikeluarkan. Sekolah pulang lebih cepat,dan itu semua dikarenakan gue hahaha. Bagaimana kejutan yang gue berikan?"

"Huhh. Gue tau pasti ini semua ulah lo Sel. Tapi gue mohon, jangan buat seluruh keluarga gue membenci gue. Cukup! Cukup dady dan momy saja! Abang-abang gue jangan" ucap Ale dengan serius.

"Lo pikir gue bakalan nurut seperti babu begitu? Oh tidak semudah itu Aleta! LO YANG NGEBUAT GUE GAK BISA KETEMU ORANG TUA GUE! LO AKAN TANGGUNG SEMUANYA!"

"Pelankan suara lo kalau tidak mau menarik perhatian dijalanan ini. Dan masalah orang tua lo? Sorry gue bukan pembunuh."

"Sekarang gue tanya sama lo! APA ADA PEMBUNUH YANG BAKAL MENGAKU? GAK ADA KAN?"

"Gue bilang, pelankan suara lo."

"Kenapa? Biarkan saja dunia tau bahwa lo pembunuh! SEORANG PEMBUNUH!"

"Huftt gue bukan pembunuh. Gue mau tanya sama lo, jika seseorang membunuh orang yang lo sayanh apa bakalan lo balas dengan membunuh? Jika ternyata bukan gue yang ngebunuh keluarga lo, melainkan orang terdekat lo, apa lo percaya?"

"Gue akan membunuh siapa yang telah membunuh keluarga gue! Dan bukannya itu berlaku dengan lo Aleta Nathalia William? Upss sepertinya tanpa William" ucapnya tanpa dosa.

"Selvia Gulmaric dengarkan gue, jika mata dibalas mata, maka dunia akan buta."

"Oh ya? Apakah dendam bisa ditahan? Lo gak berhak seperyi yang paling benar disini Aleta! Dan yeah gue puas, rencana gue berhasil! Gue gak sia-sia masuk kekeluarga lo dan membalaskan dendam gue yang tertunda! Bahkan gue yakin setelah ini Caffe yang diberikan dady pada lo bakalan hancur! Selamat menikmati sayang" ucap Selvia beranjak pergi.

"Gue harap orang tua lo gak kecewa dengan kelakuan lo Selvia. Gue berharap semoga lo bahagia. Dan jangan membalaskan dendam lo pada orang yang nantinya bakalan lo ketahui. Gue gak masalah lo membalaskan dendam pada gue. Dan mungkin ini sudah takdir gue. Tapi tolong.... Jaga keluarga gue dengan baik" ucap Aleta yang membuat Selvia berhenti. Tapi tidak lama, Selvia mulai beranjak meninggalkan jalanan tersebut.

Melihat kelakuan Selvia, Aleta sedikit gusar. Dia takut, bahwa jika kebenarannya terungkap dan dia akan membalaskan dendam lagi. Pasti itu akan membuat ia semakin masuk kedalam dendam yang kuat. Dia akan membuat orang itu menderita. Yaitu penderitaan kembali pada sang Maha Kuasa...

Tapi tanpa Aleta sadari, penderitaan yang diberikan Selvia padanya cukup menderita. Mati secara perlahan dan tak dianggap keluarga, itu sungguh lebih mengerihkan.

"Semoga Selvia tidak terlalu terjebak dengan dendamnya" gumam Aleta.

Setelah pertemuannya dengan Selvia yang tak terduga itu, Aleta berencana kembali ke apartementnya. Sudah lama ia tidak pulang keapartementnya itu. Dan jika Aleta tidak salah dengar, Selvia tadi mengatakan bahwa sekolah pulang lebih cepat, itu berarti dia bisa menemui abanhnya dan menjelaskan semuanya!

ALETA [ HIATUS ! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang