Part 2

327 60 3
                                    

Pagi yang cerah, jam menunjukan pukul 05.17. Dinda sudah siap dengan pakaian seragam yang ia kenakan.
Kali ini dinda bangun agak pagi
Entah mengapa hari ini ia semangat sekali untuk kesekolah.
Tak lupa juga menyiapkan peralatan untuk di bawa kesekolah. Setelah ituu dinda pergi sarapan di dapur

"Mama, kakak, hehehe" seru dinda sambil terkekeh

"Tumben de bangun pagi, biasa jam segini masih molor" kata kak putra

"Apaan si kak, dinda kan udah gede, udah SMA jadii udah bisa mandiri lah"

"Pinter anak mama" ujar mama

Setelah selesai makan, dinda bergegas untuk berangkat kesekolah

"Ma, dinda berangkat dulu yaa"

"ade berangkat sama siapa?" tanya mama

"dinda bareng putri aja deh ma, males sama kakak lama" ucap dinda sambil mengejek

"Yee biarinn, awas lu yaa " ucap kak putra

Dinda pun berlari sambil terkekeh melihat kakaknya marah

"Assalamualikum" pamit dinda dengan teriakannya

"Waalaikumsalam" balas mama

Dinda langsung menuju ke rumah putri yang jaraknya cuman sekitar 6 rumah dari rmh dinda. setelah sampai, dinda sudah melihat putri menunggunya di depan rumahnya

"Putri? Ayok langsung berangkat aja"

"Iyaa ayok" balas putri

Selama 20 menit menempuh perjalanan dengan naik angkot mereka pun sampai di SMAN 1 dan langsung bergegas masuk kelas karenaa sebentar lagi bel berbunyi. Mereka pun diberi arahan dan pelajaran dari anggota osis dan guru guru lainnya.
Setelah itu mereka disuruh mencari tanda tangan anggota osis dan harus dikumpulkan besok

"Dinda,putri ayok kita minta tanda tangan sama kakak itu tuh" ajak yuni

"Kan kita gatau namanyaa, kalo kita gatau ga dibolehin tuh harus tau dulu namanyaa"

Putri pun langsung mengendap ngedap untuk melihat nama yang ada di almemeternya dan disitu lah kita menemukan namanya

"Eeh itu tu namanyaa Muhammad Surya, terus yang itu namanyaa aril ramadhan, ayok kita mintaiin yok" ajak putri

Dinda langsung menuju ke arah kakak osis yang namanya bertuliskan muhamad surya, lain halnya dengan yuni dan putri, mereka malah menemui kakak osis yang namanya bertuliskan aril.

"Kak boleh minta tanda tangannya?"

"tebak Namaku siapa?" Dengan wajah datarnya

"Ihh datar banget si mukanya, senyum dikit napa" batin dinda

"Hey kok diem" tanya surya

"Oh iya, nama kakak Muhammad Surya kan?"

"Pinter" ucapnya sambil tersenyum

"Gilaa manis banget pas senyum" batin dinda

"Nih" ucap kak surya

"Makasih kak"

Dinda pun langsung menuju ke tempat putri dan yuni duduk

"Eh eh din tau ga, kak aril manis banget pas senyum gilaa" ucap putri dengan ekspresi hebohnya

"Yaelah manisan juga kak reza tuh" timpal yuni

"Siapaa tau aja kan ak bisa deket sm kak aril" kata putri sambil menghayal wajah aril

"Hih apaan sih gosa berharap gitu napa, entar jatohnya sakit" ucap dinda sambil berjalan meninggalkan mereka

"Yaelah din tungguin ngapa" ucap putri dan yuni

Dinda Anastasya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang