Part 27

96 11 1
                                    

"aggghhhhh"

"dandyyyyyy" teriak dinda

Fany yang tadinya tertawa puas seketika terdiam dan terkejut apa yang telah ia lakukan. Putra datang dan berlari menghampiri dinda yang tangannya terikat di besi. Putra pun terkejut melihat dandy sudah berlumuran darah dibagian perutnya. Fany pun berusaha melarikan diri karena takut melihat putra tapi sial baginya, putra membawa segerombolan polisi. Polisi itu menembak ke arah fany agar ia tak berhasil lolos. Tembakkan itu berhasil mengenai kaki fany. Putra membawa dandy ke rumah sakit terdekat disana karena ia takut terjadi apa apa dengan dandy

"dinda gak papa?" tanya putra khawatir

"dinda gapapa tapi dandy" lirih dinda dengan isakan tangisnya

"dinda tenang, kita bawa dandy kerumahs sakit yaa" ujar putra dan dinda mengangguk cepat

🏥🏥🏥

Putra pun langsung menghubungi mamanya dan dinda meminta putra menghubungi papanya dandy yang nomornya ia dapat di hp dandy. Selang beberapa menit, papa dandy pun datang. Alangakah terkejutnya putra, melihat yang datang adalah papanya yang sudah lama ia tak melihatnya

"papa" gumam putra

"putraa" ucap yadi dan langsung memeluk putranya yang sudah lama tak bertemu. Putra menolak pelukan dari papanya itu dan berkata "dulu papa kemana? Dan sekarang papa baru dateng? Sibuk sama keluarga baru papa?" tanpa sengaja putra meneteskan cairan bening dari matanya "dan aku baru tau sekarang, ternyata dandy anak papa!"

Dan beberapa menit kemudian datang linda dan teman teman dinda. Linda terkejut melihat yadi

"mas yadi?"

"maafin papa nak" ucap yadi sambil terduduk memegangi kaki putra dan hampir menciumnya karena ia merasa bersalah kepada anaknya itu tapi dinda menghentikannya

"pa, bangunn" ucap dinda "kak, ini bukan waktunya untuk marah sama papa, sekarang yang kita pentingin itu dandy" pinta dinda dengan isakan tangisnya

Putra terduduk di kursi rumah sakit. Ia tak mau mengulang kejadian kejadian masa lalunya yang membuatnya terauma.
Setelah menunggu kabar dari dokter, dokter yang memeriksa dandy pun akhirnya keluar dari ruang icu.

"dok, gimana keadaan anak saya dok?" tanya yadi

"benda tajam yang menusuk perut dandy cukup parah, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin supaya dandy cepat pulih, sementara ia belum sadarkan diri dan butuh waktu dalam pemulihan" jelas dokter "saya tinggal dulu"

Dinda pun langsung masuk keruangan dimana dandy dirawat. Lelaki berumur 16 tahun itu terbaring lemah, lengkap dengan peralatan medis dan jarum infus ditangannya. Didalam ruangan hening, hanya terdengar suara dari monitor detak jantung. Dinda mendekati dandy dan berkata "dandy bangun, dinda disinii, dinda mau jalan jalan lagi sama dandy" seketika tangis dinda pecah, ia tak kuasa melihat dandy terbaring lemah saat ini.

"dindaa, ini udah malem kan dinda besok sekolah jadi pulang dulu ya, besok dinda bisa kesini lagi" ujar yadi

"gamau, dinda mau nungguin dandy sampe dia bangun" ucap dinda penuh harap

"sayang ini udah Malem, besok kita kesini lagi ya" pinta linda kepada dinda dan dinda hanya mengangguk pasrah harus meninggalkan dandy dengan keadaan seperti ini

"pah dinda pulang ya" pamit dinda.

Mereka pun pulang dengan perasaan yang berat hati. Tak menyangka semua menjadi seperti ini.

🏠🏠🏠


Ini menunjukan pukul 01.12 dinda masih belum memejamkan matanya. Ia duduk dimeja belajarnya sambil menatap fotonya bersama dandy yang ia ambil selama ia berjalan dengan dandy di taman. Ia tak menyangka semua masalahnya malah melibatkan dandy. Lagi lagi dinda meneteskan air matanya dan membiarkannya membasahi pipinya. Dinda sangat lelah dengan semua ini, tapi ia hanya bisa berdoa kepada allah agar dimudahkan semua masalahnya. Dinda pun beranjak dari tempat duduknya dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Selepas beberapa menit ia sudah terlelap

***

Tok... Tok... Tok

"dinda bangun nak" panggil mama dari balik pintu

"iyaa ma dinda udah bangun kok" jawab dinda sambil keluar dari kamarnya

"sarapan dulu ya" pinta mama dan dinda mengangguk

Dinda pun langsung turun kebawah untuk sarapan pagi

"mah, dinda gamau sekolah" rengek dinda "dinda mau kerumah sakit jengukin dandy" sambung dinda dengan mata yang berkaca kaca

"sayang, kan nanti pulang sekolah kita langsung kerumah sakit yaa, mama yakin dandy bakal baik baik aja kok" ujar mama menenangkan dan dinda hanya pasrah

"kita berangkat dulu ya ma" pamit putra dan diikuti dinda "assalamualaikum" salam putra dan dinda bersamaan

🏫🏫🏫

Dinda berjalan melewati koridor kelas dengan langkah yang lunglai. Dinda tak ingin bersekolah hari ini karena dinda menghawatirkan keadaan dandy. Kalau saja dinda kemarin tidak diculik, pasti keadaan dandy baik baik saja hari ini.

"dindaaaaaaa" teriak ketiga temannya "lo gapapa kan? Ada yang luka?" tanya putri khawatir

"dinda gapapa kok" jawab dinda singkat "tapi---" ucapan dinda terputus, ia tak kuasa menahan air matanya

"din jangan nangis, kenapa?" tanya lala

"dandy"

"dandy kenapa?" tanya yuni penasaran

"dandy masuk rumah sakit, dia ketusuk pisau pas nolongin dinda" jelas dinda dan tangisnya pun pecah

"astagfirullah, fany tu bener bener gila ya, emang dinda salah apa si sama tu orang, sampe sampe nyawa dandy jadi taruhannya" celoteh putri

"yaudah lo sekarang tenang yaa, pulang sekolah kita langsung ke rumah sakit, oke" ucap yuni menenangkan

🏥🏥🏥

Setelah pulang sekolah tadi, dinda dan ketiga temannya pergi ke rumah sakit untuk menjenguk dandy. Mereka pun masuk keruangan tempat dandy dirawat. Tak ada tanda tanda bahwa dandy sadar dari komanya. Ia masih terbaring lemah

"dandy" lirih dinda "kapan dandy bangun?" tanya dinda sambil menatap dandy penuh harap

Ketiga temannya prihatin melihat keadaan dinda yang terus berharap dandy akan bangun hari ini. Tibaa tibaa...





Assalamualaikum readers😊❤
Dita mau ngucapin selamat haru raya ya, mohon maaf lahir batin 🙏
Maafin Dita kalo ada salah😁



Salam hangat
Ditafirday

Dinda Anastasya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang