Part 8

160 36 0
                                    

"hei, hei, hei, apa yang kau lakukan? Jangan taruh ketelnya" ucap Soonyoung lantang "kau berada dipihak mana?" tanya Soonyoung pada anak itu

"Ch-Chan? Chan? Apa yang kau lakukan?" teriak Soonyoung

Saat tengan menyiapkan ketel, anak kecil yang bernama Chan itu mendengar suara pintu terbuka, knop pintu itu berubah menjadi warna hitam, lalu ada seorang pria yang masuk

Pria itu menggunakan jubah besar, ia berambut kuning keemasan, tampak berantakan, ia berjalan menundukkan kepalanya, sehingga wajahnya tidak tampak sama sekali

Chan menghampiri pria yang baru saja masuk itu "Tuan Mingyu, selamat datang, pengantar pesan Raja tadi kesini" saat pria itu masuk pintu itu tertutup dan kembali berubah menjadi biru

"mereka bilang kau harus melapor ke istana, sebagai Jenkins dan Pendragon" pria itu tidak menjawab sama sekali, ia berjalan mendekati Wonwoo dengan kepala yang masih tertunduk

Wonwoo yang menatapnya sedikit terkejut karna penampilan pria itu, ia kembali berpura-pura memasak seolah tidak memperdulikan pria itu

Pria itu terus mendekati Wonwoo hingga ia sampai disamping Wonwoo, pria itu menatap Soonyoung lalu tersenyum lirih

"Soonyoung, kau menjadi sangat patuh" ucap pria itu kepada api iblis miliknya

"ini tidak sengaja, dia mengancamku!" teriak Soonyoung, ia berubah menjadi api merah karna kesal

"tidak setiap orang bisa melakukan ini" ucap pria itu pada Soonyoug "dan kau.. siapa?" tanya pria disamping Wonwoo itu

Wonwoo gugup, ia menolehkan pelan kepalanya pada Mingyu "ah, kau bisa memanggilku, kakek Wonwoo" Wonwoo mengucapkan kalimatnya dengan ramah, ia berusaha agar tidak terlihat gugup "aku adalah pegawai kebersihan barumu, aku mulai bekerja hari ini"

Pria itu menatap Wonwoo dengan wajah tampannya, lalu ia berusaha menggeser posisi Wonwoo dengan mendorongnya sedikit "berikan itu padaku" ucapnya

Pria itu menyentuh panci dan mengambil spatula yang digenggam Wonwoo, Wonwoo memutuskan mundur kebelakang dan membiarkan pria itu memasak

"berikan lagi dua iris daging dan enam telur" ucap pria itu pada Wonwoo

Wonwoo terpaku pada perkataan pria itu, panci penggorengan diarahkan mendekati Wonwoo, lalu ia tersadar dengan keterkejutannya, lalu menaruh dua iris daging didalam penggorengan

Setelahnya ia memberikan satu persatu butir telur pada pria itu

Pria yang bernama Mingyu itu memecahkan satu persatu telur lalu membuang cangkangnya kedalam api yang langsung diterima Soonyoung untuk ia makan

Soonyoung terlihat senang menerima cangkang telur itu "enak" ucap sang api, ia bahkan sempat menjulurkan lidahnya untuk menerima cangkang telur masuk kedalam mulutnya

"lalu.. siapa yang mempekerjakanmu untuk bersih-bersih?" tanya Mingyu pada Wonwoo

"Soonyoung yang mengijinkan, dia jijik karna tempat ini sangat jorok" ucap Wonwoo

"hmm.." Mingyu merasa masakannya telah siap "Chan siapkan piringnya" teriak Mingyu

Mingyu membawa penggorengan itu menuju meja, Wonwoo hanya kebingungan dengan pergerakan Mingyu, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan

"tunggu dulu, kalian semua akan makan sementara aku yang melakukan semua pekerjaan?" ucap Soonyoung, ia merasa semakin kesal lalu membuat tubuhnya membara semakin besar karna tidak terima

"kemarilah untuk sarapan, Wonwoo hyung" ucap Chan

Wonwoo berjalan perlahan menuju arah meja, sementara itu Soonyoung menyipitkan matanya kesal, ia mengibaskan tangannya seolah merasa panas pada tubuhnya

"duduklah" ucap Chan lagi, ia segang membersihkan piring dengan ujung lengan bajunya, sementara itu Mingyu sedang menggeser tumpukan barang yang berantakan diatas meja

Mingyu menuangkan makanan itu menjadi tiga bagian kedalam piring, Chan melihat ketel yang kosong lalu mengarahkannya pada Mingyu, mengisi ketel itu dengan sihirnya

Wonwoo duduk diseberang tepat berhadapan dengan MIngyu, ia menatap meja makan itu penuh dengan debu dan kotoran

Saat Chan memberikan secangkir teh dan Mingyu memberikan sepiring makanan padanya, Wonwoo membersihkan sedikit debu dari meja menggunakan tanganya

"mau yang mana?" ucap Chan saat menyodorkan dua sendok dan satu garpu pada Wonwoo "kau hanya dapat satu karena sisanya kotor semua" sebenarnya sendok dan garpu yang diberikan Chan tidak ada bedanya, sama saja kotor.

Wonwoo memilih sendong paling pinggir, lalu membersihkan sendok itu dengan tangannya "sepertinya ini pekerjaan yang cocok untukku" ucap Wonwoo

Mingyu sedang memotong roti gandung agar bisa dinikmati bersama telur dan daging, ia memberikan potongan pertama pada Chan

"ini Chan.." ucap Mingyu

"terima kasih" ucap Chan semangat

"ini Wonwoo.." Mingyu memberikan potongan roti pada Wonwoo

Wonwoo sedikit gugup saat menerimanya "i-iya.. terima kasih" ucapnya

"semuanya, silahkan dinikmati, selamat makan" ucap Mingyu

"selamat makan" ucap Chan semakin semangat "aku tak bisa mengingat kapan terakhir kali kita sarapan seperti ini"

Chan makan dengan lahap, cara makannya membuat Wonwoo heran "bahkan tata krama dirumah ini kacau" ucap Wonwoo menatap Chan yang membersihkan tangannya dengan cara mengelapnya pada meja

"apa yang kau sembunyikan dikantungmu, Wonwoo?" ucap Mingyu tiba-tiba

Wonwoo yang terkejut mendengarnya, hampir saja menyuapkan sesedok telur kedalam mulutnya, ia meraba saku pakaiannya

Wonwoo memasukkan tangannya kedalam saku lalu mengeluarkan sesuatu dari sana

Ia bingung saat melihat benda itu, secarik kertas berwarna merah berada dikantungnya "apa ini?"

"berikan padaku" ucap Mingyu

Saat Wonwoo akan memberikannya, dan Mingyu akan mengambil kertas itu secara tiba-tiba kertas itu terbakar dan terjatuh diatas meja.

Kertas itu habis terbakar, dan sebuah simbol pada kertas itu jadi tercetak jelas pada meja kayu dihadapan mereka

"tanda pembakaran, Mingyu hyung kau bisa membacanya?" tanya Chan

"ini sihir kuno" Mingyu menatap simbol itu "dan sangat kuat"

"apa ini dari penyihir dari Pembuangan?" tanya Chan lagi

Mingyu membaca arti dari simbol itu "kau yang menelan bintang jatuh, oh pria tanpa jantung, jantungmu akan segera menjadi milikku" Mingyu mengarahkan tangannya pada simbol itu "ini tak bagus untuk mejanya" ucap Mingyu

Mingyu tersenyum licik saat berusaha menghapus simbol mantra itu dari meja kayunya "luar biasa itu menghilang!" ucap Chan

Simbol itu telah hilang sepenuhnya dari meja milik Mingyu "tandanya mungkin menghilang, tapi mantranya masih disini"

Lalu Mingyu bangkit berdiri "aku permisi dulu semuanya, silahkan lanjutkan makannya" ucap Mingyu "Soonyoung, pindahkan kastil 60 mil ke barat"

Mingyu membawa piring yang masih berisikan makanannya lalu membuang makanan itu pada Soonyoung, yang diterima oleh api itu dengan senang hati.

Wonwoo dan Chan yang melihat kepergian Mingyu hanya bisa terdiam tanpa berkata apa-apa.

Tbc

Moving CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang