0.4

7.8K 610 39
                                    

     Hembusan angin lembut menerpa wajah Sasuke, membuat kelopak mata itu terbuka dan menampilkan iris onyxnya yang tajam. Ia bangun dari tidurnya dan menatap sekeliling, dimana? Batinnya bertanya-tanya saat ia menyadari terbangun di tempat yang asing.

"Hiks" terdengar isak tangis yang memasuki indra pendengarannya. Mencoba bangkit dan melangkahkan kakinya menuju asal suara. Hingga onyxnya melihat seorang wanita mungil yang tengah menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya.

Sasuke berjalan mendekati sosok wanita itu perlahan, dan memberhentikan langkahnya ketika ia sudah sampai di hadapan sang wanita asing.

"Kenapa kau menangis?" tanya Sasuke lembut.

Wanita itu diam tidak menjawab, namun isak tangisnya berhenti. Perlahan ia menangkat kepalanya dan membuat Sasuke tercekat saat melihat rupa wanita yang berada di hadapannya.

"Na-naruko!?" ujarnya kaget, ia menjauhkan dirinya dari wanita yang ternyata mendiang sang istri.

Naruko menghapus sisa air matanya yang berada di pipi, ia menatap Sasuke dengan sendu. "Aku tidak masalah jika kau menikah lagi dengan wanita lain. Tapi, aku mohon jangan anak kita Sasuke." lirihnya dengan kepala yang tertunduk.

Sasuke menatap Naruko dengan tatapan yang sulit di artikan, "kau tau, aku juga tidak ingin terjebak di perasaan seperti ini. Di satu sisi aku ingin Naruto bahagia dengan pilihannya, di sisi lain aku tidak rela Naruto menjadi milik orang lain." jelas Sasuke membuat Naruko menggelengkan kepalanya.

"Kau egois Sasuke, kau tidak memikirkan perasaan Naru-chan yang selalu kau larang berdekatan dengan orang lain!!" pekiknya dengan air mata yang mengalir.

Hati Sasuke berdenyut saat melihat wanita yang berada di hadapannya menangis, ia mendekat dan memeluk sosok itu erat. "Maaf. Maafkan aku yang telah gagal menjadi seorang ayah." bisik Sasuke parau.

Naruko diam tidak membalas pelukan Sasuke, ia terus menangis mengingat perasaan terlarang Sasuke pada Naruto. Anaknya.

"Aku kecewa."

...

Sasuke terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal, ia melirik jam dinding yang berada di kamarnya menunjukan pukul 02.00 dini hari. mengusap wajahnya kasar, dan melirik ke arah Naruto yang masih tertidur pulas.

ia mendudukkan dirinya dan bersandar pada kepala ranjang. tangannya terjulur mengusap rambut Naruto pelan. pikirannya berkecamuk ketika mengingat mimpinya yang bertemu dengan mendiang sang istri.

Sasuke tau, itu salah. tapi ia tidak bisa menghilangkan rasa sayang menjerumus cinta pada putra manisnya.

helaan nafas pasrah keluar dari bibir Sasuke, menundukkan kepalanya sedikit guna mengecup kening Naruto lembut.

"maafkan daddy sayang, karna selama ini telah melarangmu berdekatan dengan pria lain. daddy hanya tidak suka, perhatianmu terbagi." lirihnya dengan tatapan sendu.

Sasuke kembali berbaring dan memeluk tubuh Naruto erat, seolah tidak ada hari esok.

maafkan aku Naruko, aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini. maaf, karna telah mengecewakanmu. batin Sasuke penuh rasa bersalah, dan setelahnya ia benar-benar terlelap.

...

Naruto berjalan di koridor sekolah dengan kaki yang di hentak-hentakan ke lantai, jangan lupakan bibir pinknya yang di majukan beberapa centi. membuat beberapa para siswa menatap gemas kearahnya.

"ish daddy menyebalkan!!!" gumamnya dengan wajah kesal. membuat Utakata yang melihat dari kejahuan terkekeh kecil, dan berjalan mendekat kearah Naruto yang terus-menerus mengoceh tidak jelas.

"ada apa dengan wajah princess pagi ini hm?" tanya Utakata lembut, membuat Naruto menghentikan langkahnya dan mendongak untuk melihat siapa yang mengajaknya berbicara.

"menyingkir! aku sedang kesal!" usir Naruto sambil mendorong tubuh Utakata kesamping. namun hasilnya nihil, Utakata tidak berpindah seincipun.

kekehan terdengar dari bibir Utakata, ia mencubit pipi Naruto gemas. "astaga, lucunya." ujar Utakata sambil memainkan kedua pipi Naruto.

Naruto memutar bola matanya malas, ia menjauhkan tangan Utakata dari pipinya. menatap nyalang pada pemuda di hadapannya. sungguh, moodnya sedang tidak bagus.

Utakata menghela nafas pelan, "mau cerita? dengan semangkuk ice cream?" tawar Utakata membuat mata Naruto berbinar saat mendengarnya.

"mau!!" rengek Naruto sambil memeluk lengan Utakata, dengan senyum manis terpatri di bibirnya.

Utakata tertawa, membuat Naruto tertegun dan memandang wajah tampan Utakata. namun semuanya buyar ketika mengingat ucapan daddynya. bibirnya kembali mencebik.

"jauhi pria yang bersama mu kemarin. atau Daddy akan membuat hidupnya tidak tenang!"

Naruto tidak habis pikir dengan sikap Daddynya. bagaimana bisa ia menjauhi Utakata? sedangkan ia menyukai sosok pemuda itu.

maaf dadd, tapi sampai kapanpun aku tidak akan menjauhi atau meninggalkan Utakata. karna aku, mencintainya.. batin Naruto.

...

to be continue

kangen ga? aku kangen loh sama kalian, kangen komen kalian. komen yang banyak ya, biar aku semangat juga lanjutnya.

eum, chap ini agak gak nyambung ya? maaf ya, soalnya aku sedikit lupa sama alurnya hehe.

see u next chapter ayangg!!!

17 Juni 2021

Daddy! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang