7. Resah

33 4 0
                                    

Ro Ha, Jungwoo dan Haechan telah sampai di rumah Doyoung dengan selamat, tanpa adanya bahaya yang mengancam mereka. Di halaman rumah, sudah ada Jeno dan Mark yang tengah menunggu.

Ro Ha melamun sepanjang perjalanan. Dia masih memikirkan kejadian di pasar tadi. Ro Ha menghentikan langkahnya, wajah nya seperti sedang berpikir keras. Jungwoo menghampiri Ro Ha lalu tangannya memegang tangan kecil milik Ro Ha seperti memberi kekuatan.

"Jangan terlalu dipikirkan, nanti kepala noona bisa sakit, " ujar Jungwoo yang membuat lamunan Ro Ha terhenti. Ro Ha melepaskan genggaman Jungwoo.

Ro Ha mengangkat kantong plastik berisikan bahan-bahan masak. Dia masuk ke dalam rumah, lalu berjalan menuju dapur. Ro Ha sempat membuang nafas pelan.

"Kamu pasti sedang mengigau Ro Ha, kenapa aku berharap Jaehyun mencarimu? Sangat mustahil. "

Ro Ha berusaha melupakan kejadian saat berada di pasar. Sangat memalukan, bisa-bisanya dia bermimpi akan datang seorang Jaehyun untuk menjemputnya, itu adalah hal yang sangat mustahil.

Ro Ha memotong beberapa sayuran untuk ia buat sop hangat untuk Doyoung. Pikirannya mulai mengingat kejadian saat dia berada di pasar.

Tanpa sengaja, pisau yang ia gunakan mengiris jari telunjuk kanan miliknya. Ro Ha meringis kesakitan, dia hanya meniup lukanya. Sebuah tangan kekar memegang tangan kanan milik Ro Ha. Ro Ha langsung menoleh ke arah pemilik tangan yang memegang tangannya. Ternyata, itu adalah tangan milik Doyoung.

Doyoung langsung mengisap darah yang keluar dari jari Ro Ha. Ro Ha hanya melihat apa yang akan dilakukan Doyoung.

Doyoung menarik tangan Ro Ha untuk duduk di atas meja makan dengan Doyoung yang duduk di lesehan. Doyoung mengambil plester lalu ia tempel perlahan di luka Ro Ha.

"Aw! " ringis Ro Ha.

Doyoung menatap Ro Ha lalu kembali fokus menangani luka. Setelah selesai, niat Ro Ha ingin kembali masak ditahan oleh Doyoung.

"Jungwoo-yaa!" teriak Doyoung.

Tak lama, Jungwoo menampakkan dirinya lalu menghampiri Doyoung.

"Ada apa dokter Lee? " tanya Jungwoo.

"Lanjutkan masak Ro Ha, jari Ro Ha teriris jadi dia tidak bisa melanjutkan. "

Jungwoo mengangguk mengerti.

Ro Ha hanya bisa pasrah. Doyoung kembali menatap Ro Ha dengan penuh harapan, seperti ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Ro Ha-ssi?" tanya Doyoung.

"Aku ingin pulang Doyoung-ah, aku tidak mau selalu merepotkan mu. " Ro Ha memasang wajah permohonan.

Doyoung terdiam.

"Baik, kalo kamu mau kaya gitu. Saya akan berusaha membuat mu pulang, " Doyoung berdiri lalu meninggalkan Ro Ha dengan wajah bingungnya.

Doyoung berhenti melangkah.

"Saya gak minat sup hangat, " Ro Ha langsung menoleh ke arahnya.

"Buatlah makanan yang di sukai semua orang, jangan hanya memprioritaskan satu orang. " Doyoung kembali berjalan keluar rumah.

"Tapi kalau aku sudah memprioritaskan satu orang gimana? Apalagi orang itu adalah Lee Doyoung. " Ro Ha memanyunkan bibirnya.

Sebenarnya Doyoung masih bisa mendengar perkataan Ro Ha karna dia masih belum sepenuhnya keluar dari rumah. Doyoung hanya tertawa kecil lalu menghampiri Jeno, Mark dan Haechan di gubuk rumahnya.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang