13. Pass The Brush Challenge

322 25 17
                                    


Tekan bintang sebelum membaca, spam komentar di tiap paragraf.

Komentar terbaik akan aku pasang di akhir cerita ini 😁

Tag tiga temanmu di sini💬

***

"Gimana kelas tadi?" Tanya Ayu di sela sela makanya, Anin mengangguk sebagai jawaban. Ia mengambil es teh manis milik dirinya yang baru saja tiba.

"Pelan pelan lu, keselek aja baru tau rasa!" Omel Ayu mengingatkan lagi, "eh tadi itu gua hampir aja keselek. Lagian lu ngomong mulu sih Nin." Balasnya tak terima.

"Udah udah, ayu buruan ke kelas udah mau jam Pak Reza soalnya, nanti telat suruh keluar lagi." Aqilla meleraikan.

Buru buru mereka berdua menghabiskan masing masing baksonya, "gua ke tempat permen dulu ya. Mau buat di kelas nanti"

Setelah selesai membeli permen, Aqilla dan kedua sahabatnya langsung bergegas masuk kelas. Beruntung pintu kelas masih terbuka dengan lebar, di tambah suara gaduh dari kelas ini. Tandanya jam pelajaran belum mulai bukan?

Anin dan Ayu bersiap siap mengeluarkan buku untuk belajar, agar menambah image baik nantinya. Siapa tahu pak Reza dengan baik hati akan memberikan nilai tambahan, jika melihat anak muridnya rajin.

"Siang semua," tuh kan baru saja di bicarakan, sang pemilik nama langsung muncul, khas dengan parfum maskulin yang pak Reza kenakan, dengan kemeja biru laut cerah, membuat mahasiswi menjadi semangat dalam belajar.

Tidak seperti para lelaki yang nampak kelihatan seperti biasa saja, mungkin mereka semua sedang menunggu guru baru wanita yang cantik, bisa di ajak kenalan. Atau bahkan tukeran nomer telepon.

"Sebelumnya materi kali ini adalah tentang Cerpen, di mana kita akan belajar dengan cepat. Kelas kalian saja yang tertinggal materi dari kelas lain, nanti tolong kamu simak dengan baik ya. Untuk itu buka buku paket kalian halaman sembilan enam, eum..Adit! Tolong kamu bacakan cerpen paling atas."

Kelas berjalan dengan tentram, hanya ada suara suara yang bergilir membacakan materi, "ada beberapa nilai anak yang masih kosong. Yang merasa namanya terpanggil silahkan maju ke depan!"

Semua diam, tak berkutik. Degup jantung mereka semua bekerja dengan cepat, banyak orang yang merapalkan doa supaya dirinya sudah mengejakan. Tidak masalah jika namanya belum di catat, daripada nama belum dicatat dan belum mengerjakan itu akan menjadi masalah besar bagi dirinya.

"Tasya! Kamu maju ke depan, bawa buku catatan bahasa." Tasya dengan gugup maju ke depan, sorot mata semua mahasiswa menatap ke arah Tasya, kemudian menelan salisava dengan susah payah.

"Dito! Kamu bolong tiga nilai! Bawa buku tulis bahasa." Dito merogoh dalam tasnya, mencari buku bertuliskan 'buku tulis bahasa'

"Dito!" Panggil pak Reza sekali lagi, "iya pak, tunggu dulu pak.", Pak Reza beralih ke buku nilai muridnya, meneliti nama orang yang masih kurang nilainya. Itu akan menjadi pertimbangan apakah ia lulus atau tidak nantinya.

Kelas dibubarkan sebenarnya masih ada dua jam lima belas menit lagi.  Namun,  kabarnya sang guru yang akan mengisi kelas mendadak absen.  Dan membuat kelas ini seketika riuh dan ramai,  tanpa terkecuali Aqilla yang sibuk membuka instagram miliknya. 

Mengamati followers di tiap hari walaupun per hari kadang hanya dua atau tiga orang.  Tapi itu sudah baik daripada tidak mengalami kenaikan sama sekali. 

"Gaes gua ada challens buat lu berdua nih. Gua niatnya mau ikutan yang dumm meta meta neh dumm.." Ayudia menggerakan telapak tangannya.  Membuka dan memelintir bagian telapak tangannya di wajahnya sendiri.

SANG DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang