Part 10

160 34 0
                                    


Saat Wonwoo membuka pintu, ia langsung terperangah, ternyata pintu itu menghubungkannya pada sebuah teras.

Wonwoo tidak percaya apa yang ia lihat, pemandangan yang begitu menakjubkan, ia bisa menatap pegunungan, lautan, bahkan alam yang indah dari tempatnya berdiri saat ini

Udara lembah yang begitu segar bisa ia hirup, mulutnya tak hentinya terbuka lebar karna terlalu kagum, bahkan ia bisa melihat danau didepan sana

Chan yang heran Wonwoo tidak masuk kekamarnya, memutuskan keluar dan menyusul Wonwoo, ia bingung saat melihat Wonwoo berdiri di teras balkon kastil

"indahnya.." ucap Wonwoo

"ya, ini disebut danau bintang" ucap Chan tersenyum

Namun tiba-tiba Chan melihat ada sebuah tongkat bergerak-gerak dibalik teras kastil

"hei, apa yang dilakukan tongkat itu disini?" tanya Chan, tongkat itu terjebak pada celah dinding kastil

"oh, tolong bantu aku, Chan" ucap Wonwoo, ia sepertinya mengenal tongkat itu

Dengan sangat bersusah payah mereka berdua mengeluarkan tongkat itu, lalu mendirikannya diteras balkon

"ini orang-orangan sawah" teriak Chan

"aku memanggilnya kepala lobak" ucap Wonwoo "terkadang, dia selalu berusaha untuk jungkir balik"

Setelahnya tiba-tiba saja kepala lobak bergerak melompat dan berdiri bagian lain kastil itu, Wonwoo dan Chan melihatnya heran

"dia selalu mengikutiku kemana-mana" Wonwoo tersenyum pada kepala lobak "sepertinya dia sangat menyukaiku"

"itu aneh, kau yakin kau bukanlah penyihir, Wonwoo hyung?" tanya Chan, ia menatap Wonwoo heran

"oh ya, aku adalah jenis penyihir terjahat, penyihir bersih-bersih" ucap Wonwoo dengan nada yang dibuat untuk menakuti Chan

Chan merinding saat mendengar dan menatap wajah mengerikan Wonwoo

Kastil itu berjalan ditepian danau, lalu berhenti disana, Soonyoung mematikan kendali kastil agar bisa istirahat sejenak

Saat kastil telah mendarat ditanah dengan sempurna, Wonwoo dan Chan mengangkat keranjang pakaian basah keluar, mereka akan menjemur kain-kain itu disana

Dan kepala lobak seolah begitu senang, ia berniat membantu Wonwoo dan Chan untuk menjemur kain

"jangan menarik dengan keras, kepala lobak" teriak Chan, ia sedang membuat tali panjang sebagai jemuran, dan kepala lobak dengan senang hati menjadi tiangnya

Saat kepala lobak menarik tali itu, Chan justru terseret secara perlahan karena tenang kepala lobak terlalu kuat

Chan kini membantu Wonwoo mengangkat meja dan kursi untuk mereka gunakan menikmati pemandangan ditepi danau

"kurasa dia suka mencuci" ucap Chan saat melihat kepala lobak dengan sabar menunggu seluruh kain mengering

"sepertinya dia akan membuat cucian segera kering" ucap Wonwoo sembari menikmati teh hangatnya

"aku yakin dia sejenis iblis" ucap Chan "Soonyoung sepertinya tak peduli akan dia"

"kau benar, dia pasti iblis" Wonwoo tersenyum saat melihat kepala lobak "tapi dia menuntunku kesini, mungkin dia iblis yang baik

"Wonwoo hyung, aku sudah mengambil cuciannya" ucap Chan, hari telah sore, langit sebentar lagi akan menggelap

Wonwoo sangat lama berdiam diri menikmati pemandangan danau didepannya itu "oh, terima kasih Chan, saat kau tua, yang kau inginkan hanyalah melihat pemandangan" ucap Wonwoo

"ini aneh, aku tak pernah merasa damai sebelumnya"

***

Ditempat lain, MIngyu tengah terbang diudara, ia berubah menjadi burung, tangannya membentang lebar keudara, matanya menelusuk kesekitar

Ia dapat melihat dengan mata tajamnya, dibawah sana telah terjadi kebakaran diamana-mana, tak jauh dari posisinya ia bisa melihat beberapa pesawat tempur tengah menjatuhkan bom dari langit

Dari sisi lain ada pesawat tempur yang berbada, mereka saling menyerang, dan menjatuhkan lawannya, Mingyu yang hanya melintasi pertempuran itu melihat ada sesuatu yang dikeluarkan pesawat tempur lainya

Ia tahu itu apa, mahluk sebangsa dengan dirinya, penyihir.

Para penyihir itu jelas mengincar Mingyu, namun Mingyu tersenyum licik saat mereka mengejar dirinya.

Mingyu menghabisi mereka dengan caranya sendiri, menyingkirkan seluruh mahluk jahat itu.

***

Suasana kastil sangat damai, Wonwoo dan Chan sudah tertidur pulas, keadaan kastil juga gelap karena lampu utama telah dipadamkan

Ceklek

Pintu kastil terbuka seketika, ada bayangan hitam yang melangkah masuk kedalam kastil, saat tiba didepan perapian, bayangan itu menampakan dirinya, dia adalah Mingyu.

Tubuhnya dipenuhi lecet dan bau bulu yang terbakar, ia duduk dikursi depan perapian lalu menaikkan kakinya diperapian, menyandarkan kepalanya, mencoba menetralkan nafasnya kembali.

"kau tak apa? Maksudku kau sangat bau sekali" ucap Soonyoung yang menatap Mingyu dari perapian

Mingyu mengubah bentuk tubuhnya kembali seperti semula, meski ada rasa sakit saat ia menggunakan sihirnya, namun itu lebih baik untuk menghilangkan bau bulu terbakar

"kau tk boleh terbang berputar seperti itu, kau tak akan bisa kembali manjad manusia" Soonyoung mengambil balok kayu yang diletakkan didekatnya

"bukankah ini hebat? Wonwoo meletakkan ini disini untukku" ucap Soonyoung menunjukkan balok kayu pada Mingyu

"perang ini sangat mengerikan" ucap Mingyu, ia menurunkan kakinya, lalu duduk tertunduk "mereka mengebom teluk selatan sampai perbatasan utara, sekarang yang ada hanya api"

"aku tak tahan akan serangan dengan meriam seperti itu" ucap Soonyoung kesal "orang-orang bodoh itu tak punya sopan santun"

"jenisku sendiri menyerangku hari ini"

"siapa? Penyihir dari Pembuangan?"

"tidak, tapi beberapa penyihir sewaan yang merubah diri mereka menjadi monster untuk raja"

"penyihir-penyihir itu akan menyesal karena melakukan itu, mereka tak akan pernah bisa berubah menjadi manusia kembali"

"Setelah perang, mereka tak akan ingat bahwa mereka pernah menjadi manusia"

"Mingyu, bukankah kau seharusnya melapor keraja juga?"

"aku lelah" Mingyu beranjak dari duduknya, ia tidak menjawab pertanyaan Soonyoung "buatlah air panas untuk kamar mandiku" ucap Mingyu

"apa? Tidak lagi"

Mingyu berjalan kearah samping tangga, ia membuka sebuah tirai berwarna hijau tua, menatap lekat seseorang yang tengah tertidur pulas diatas sofa didalam ruangan sempit itu.

Mingyu dapat melihat dengan jelas wujud asli orang itu, dia adalah Wonwoo.

Rambut hitam, alis yang tebal, wajah tertidur dengan damai, jika saat tenang seperti ini Wonwoo akan kembali seperti semula, sangat berbeda jika ia beraktivitas.

Mingyu meninggalkan ruangan itu, ia menaiki tangga, berjalan menuju kamar mandi, menyalakan keran, dan menikmati air hangat, menenangkan dirinya untuk sejenak.

Tbc

Moving CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang