Part 2

304 59 0
                                    


"hai, sepertinya ada tikus kecil yang tersesat"

Wonwoo terkejut saat ia mendengar suara itu, jalannya dihalangi dua orang pria bertubuh besar dan tinggi, menatap menggoda kearah Wonwoo

"oh, tidak.. aku tidak tersesat" ucap Wonwoo, ia mundur beberapa langkah menjauh dari pria yang berada dihadapannya itu.

"tikus kecil ini terlihat haus"

Wonwoo tidak ingin memperdulikan kedua pria itu, ia berusaha meninggalkan keduanya, namun jalannya kembali terhalang, kedua pria itu semakin mendekatinya.

"haruskah aku memberikanmu secangkir teh?" ucap salah seorang dari mereka dengan nada yang menggoda.

"tidak terima kasih, adikku sedang menungguku" ucap Wonwoo, ia menunduk dan menggenggam kedua tangannya semakin gugup dan cemas

Salah satu dari pria itu menunduk dan menatap wajah Wonwoo "dia sangat manis sebagai tikus"

"berapa usiamu?"

"kau tinggal didaerah ini?"

Wonwoo semakin memundurkan langkahnya "tinggalkan aku sendiri!" teriaknya, ia semakin cemas.

"kau tahu? Kumismu menakuti semua gadis" ucap pria itu sambil tertawa senang

"jadi? Kurasa dia semakin manis saat ketakutan" mereka semakin menggoda Wonwoo

Namun, tiba-tiba ada suara lain yang terdengar "disini kau sayang, maaf aku terlambat" ucap seseorang itu.

Kedua prajurit itu terkejut dan menatap pria yang menggangu mereka, pria yang datang dari arah belakang Wonwoo itu langsung merangkul bahu Wonwoo

Sementara itu Wonwoo tidak berani melihat kebelakang karna ia semakin ketakutan

"aku mencarimu kemana-mana" kata pria yang kini berada disamping Wonwoo.

"kita sibuk disini" ucap prajurit itu

"benarkah kalian sibuk?" pria yang lebih tinggi dari Wonwoo itu menatap tajam kearah kedua prajurit itu "dia mencariku, sebaiknya kalian berdua pergi saja"

Setelah mengucapkan kalimat itu, pria berambut pirang yang berada disamping Wonwoo itu mengarahkan telunjuknya lalu membuat gerakan ringan.

Gerakan jari pria itu membuat kedua prajurit itu melangkah dengan tubuh yang kaku menjauhi Wonwoo, mereka berjalan kearah belakang Wonwoo bagaikan tentara yang sedang patroli.

Wonwoo melihat kedua pria tadi yang pergi begitu saja, ia kebingungan melihat kejadian itu.

"tak bisa berhenti... berhenti... berhenti.." ucap kedua prajurit itu

"jangan meladeni mereka" ucap pria yang berada disamping Wonwoo

Wonwoo menoleh kesamping dan menatap pria yang lebih tinggi darinya itu.

"mereka sebenarnya tidak jahat" ucap pria itu kembali "mau kemana? Aku akan mengawalmu sore ini"

Wonwoo yang mendengar itu sedikit gugup saat menatap mata pria disampingnya "oh, aku, umh, mau pergi ketoko roti" ucap Wonwoo

"jangan takut, tapi aku sedang diikuti" pria itu mendekatkan wajahnya pada Wonwoo "bertingkahlah normal"

Pria itu melepaskan rangkulannya lalu meraih tangan Wonwoo dan menggandenganya, setelahnya mereka melangkah berjalan

Wonwoo sangat gugup saat ia melangkah justrus terlihat sangat kaku, mereka melintasi tembok-tembok gedung yang panjang.

Saat tengah melintasi sebuah gedung, ada segumpalan cairan kental hitam yang aneh keluar dari gedung itu, awalnya hanya satu, tapi semakin lama gumpalan itu semakin banyak.

Gumpalan aneh itu berjalan cepat mengejar Wonwoo dan pria disampingnya itu, ia semakin cemas saat melihat banyaknya mahluk aneh yang bermunculan itu.

"maaf sepertinya kau terlibat" ucap pria itu.

Mahluk aneh itu kembali bermunculan dari arah depan mereka, Wonwoo terkejut saat melihat mereka, ia langsung memeluk tangan Pria disampingnya dengan erat.

Wonwoo semakin melebarkan mulutnya karna terlalu kaget dan cemas

"sebelah sini" ucap pria itu, ia membawa Wonwoo memotong jalan demi menghindari mahluk aneh itu.

Mereka semakin mempercepat langkah dan hingga akhirnya terpojokkan oleh mahluk hitam itu

"bertahanlah" ucap pria itu, ia lalu merangkul pinggang ramping Wonwoo dan membawa Wonwoo terbang naik keatasnya

Sementara itu dibawah mereka, mahluk aneh tadi saling bertabrakan dan masih berusaha meraih kaki keduanya.

Wonwoo dan pria pirang itu semakin melambung tinggi keatas langit, karna terlalu takut, Wonwoo menekuk kedua kakinya, mulutnya sama sekali tak bisa berhenti terbuka lebar

"sekarang.. luruskan kakimu dan mulailah berjalan" ucap pria itu, mereka berdua masih berada diatas melambung diudara.

Wonwoo menuruti perkataan pria itu, ia perlahan mulai melangkahkan kakinya layaknya orang yang berjalan ditanah

"lihat? Tak terlalu sulitkan?" ucap pria itu sambil tersenyum

Mereka terus melangkah diudara, melintasi atap gedung tinggi, kedua tangan Wonwoo kini digenggam erat pria berambut pirang itu

Tepat dibawah mereka terlihat begitu ramai penuh dengan orang-orang yang sedang merayakan pesta meriah

"bagus sekali" pria itu berucap dan menatap wajah Wonwoo lalu tersenyum

Wonwoo mulai menghilangkan rasa takutnya ia semakin menikmati langkahnya seolah-olah langkah mereka sedang diringi musik dansa.

Tidak lama setelahnya, mereka sampai ditempat tujuan, pria berambut pirang itu menurunkan Wonwoo dilantai atas sebuah gedung

"akan kupastikan untuk menyingkirkan mereka" ucap pria itu setelah menurunkan Wonwoo "tapi tunggulah sebentar sebelum kau kembali keluar"

"baik" balas Wonwoo disertai senyuman, ia melepaskan genggamannya pada pria itu

"pemuda yang baik" ucap pria berambut pirang itu, ia lalu merentangkan kedua tangannya dan melompat dengan cepat kebawah.

Wonwoo yang terkejut saat melihat pria itu melompat, ia langsung berlari kearah balkon dan mencari pria tadi, namun ia tidak melihatnya lagi, pria itu menghilang ditengah keramaian.

***

Toko roti yang berada dilantai paling bawah sebuah gedung terlihat sedang ramai pengunjung.

Disisi lain toko itu ada segerombolan orang yang mengerumuni rak roti, dan tampak seorang pelayan toko sedang melayani mereka.

Bukan tanpa alasan jika rak itu dikerumuni mayoritas para pria, mereka bukan tertarik pada makanan yang dipajang pada rak, namun fokus mereka hanya pada sang pelayan yang cantik jelita.

Pelayan muda itu berambut pirang, wajah rupawan, dan bentuk tubuh yang indah, tentu saja mampu menarik minat pria lainnya untuk menggoda.

"ini, terima kasih" ucap pelayan itu

"kau punya biskuit Seungkwan?" seru salah satu diantara pembeli itu

Pelayan bernama Seungkwan itu mengambil biskuit yang berada dirak dan memberikannya pada pembeli pria berkumis itu

"aku ingin membeli beberapa lagi" ucap pria berkumis itu sembari tersenyum manis kearah Seungkwan

"ini, terima kasih" ucap Seungkwan kembali

"jam berapa kau mau pergi?"

"Berkencanlah denganku"

Mereka para pria yang terus merayu dan mengerumuni Seungkwan bagaikan semut bertemu gula tidak henti-hentinya mengucapkan banyak kata rayuan.

Dari arah dapur terdengar langkah seorang pelayan wanita yang mendekati Seungkwan lalu membisikkan sesuatu ditelinga Seungkwan.

"hyungku?"

Tbc

Moving CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang